Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 11 Januari 2015

PENYIMPANGAN AGAMA YAHUDI DAN NASHRANI OLEH SANG DAJJAL



PENYIMPANGAN AGAMA YAHUDI DAN NASHRANI OLEH SANG DAJJAL


Awal Kejatuhan Bani Israel


Dan telah kami tetapkan terhadap (Bani Israel) dalam kitab itu : "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (generasi) dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid (al Aqsa), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai." (QS Bani Israil 17:4-7)

  "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sesunguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (Bani Israel) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; diantaranya ada yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar mereka kembali (kepada kebenaran)" (QS al-‘Araf 7:167-168)
Dalam bab ini, penulis akan memberikan pengantar awal kejatuhan dari Bani Israel setelah wafatnya Nabi Sulaiman as. Yang perlu Anda ketahui pula bahwa agama Islam itu telah pecah menjadi golongan-golongan yang jauh dari ajaran awalnya itu bermula pada Bani Israel. Jika selama ini Anda mengetahui bahwa Syiah, Ahmadiyah adalah "sempalan" dari agama Islam, maka sebenarnya agama Yahudi dan Nashrani juga aliran yang telah menyimpang dari agama Islam semenjak wafatnya Nabi Sulaiman as. Yahudi dan Nashrani, kedua-duanya merupakan agama yang keluar dari ajaran Nabi Musa as yang mana nota bene Nabi Musa as membawa dogma Tiada Tuhan Selain Allah. Dan ini inti agama Islam. Bila Anda membaca ayat surat ke-17 (Bani Israil) di atas tadi maka ada dua kali hukuman Allah atas Bani Israel. Dalam tafsir al Azhar, milik ulama karismatik Buya Hamka, ini ditafsirkan sebagai hukuman yang menimpa Bani Israel pada masa-masa pengusiran, pembunuhan dan pembantaian pada zaman Nebukanedzar.
 Tetapi pertanyaanya adalah kapan masa hukuman pertama dan hukuman kedua? Ada yang menafsirkan bahwa  hukuman pertama dan kedua ini dibagi menurut zaman kedatangan sebelum dan sesudah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Hukuman pertama adalah semua pengusiran, pembunuhan dan pembantaian Bani Israel pada masa sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dan masa kejayaan pertama mereka pun sebelum risalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: Nabi Sulaiman as. Sementara hukuman kedua adalah masa setelah risalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, baik itu yang dilakukan oleh Hitler maupun oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri ketika tiga suku Yahudi di kota Madinah diusir. Dan ini belum berakhir. Sebab seperti yang Allah tegaskan di ayat tadi, mereka akan dihabisi di Palestina pada saatnya nanti di masa mendatang. Janji Allah akan ditetapi dalam bentuk pemusnahan Bani Israel yang diwakili oleh Yahudi (Zionis) dan kaum Nashrani yang membantu mereka di tanah suci Palestina: " Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.."(QS17:5).  Dan kejayaan kedua Bani Israel adalah pada saat ini, yang mana diwakili oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan pastinya, Israel (Yahudi yang terpencar keseluruh dunia). Namun Bangsa Yahudi sekarang bukanlah Bani Israel keturunan Sam bin Nuh/Bangsa Semit, tapi orang-orang penganut Talmudian dari keturunan Yafits bin Nuh yang disebut juga golongan Yakjuj dan Makjuj (Bangsa Perusak , pengahancur dan selalu mengobarkan api peperangan).
Banyak orang-orang  masih menyebut bahwa Bangsa Yahudi sekarang sebagai Bani Israel. Memang Bani Israel ini pecah menjadi dua kubu besar dengan bendera agama sempalan dari Islam yang dibawa oleh Nabi Musa as, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Daniel, Nabi Samuel, Nabi Yahya as (Nabi Yohanes sang Pembaptis), Nabi Isa as, dan Nabi umat Bani Israel lainnya, yang semuanya tentu membawa satu dogma: “Tiada Tuhan Selain Allah” dengan syariah yang berbeda pada kondisi waktu dan tempat. Sebagai pengantar masuk pada babak penting ke bentuk agama Yahudi dan Nashrani ini, penulis sengaja memberikan kepada Anda bagaimana kutukan dan hukuman Allah terhadap Bani Israel. Disebutkan dalam al Qur'an secara umum, tetapi oleh Bibel lebih terperinci. Hukuman abadi terhadap Bani Israel. Lalu bagaimana dengan kita, umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, umat Islam secara keseluruhan? Kata Buya Hamka dalam tafsirnya, Bani Israel dikisahkan oleh Allah sebagai bahan pelajaran dan hikmah untuk kita agar kita tidak seperti mereka. Ingat apa yang terjadi di Spanyol (al Andalusia) adalah hukuman Allah atas umat Islam, persis apa yang terjadi pada Bani Israel. Bagaimana hukuman Allah pertama untuk Bani Israel ini? Mengapa mereka dihukum?

