SISTEM
RIBA MENJERAT UMAT ISLAM DI AKHIR ZAMAN
Allah SWT dan Rasul-Nya Telah melarang
Riya dan Riba
Riba dan riya sangat
jelas dan terang telah di larang dalam Al Qur’an dan Sunnah yang berarti
hukumnya adalah haram. Namun dalam system pemerintahan sekuler sekarang ini,
riba justru telah dihalalkan. Sistem sekuler modern adalah ciptaan Zionis,
penuh dengan riya dan riba yang merupakan bagian dari kesyirikan. Syirik yang tersembunyi (khofi) yaitu
mempertontonkan amal kepada orang lain untuk mendapatkan pujian, kedudukan,
pangkat, dan pencitraan untuk mendapatkan simpati agar bisa terpilih menjadi
seorang pemimpin. Inilah yang yang
perankan para pejabat, pemimpin dan politisi walaupun yang mengaku dari partai
Islam sendiri. Hal ini sudah ditegaskan
dalam hadist antara lain Hadist riwayat Abu Sa’id Al Khudri : Rasulullah SAW pernah keluar
bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal,
maka beliau bersabda,” Maukah Aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu
yang lebih Aku khawatirkan terhadap kalian dari pada Al Masih Ad Dajjal
?”. Kami menjawab,”tentu”. Beliau
bersabda,” Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan sholat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar
ada seseorang yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu Majah). “Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana
syirik menyia-nyiakannya”. (HR. Ar-Rabii’). “Sesungguhnya riya adalah
syirik yang kecil”. (HR. Ahmad dan Al Hakim). “Barang siapa mencari
popularitas dengan amal perbuatannya, maka Allah akan menyiarkan aibnya dan
barang siapa yang riya dengan amalnya, maka Allah akan -
Dan jika sesuatu yang telah
diharamkan dalam Al Qur’an dan Sunnah namun dihalakan manusia atau pemimpin
suatu kaum, maka itu adalah bagian dari syirik.
Dengan demikian system sekuler ini telah menjerat umat Islam ke dalam kesyrikan kecuali bagi yang beriman,
berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Hadist dan bagi yang menjaga
ketauhidannya. Kita hanya dihadapakan
pada dua pilihan yakni bertauhid atau syirik.
Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(an-Nisaa’ 4:48)
Riba dengan tegas telah dilarang,
di mana Allah SWT dan Rasul-Nya telah melarang penggunaan riba (Surat Al
Baqarah 2:275-279) bahkan pada ayat
278-279 Allah SWT dan Rasul-Nya telah menyatakan perang terhadap riba. Surat Al Baqarah 2: 278-279 Allah SWT
berfirman ;
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman”. (Al Baqarah : 278)
“Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (Al Baqarah : 279)
Kemudian ketika haji wada’(haji terakhir), beliau
(Nabi Muhammad SAW) menyampaikan pesan dan mengingatkan umatnya kembali untuk meninggalkan riba.
CERAMAH
NABI MUHAMMAD SAW DALAM
HAJI WADA’
“Hai manusia ! Sesungguhnya harta dan
darah kalian diharamkan bagi kalian, hingga kalian bertemu Tuhan kalian. Seperti hari kemulyaan hari kalian ini dan
bulan ini…Dan kalian akan menjumpai Tuhan kalian, maka Dia akan Tanya pekerjaan kalian dan semua
telah disampaikan….Jika kalian dapat amanat, maka sampaikanlah pada yang
berhak. Dan semua riba dilarang dan bagi
kalian harta benda, tidak aniaya dan dianiaya, pikirkanlah hai, manusia !
perkataan ku ini.. Karena Aku telah menyampaikannya, Aku telah tinggalkan
kepada kalian, jika kalian pegang, tidak akan tersesat, yaitu Al Qur’an dan
Sunnah Ku.
“Hai, manusia! Dengarkanlah
perkataanKu..! Ketahuilah, bahwa setiap muslim saudara muslim dan muslim itu
bersaudara. Tidak halal bagi seseorang
dari saudaranya kecuali apa yang diberinya.
Jangan menganiaya diri kalian…!
Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.(QS 5: 3)
Dalam Surat Ali Imran 3: 130
Rasulullah SAW juga memperingatkan para sahabatnya tentang riba agar mereka
meninggalkan riba dan menjauhkan riba.
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (Q.S.3 : 130)
Dan dalam Surat Ar-Ruum : 39
Allah SWT dan Rasul-Nya telah menjelaskan bahwa sistem zakat dan sadoqah lebih
baik dari pada sistem riba.
“Dan
sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.
Kemudian bila kita
lihat dalam Al Kitab sebelumnya (Taurat), Allah dan Rasul-Nya juga melarang
riba bagi kaum Yahudi. Namun apa yang
kita temukan ? Allah SWT telah memberitahukan tentang kebengkokan terhadap
kitab-kitab terdahulu dalam Surat Al – Kahfi 18: 1, “Iwaj” (kebengkokan). Dan Allah SWT berfirman dalam Surat An Nisaa’
: 160-161 ketika Nabi Isa a.s memerangi riba yang dilakukan oleh orang-orang
Yahudi.
“Maka disebabkan kelaliman
orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, (An Nisaa’ : 160)
“dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa
yang pedih”.
(A Nisaa’ : 161)
“Mereka itu (Yahudi)
telah mengkonsumsi riba walaupun Kami telah melarang mereka” begitulah Allah SWT
menegaskan. Sebelum Al-Kitab (Taurat) di
turunkan orang-orang Yahudi telah
mengkonsumsi riba dan setelah kitab ini (Taurat) di turunkan, Allah SWT telah
menyatakan haram dalam kitab ini (Taurat) untuk mengkonsumsi riba Bagi bangsa
Yahudi. Namun kitab ini (Taurat) telah
di rubah/ “dibengkokan” dimana bagi bangsa yahudi (Bani Israel) meminjamkan
uang dengan bunga (riba) sesama bangsa Yahudi adalah haram, namun di katakan
halal meminjamkan uang dengan bunga bagi mereka yang bukan bangsa Yahudi.
Dari hadist riwayat Imam Bukhari kita diberitahu bahwa wahyu yang terakhir turun adalah wahyu
tentang peringatan Allah dan Rasul-Nya tentang riba yaitu Al Baqarah 2;
278-281yang diterima Rasulullah SAW setelah haji Wada’. Hadist dari Ibnu Abbas ra, dia berkata,
“ayat terakhir yang diturunkan kepada kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat
tentang riba” (HR.Bukhari). Ini berarti begitu gigihnya Rasulullah SAW
mengingatkan umatnya tentang riba, sebab beliau tahu bahwa yang dikuatirkan
beliau yang akan menimpa dan menyesatkan
umatnya di akhir zaman salah satunya adalah fitnah tentang riba. Naudzibillahmindzalik………………..
Dan ketika akhir zaman
sudah datang, kita akan tahu dan merasakan sebuah serangan riba. Apakah serangan riba sudah datang sekarang
ini? Peminjam uang dengan bunga sudah
ada di mana-dimana, sudah ada di muka umum berkedok bank, dan di ikuti bentuk
usaha lain seperti koperasi, pembayaran kredit/leasing, belanja kartu kredit
dan bentuk usaha lain dengan memberikan dua macam harga (harga cash dan kredit)
adalah bagian dari system riba . Kita
dapat melihat sendiri system perbankan diikuti koperasi dan bentuk usaha lain berdasarkan
system riba, adalah datangnya dari Dajjal.
Namun sebagian dari umat Islam menyatakan bahwa ini bagian dari bisnis
dan halal hukumnya. Nauzubillahmindzalik...... Jika anda telah terperangkap olehnya (bunga
bank/koperasi) maka anda akan mendapatkan fitnahnya dunia dan di akherat. Wallahu’alam......................
Allah SWT dan Rasulnya
(juga nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW) telah melaknat system riba,
dalam Al Quran dan Hadist sudah di jelaskan bahwa system riba haram hukumnya
dimana system riba akan melahirkan kapitalis yang hanya menguntungkan
kepentingan pribadi semata. Allah SWT dan Rasulnya telah memberitahu kita bahwa
system zakat lebih menguntungkan kepada umat (masyarakat) pada umumnya, karena
kebahagian hidup pribadi ada dalam kebahagian hidup masyarakat (umat).