Lahirnya nama Yahudi untuk Bani Israel
 Peta kerajaan Judah (Yahuda) dan Israel Pasca wafatnya Nabi Sulaiman as pada 931 SM, Rehoboam, salah satu putranya, naik tahta untuk menjadi raja. Ketika ia menjadi raja, para tetua Israel menjumpainya untuk menuntut ganti rugi atas keluhan-keluhan politis dan religius. Dan sang juru bicara mereka adalah Jeroboam, seorang jenderal Israel yang telah kembali dari pengasingannya di Mesir karena melarikan dari kegagalan kudeta atas kekuasaan pemerintahan Nabi Sulaiman as. Rehoboam menolak mendengarkan suara konsiliasi dan moderat. Sebaliknya, ia mengirimkan angkatan bersenjata melawan Israel namun ia kalah telak. Kekalahan ini dimanfaatkan oleh Jeroboam untuk membentuk kerajaan baru, kerajaan Israel. Pecahlah kerajaan yang telah dirintis oleh Nabi Daud as hingga Nabi Sulaiman as menjadi dua kerajaan baru: Judah (Yahuda) dengan rajanya Rehoboam di wilayah Selatan dengan ibu kotanya Jerusalem dan Israel di wilayah Utara dengan ibu kotanya Samaria/Syakem dan rajanya adalah Jeroboam. Kerajaan Judah didukung oleh dua suku dari bani Israel sementara kerajaan Israel didukung oleh 10 suku. Perpecahan ini terus berlangsung hingga 100 tahun lamanya. Kerajaan Israel merupakan kerajaan yang rawan di mana penguasanya rata-rata hanya mampu bertahan selama 11 tahun. Semuanya, ada 9 dinasti, jatuh-bangun sepanjang 212 tahun periode monarki. Dan bahkan ada satu dinasti saja yang mampu bertahan hanya dalam waktu 7 hari. Hanya sedikit dari kesembilan raja yang menempati tahta wafat karena sebab-sebab alamiah, sakit atau tua.
Sejarah kerajaan Judah tak kalah riuhnya. 20 raja memegang kekuasaan rata-rata bertahan selama 17 tahun, akan tetapi semuanya dari dinasti yang sama. Dengan pecahnya kerajaan Palestina ini, maka musuh-musuh Bani Israel di masa Nabi Sulaiman as bersiap-siap untuk menaklukkan mereka. Dalam diri Bani Israel sendiri mulailah pula kerusakan secara sosial dan religius terjadi. Mereka mulai melupakan ajaran-ajaran dari Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as serta beberapa petunjuk dari Nabi Daud as dan Nabi Sulaiaman as. Bahkan ada sekelompok Bani Israel yang masih percaya kepada ilmu sihir Mesir kuno mulai berani tampil. Dan mereka mengklaim bahwa ilmu sihir ini legal secara hukum Taurat karena Nabi Sulaiman as memiliki tentara dari bangsa Jin yang menurut mereka adalah tidak mungkin seorang manusia dapat memerintah bangsa Jin jika tidak memiliki ilmu sihir. Inilah yang disinggung oleh Allah dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 102; “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui . Dan mereka ini yang mempelajari ilmu sihir ini menyampaikannya secara lisan dan sembunyi-sembunyi karena setelah kejadian yang menimpa Samiri dengan patung anak sapi emasnya ilmu sihir ini harus disampaikan secara rahasia. Kepercayaan ilmu sihir dengan penyampaian secara lisan inilah kemudian disebut dengan Kabbalah. Kabbalah sendiri berarti "secara lisan". Dan ilmu sihir ini terus diwariskan secara rapi dan rahasia hingga wafatnya Nabi Sulaiman as mereka mulai berani tampil secara terang-terangan.
Tidak hanya penggunaan ilmu sihir saja, tetapi “The Ten Commandement, ajaran Taurat pun mulai mereka tidak jalani. Akibatnya, mereka mulai pecah secara religius dan sosial hingga dua kerajaan kecil berdiri di tengah-tengah musuh yang siap menyerang mereka. Pada 723-721 SM, bangsa Assyria menaklukkan kerajaan Israel. Tinggalah kerajaan Judah bertahan hingga pada 586 SM bangsa Babilonia menyerang dan menghancurkan kerajaan Judah beserta masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman as.

Hosea menjadi raja terakhir Kerajaan Israel Utara menurut Alkitab Ibrani.  Sejarah pemerintahan:
  • Prasasti raja Tiglath-Pileser III mencatat bahwa "Di Bit-Humria (rumah/kerajaan Omri atau Samaria) aku menggulingkan raja mereka Pa-qa-ha (Pekah) dan menempatkan A-ú -si (Hosea) sebagai raja atas mereka. Aku menerima dari mereka 10 talenta emas, 1,000(?) talenta perak sebagai upeti dan membawanya ke Asyur."
  • Kelakuannya dianggap jahat di mata TUHAN, tetapi bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia.
  • Salmaneser, raja Asyur maju melawan dia; Hosea takluk kepadanya serta membayar upeti.
  • Tetapi kedapatanlah oleh raja Asyur ("Salmaneser"), bahwa di pihak Hosea ada persepakatan, karena Hosea telah mengirimkan utusan-utusan kepada So (atau "Sebek" menurut catatan raja Sargon dari Asyur), raja Mesir, dan tidak mempersembahkan lagi upeti kepada raja Asyur, seperti biasanya tahun demi tahun; sebab itu raja Asyur menangkap dia dan membelenggu dia dalam penjara.
  • Kemudian majulah raja Asyur ("Salmaneser") menjelajah seluruh negeri itu, ia mengepung Samaria tiga tahun lamanya dan kemudian (setelah "Salmaneser" meninggal, "Sargon" menggantikannya) . Ini menandai akhir pemerintahan Hosea dan Kerajaan Israel Utara. Sargon mengalahkan Sebek, raja Mesir, tahun 720 SM. Jadi ada kemungkinan jatuhnya Samaria tahun 718 SM.
  • Raja Sargon mencatat bahwa pada tahun 715 SM ia menempatkan suku-suku asing di Samaria di tanah Omri (Bit-Omri). Hal ini sejalan dengan catatan Alkitab: "Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itupun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya."
Kerajaan Israel yang jatuh ke tangan Assyria ini juga membuat gatal bagi kerajaan Mesir yang hanya sebagai penonton saja. Padahal mereka tahu kalau tanah Palestina adalah daerah yang strategis. Maka datanglah Fir'aun “Sebek” dari Mesir untuk menyerang kerajaan Judah dan selanjutnya menyerang ke wilayah Utara bekas kerajaan Israel yang telah dicaplok lebih dahulu oleh Assyria. Perang hebat terjadi antara Mesir dan Assyria sedangkan Bani Israel hanya sebagai tumbal besarnya. Ibarat dua gajah besar yang bertarung maka sang pelanduk yang menerima akibatnya. Melihat Mesir menyerang Assyria, Raja Nebukhanedzar dari kerajaan Babilonia tidak bisa berpangku tangan mengingat kerajaannya telah memiliki hubungan baik dengan kerajaan Assyria. Maka perang besar pun tidak terelakkan. Bani Israel yang telah dicaplok oleh Assyria kemudian diserang lagi oleh bangsa Mesir kemudian bangsa Babilonia merasa bahwa semuanya tidak ada yang baik bagi mereka. Sekali dijajah tetaplah mereka bukan tuan rumah bagi tanah mereka sendiri. Dapat kita bayangkan bagaimana mereka dijajah secara beruntun oleh tiga bangsa besar di zamannya tersebut : Assyria, Mesir dan Babilonia.