Sekarang ini begitu
dahsyatnya serangan riba, riba sudah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia, riba
sudah dihalalkan oleh umat manusia, baik negara sekuler modern maupun negara
yang menjalankan “syariah” seperti Arab Saudi dan Malaysia tidak terlepas dari
riba bahkan orang beriman sekalipun akan terkena debunya riba. Hal ini sudah
ditegaskan dalam hadist “Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang
tidak makan uang riba. Kalau tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau
debunya)”. (HR. Abu Dawud). Dari
Ibnu Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. itu melaknatkan kepada orang
yang makan harta riba dan orang yang menyerahkan harta riba itu kepada orang
lain -sebagai hibah, hadiah dan sebagainya-.” (Riwayat Muslim), Imam
Tirmizi dan lain-lain menambahkan: “Juga dilaknat kedua orang saksinya serta
juru tulisnya.”“Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka
mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah.”(HR.
Ath-Thabrani dan Al Hakim,). Apakah kita
berada pada akhir zaman di mana riba telah merajalela? Di suatu
zaman di mana sebagian umat Islam tidak mampu lagi membedakan yang halal
dan haram ? Nauzubillah mindzalik …..
Dan Rasulullah SAW pernah berkeluh kesah
kepada Allah SWT bahwa umatnya nanti (di akhir zaman saat ini) sebagain besar
tidak akan mengacuhkan Al Qur’an dan Sunnah nya lagi…
“Berkatalah Rasul: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak
diacuhkan".(Al Furqan 25:30)…
Rasulullah saw.
bersabda: “Sungguh kamu sekalian akan mengikuti sunah orang-orang sebelum
kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun
mereka masuk ke dalam sarang biawak kamu sekalian pun akan mengikuti mereka.
Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani?
Beliau menjawab: Lalu siapa lagi selain mereka”. (Shahih Muslim ).
Sistem Riba cara Yahudi menguasai dunia dan Menyedot Kekayaan Alam Indonesia.
“Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka
mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi
miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika
Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At
Taubah 28]
Saat itu perekonomian kota Mekkah dipegang oleh orang-orang
kafir. Namun Allah memerintahkan Nabi agar mengusir orang-orang kafir dari
Mekkah.. Ummat Islam takut bahwa perekonomian terganggu dan mereka jadi miskin.
Karena itu turun ayat tsb.
Saat ekonomi dikuasai orang kafir, mereka justru
memiskinkan kita. Segala kekayaan alam kita dirampas sehingga meski negeri kita
kaya, tapi rakyat kita miskin. Inginkah kita terus seperti itu?
Arab Saudi, Iran, Qatar, Kuwait, Malaysia yang
lebih independen dari Indonesia kenyataannya lebih makmur daripada Indonesia.
Sebetulnya dominasi Yahudi AS di Indonesia sudah
sangat kental. Cuma umat Islam saja banyak yang tidak sadar atau tidak tahu
atau tidak mau tahu sama sekali.
Dan ternyata perusahaan-perusahaan migas asing
seperti Exxon Mobil, Chevron, Conoco, Amoco, BP, Arco, dsb merupakan pecahan
dari Standard Oil yang dimiliki oleh Rockefeller. Rockefeller ini ditengarai
sebagai Yahudi dan pemikirannya sejalan dengan Zionis. Perusahaan-Perusahaan “Yahudi AS” (jika ini benar) telah menguasai
90% migas di Indonesia.
Freeport di mana mantan Menlu AS Henry Kissinger
menguras emas, perak, dan tembaga Papua mendapatkan puluhan trilyun (dan
mungkin sebetulnya ratusan trilyun) per tahun dari kekayaan alam Indonesia.
Hebatnya sekali, untuk mendapat 10% saham perusahaan tsb Indonesia harus bayar
mahal. Padahal mereka mendapatkan tanah milyaran meter per segi berikut emas,
tembaga, perak secara “Gratis” dari Indonesia.
Negara-negara lain seperti Malaysia, Arab Saudi,
Qatar, Kuwait, Venezuela, Iran, Norwegia, dsb cukup waras untuk menguasai
kekayaan alam mereka lewat BUMNnya sehingga rakyat mereka makmur sejahtera.
Pimpinan pertama IMF Camille Gutt, adalah seorang Yahudi. Begitu pula dengan
pimpinan IMF tahun 2010, Dominique Strauss-Kahn. Pimpinan pertama Bank Dunia
Eugene Meyer dan juga kebanyakan pimpinan WB serta Robert P Zoellick adalah
Yahudi.Dengan menguasai hak mencetak kertas jadi uang, mereka paksa dunia menjual BUMN-BUMN dan kekayaan alam yang dikelola untuk mereka kuasai melalui program PRIVATISASI. Hendaknya ummat Islam serta tokoh-tokoh Islam menyadari hal ini. Jika tidak, kekayaan alam umat Islam akan terus di sedot oleh Zionis dan ekonomi ummat Islam akan terus dikendalikan oleh Zionis Yahudi. Dan umat Islam-pun akan tetap hidup di bawah garis kemiskinan. inilah satu satu ujian/cobaan/fitnah umat Islam di akhir zaman.
Perusahaan rokok Phillips Morris (pemegang rokok
Marlboro dan Sampoerna) juga mengeruk ratusan trilyun rupiah dari rakyat
Indonesia.
Freeport Mc Moran juga ternyata satu perusahaan
Yahudi yang mengeruk emas, perak, dan tembaga di Papua. Henry Kissinger, mantan
Menlu AS, yang merupakan salah satu Direkturnya. Diperkirakan dari gunung
Grassberg saja, Freeport bisa mendapatkan US$ 50 milyar (Rp 500 trilyun!).
Perusahaan pertambangan lainnya adalah Rio Tinto, BHP Billiton, dsb.
Namun ummat Kristen ada yang menyadari bahwa
Yahudi dengan kekuatan bisnisnya menghancurkan perusahaan-perusahaan umat
Kristen.
Saya pelajari sekilas Presiden Bank Dunia, ternyata (apakah kebetulan?)
mayoritas Yahudi semua dari Presiden pertama Eugene Meyer, hingga
presiden-presiden terakhir seperti:
Lewis T. Preston, James Wolfensohn, Paul Wolfowitz, Robert Zoellick.Ada pun John J McCloy, Robert McNamara dan Jim Yong Kim (Korsel) meski bukan Yahudi namun sangat dekat dengan Zionis Yahudi. Bahkan McNamara-lah yang menjerumuskan AS ke dalam perang Vietnam. Beberapa dari Presiden Bank Dunia tersebut terlibat aktif di bidang politik. Paul Wolfowitz sebagai contoh adalah zionis Yahudi ekstrim yang menjerumuskan AS ke dalam perang Iraq.
Daftar Presiden Bank Dunia
- Eugene Meyer (Juni 1946–Desember 1946)
- John J. McCloy (Maret 1947–Juni 1949)
- Eugene R. Black, Sr. (Juni 1949–Januari 1963)
- George D. Woods (Januari 1963–Maret 1968)
- Robert S. McNamara (April 1968–Juni 1981)
- Alden W. Clausen (Juli 1981–Juni 1986)
- Barber B. Conable (Juli 1986–Agustus 1991)
- Lewis T. Preston (September 1991–Mei 1995)
- James D. Wolfensohn (Juni 1995–Mei 2005)
- Paul Wolfowitz (Juni 2005–Mei 2007)
- Robert Zoellick (Juni 2007–Juni 2012)
- Jim Yong Kim (Juni 2012-...)
* Eugene Meyer (June 1946–December 1946) – Yahudi
* John J. McCloy (March 1947–June 1949)
* Eugene R. Black, Sr. (1949–1963) – Yahudi
* George D. Woods (January 1963–March 1968) – Yahudi
* Robert McNamara (April 1968–June 1981)
* Alden W. Clausen (July 1981–June 1986) – Yahudi
* Barber Conable (July 1986–August 1991) – Yahudi
* Lewis T. Preston (September 1991–May 1995) – Yahudi
* James Wolfensohn (May 1995–June 2005) – Yahudi
* Paul Wolfowitz (1 June 2005–June 2007) – Yahudi
* Robert Zoellick (1 July 2007–2012) – Yahudi
* Jim Yong Kim (2012-present) - KORSEL
Pimpinan IMF
Masa Jabatan kepimpinan IMF adalah 4 tahun. Berikut merupakan daftar managing director IMF.