Tetapi inilah janji Allah. Ingat bacalah kembali artikel sebelumnya. Bani Israel akan terhina jika mereka tidak melaksanakan janji Allah dalam Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as. Pada penjajahan bangsa Babilonia inilah mereka mulai mengenal apa yang dinamakan diaspora. Diaspora adalah istilah di mana Bani Israel mulai berpencar di mana-mana tanpa memiliki tanah sendiri. Mereka hanya dianggap sebagai pendatang saja. Inilah janji Allah seperti yang disebutkan dalam Taurat dan Al Qur'an. Nebukhanedzar lalu membunuh raja terakhir dari kerajaan Judah Shidqiya bin Yawaqem, meruntuhkan masjid, menawan para penduduknya dan membawanya ke Babilonia.
Babilonia adalah sebuah kerajaan dengan agama pagan sebagai agama utama. Di negeri baru ini Bani Israel pun mulai tercemar dengan ide-ide baru dari kebudayaan Babbilonia ini. Kehancuran Palestina dengan segala kepercayaan mereka, masjid dan hilangnya Tabut, tempat menyimpan Taurat Nabi Musa as, membuat mereka mulai mencari jati diri baru agar nilai-nilai Taurat tidak hilang di negeri orang. Mulailah mereka menyusun Taurat yang telah hilang dicabik-cabik semenjak diserang Assyria. Pada tahun 538-537 SM, bangsa Persia tampil di muka bumi ini dengah gagahnya menaklukkan kerajaan Babilonia. Dengan sang raja Cyrus, bangsa Persia dari ras Arya ini membawa nasib baru bagi Bani Israel.
Tidak ada bendanya dengan bangsa Babilonia, kerajaan Persia pun beragama pagan. Sebuah kepercayaan sangat bertentangan dengan keyakinan yang dibawa oleh Nabi Musa as. Karena Bani Israel memiliki kepercayaan yang berbeda dan mereka ada yang tetap bertahan pada keyakinannya ini maka bangsa Persia menyebut mereka sebagai bangsa Yahudi, sebuah nama yang dinisbatkan dari Yahuda. Sejak saat itu bergantilah penyebutan mereka dari Bani Israel menjadi Yahudi, sebuah nama untuk ras dan sekaligus agama (keyakinan). Dan nama Yahudi ini khas bagi mereka di zaman tersebut karena mengingat pada masa tersebut pada umumnya bagsa-bangsa lain memiliki keyakinan pagan (percaya pada dewa-dewa) sementara Bani Israel hanya percaya pada satu Tuhan (monoteis). Nama Yahudi adalah sebuah nama untuk ras sekaligus agama. Dan ini satu-satunya yang ada di dunia. Sebagaimana kita ketahui agama Islam diamanatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari bangsa Arab, tetapi nama Arab hanya untuk penyebutan bangsa dan tidak ada agama Arab. Demikian halnya dengan agama Nashrani, Hindu dan Budhha. Tetapi Yahudi adalah unik. Ras sekaligus agama dari satu nama. Dalam artikel sebelumnya, penulis telah menyajikan kepada Anda akan asal-usul lahirnya nama panggilan YAHUDI untuk Bani Israel. Kini Anda kami ajak untuk menyelami sisi gelap dari bangsa Yahudi ini dalam penyelewengannya terhadap Taurat.

Sejarah Talmud dan Kaitannya dengan Zionisme  


Sebelumnya penulis telah menyampaikan bagaimana Yahudi berkecimpung dalam bisnis riba yang menggurita. Ini memang diilhami dari isi Talmud yang memberi mereka "syariah" untuk melakukan hal tersebut. Bisnis riba ini kemudian menjadi satu aksi yang lebih hebat lagi dalam bentuk Zionisme yang tercantum dalam Protokol Zionisme.
Seperti yang telah beredar luas di internasional, buku karya Henry Ford yang berjudul "The International Jew", mengungkap banyak hal sepak terjang Yahudi di dunia internasional termasuk landasan ideologi mereka di gerakan Zionis. Oleh Prof. Dr. Ahmad Syalabi dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul "Sejarah Yahudi dan Zionisme", beliau membagi dua bagian dari 24 protokol yang ada. Bagian pertama membahas posisi bangsa Yahudi di dunia ini sebelum merealisasikan tujuannya, sedangkan bagian kedua membahas tentang posisi dan kedudukan Yahudi setelah menjadi penguasa dunia ini. Menurut beliau, 10 protokol pertama dikategorikan masuk ke dalam bagian pertama dan sisinya masuk ke bagian kedua. Prinsip dasar dari ideologi Zionis ini adalah:
1. non-Yahudi, yang kemudian disebut goyim atau dalam istilah Arab yang dikutip dalam Al  
   Qur'an disebut ummi, ini semua sebagai manusia kafir
2. Yahudi,manusia pilihan Tuhan. Protokol Zionis ini tidak semua penulis sajikan dalam artikel
ini. Protokol yang penulis sajikan kepada Anda adalah protokol yang penulis kutip dari buku Henry Ford yang diklaim oleh Yahudi sebagai buku penyebar fitnah. Berikut penulis sajikan kepada Anda isi protokol dari "The Protocols of The Meetings of The Elders of zion".
Protokol I:
Doktrin Dasar;
1. Kesampingkan frase-frase halus yang ada di setiap pikiran yang ingin kita bicarakan: dengan perbandingan-perbandingan dan pengambilan kesimpulan-kesimpulan yang akan kita lawan terhadap kenyataan sekitar.
2. Apa yang akan saya kemukakan adalah tentang sistem kita dari dua sudut pandang, sudut pandang kita sendiri dan sudut pandang Goyim.
3. Harus dicatat bahwa manusia yang berinsting buruk jumlahnya lebih banyak daripada yang berinsting baik, dan karena itu, hasil yang terbaik dalam memimpin mereka akan tercapai melalui kekerasan dan teror, bukan melalui diskusi akademis. Setiap orang mengincar kekuasaan, setiap orang akan menjadi diktator jika dia mampu, dan jarang memang orang yang hendak mengorbankan kesejahteraan semua orang demi mengamankan kesejahteraan mereka sendiri.
4. Apa yang telah menahan binatang pemangsa yang disebut manusia? Apa yang telah disajikan untuk menuntun mereka hingga saat ini?
5. Pada awal terbentuknya struktur masyarakat, manusia menjadi korban kekuatan buta dan brutal: kemudian hukum - dengan kekuatan yang sama namun menjijikkan. Saya menarik kesimpulan bahwa menurut hukum alam, kebenaran terletak di dalam kekuatan.
6. Kebebasan politik memang merupakan ide tapi bukan kenyataan. Ide ini harus diketahui bagaimana melaksanakannya kapan pun dibutuhkan dengan umpan sebuah ide untuk menarik massa kedepan satu pihak demi menghancurkan pihak lain yang memegang kekuasaan. Tugas ini lebih mudah ditawarkan jika pihak lawan telah terpengaruh dengan ide kebebasan yang disebut liberalisme, dan, demi sebuah ide, bersedia menyerahkan beberapa kekuasaannya. Di sinilah muncul kemenangan teori kita, dengan cepat mengambil alih kendali pemerintahan yang telah menurun, dengan hukum kehidupan, mengejar dan menyatukan semua dengan sebuah tangan baru, karena kekuasaan besar negara buta tidak dapat bertahan satu haripun tanpa pedoman, dan penguasa baru hanya cocok di posisi lama yang telah diperlemah oleh liberalisasi.
7. Pada hari kekuasaan ketika kita telah mengganti bahwa penguasa-penguasa yang liberal adalah kekuasaan emas. Waktu adalah ketika Iman berkuasa. Ide kemerdekaan tidak mungkin terwujudkan karena tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana menggunakannya di dalam keterbatasannya. Cukup sudah membiarkan rakyat memilih pemerintahan mereka sendiri dalam jangka waktu tertentu karena mereka akan berubah menjadi kumpulan orang yang tidak teratur. Sejak saat itu, kita membawa perselisihan yang segera akan berkembang menjadi pertempuran antar kelas-kelas sosial, di tengah kehancuran negara-negara dan kepentingan mereka pun berkurang bak timbunan debu.