Pimpinan IMF dari awal sampai sekarang berasal dari negara Zionis. Bahkan ternyata pimpinan pertama IMF, Camille
Gutt, ternyata seorang Zionis Yahudi. Begitu pula dengan Managing Director IMF pada tahun 2007-2011, Dominique Strauss-Kahn.
Ternyata keluarga Rothschild menguasai Bank
Sentral Inggris sementara Bank Sentral AS, Federal Reserve Bank, dikuasai oleh
keluarga Rothschild dan Rockefeller. Dengan menguasai Bank Sentral Inggris dan
AS, mereka menguasai uang dunia.
Bahkan Bank Sentral Indonesia, BI, sekarang
diswastanisasi sehingga lepas dari pemerintah berdaulat hasil pilihan rakyat.
BI “bekerjasama” dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang
jelas-jelas dikuasai Yahudi. Jadi pemerintah pilihan rakyat sudah tidak
berdaulat lagi terhadap BI, sementara Yahudi melalui IMF dan World Bank serta
Perbankan dan Sekuritas yang mereka miliki justru punya pengaruh terhadap BI.
Dari tulisan di bawah, kaum Yahudi dari keluarga
Rostchild mengenalkan Fiat Money pada tahun 1971. Uang kertas yang tidak
didukung cadangan emas/perak. Sebelumnya, uang AS selalu diback-up dengan
emas/perak (credit money) sehingga nilainya jelas.
Dengan dihapusnya dukungan emas, maka nilai
Dollar AS tergantung pada “Pelaku Pasar Uang.” Nilai uang berubah-rubah setiap
hari. Agar nilai uang kertas “stabil” para pemerintah melalui Bank Sentral
mengeluarkan bunga seperti “Fed’s rate” atau SBI misalnya 7,5% per tahun. Jadi
seandainya kaum Yahudi tersebut mengumpulkan uang Rp 1000 trilyun melalui Bank
atau Sekuritas yang mereka miliki, maka mereka dapat Rp 75 trilyun dari hasil
bunga/riba tersebut.
Krisis Moneter di tahun 1998 yang menyebabkan
nilai rupiah jatuh dari Rp 2.400/1 US$ ke Rp 16.700/1 US$ hanya dalam beberapa
bulan oleh spekulan valas Yahudi dengan George Soros menunjukkan pengaruh kuat
kaum Yahudi di Indonesia. Bahkan George Soros pernah bertemu dengan Wapres Boediono
yang dulu menjabat sebagai Direktur BI di era Soeharto dan mantan presiden SBY
sampai Jokowi yang menjabat Presiden saat ini . Jatuhnya mata uang Malaysia,
Singapura, Thailand, Filipina, dan Korsel menunjukkan bahwa di negara tersebut
juga dipengaruhi kekuatan Yahudi Soros cs. Perubahan kebijakan nilai tukar dari
fixed rate (rupiah dipatok tetap terhadap dollar) menjadi floating rate menjadi
peluang bagi Soros cs untuk berspekulasi dengan valas. Nilai rupiah jadi
berubah-rubah setiap hari tergantung nilai yang diberikan oleh Soros cs.
Pasar Saham/Bursa Saham juga memungkinkan
orang-orang Yahudi yang bergerak di bidang Sekuritas / investment manager untuk
membeli saham-saham BUMN yang diprivatisasi.
Mungkin ada yang berkata ini Teori
Konspirasi/Paranoid. Tapi beberapa link seperti Wikipedia, menurut saya cukup
valid.
Sekarang kita berada
di akhir zaman, dan tulisan ini hanya mengingatkan saudara se-iman, bagi yang
tidur panjang agar bangun dari tidur panjangnya dan melihat dengan mata hati nya. Sekarang kita
dihadapkan dua pilihan dan tergantung kita sendiri memilihnya, mau memilih
surga atau neraka......................Walluhu’allam bish-showab.............................
By; Abu Zahra bin Bais