Demkianlah isi sebagian dari protokol I yang terdiri dar 29 butir poin-poin penting. Apa yang terpenting di sini adalah penguasaan Yahudi terhadap emas bukanlah semata karena aturan perbankan bahwa setiap bank harus memiliki cadangan emas untuk mencetak mata uangnya, tetapi lebih jauh dari itu, penguasaan emas adalah bagian terpenting dari gerakan Zionis. Oleh karenanya, tambang emas di provinsi Papua begitu kuat dikuasai oleh Amerika, menjadi mesin uang bagi perbankan ala Yahudi di Amerika. Menurut data yang dirilis oleh situs remi WALHI, Freeport McMoran (FM), perusahaan induk PT. Freeport Indonesia mengangkangi tambang emas terbesar di dunia dengan cadangan terukur kurang lebih 3046 ton emas, 31 juta ton tembaga, dan 10 ribu ton lebih perak tersisa di pegunungan Papua. Berdasarkan perhitungan kasar, cadangan ini diperkirakan masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun mendatang.
Menurut catatan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak 1991 hingga tahun 2002, PT Freeport memproduksi total 6.6 juta ton tembaga, 706 ton emas, dan 1.3 juta ton perak. Dari sumber data yang sama, produksi emas, tembaga, dan perak Freeport selama 11 tahun setara dengan 8 milyar US$. Sementara perhitungan kasar produksi tembaga dan emas pada tahun 2004 dari lubang Grasberg setara dengan 1.5 milyar US$. Berdasarkan laporan pemegang saham tahun 2005, nilai investasi FM di Indonesia mencapai 2 milyar dollar. Freeport merupakan perusahaan emas penting di Amerika karena merupakan penyumbang emas nomor 2 kepada industri emas di Amerika Serikat setelah Newmont. Pemasukan yang diperoleh Freeport McMoran dari PT Freeport Indonesia, dan PT. Indocopper Investama (keduanya merupakan perusahaan yang beroperasi di Pegunungan Tengah Papua) mencapai 380 juta dollar (hampir 3.8 trilyun) lebih untuk tahun 2004 saja. Keuntungan tahunan ini, tentu jauh lebih kecil pendapatan selama 37 tahun Freeport beroperasi di Indonesia. Untuk artikel berikutnya kita akan mencoba mengupas tuntas tentang sejarah FREEMASONRY dan kiprahnya didunia saat ini dari segi politik, social, ekonomi, budaya, dll.
 Lahirnya Taurat  Versi Baru ( Talmud), Kitab Hitam Yahudi
Pada masa pengasingan di Babilonia, masa raja Nebukhanedzar, bangsa Yahudi (Bani Israel) telah kehilangan jati diri mereka, baik sebagai satu bangsa maupun secara religius. Sebagai bangsa, mereka dipaksa untuk mengikuti tradisi-tradisi baru di Banilonia. Secara religius, mereka juga dipaksa untuk mengikuti sistem paganisme-penyembahan banyak dewa. Melihat hal ini, banyak di antara para rabi Yahudi kuatir akan identitas mereka yang monotheis yang berdasarkan pada risalah Nabi Musa as dalam Taurat. Malangnya, ketika bangsa Babilonia menyerang, risalah ini banyak yang hilang dan juga para rabi yang hafal banyak yang meninggal karena penyerbuan dan pembunuhan. Atas inisiatif para rabi yang tersisa maka mereka menuliskan ulang isi Taurat yang aslinya sudah tercabik-cabik oleh raja Nebukhanedzar. Hasilnya? Seperti yang tercatat dalam sejarah hari ini, Taurat yang ditulis ulang oleh para rabi ini jauh dari keaslian. Sederhana saja mencari jawabannya. Bagaimana mungkin seorang manusia dapat menceritakan alur cerita kehidupannya hingga ia wafat dan dikuburkan? Inilah yang terjadi, dalam Taurat Nabi Musa "dikisahkan" wafat hingga dikuburkan, sedangkan kata Taurat aslinya adalah risalah yang dibawa oleh Nabi Musa. Lebih fatal lagi, banyak nabi dalam Taurat (Perjanjian Lama) pernah berbuat salah yang jauh dari sifat kesuciannya yang luhur. Ini sebenarnya tidaklah mengherankan jika kita mengikuti alur pola pikir mereka. Begini, menurut mereka, jika kita dapat mengambil kesimpulan demikian, para nabi saja pernah berbuat dosa, maka umatnya pun tidak mengapa berbuat dosa karena pasti diampuni oleh Tuhan. Penyerbuan Babilonia adalah ulah mereka yang telah berbuat dosa. Namun selanjutnya ini dilihat kecil oleh bangsa Yahudi karena mereka menyakini kalau nabi saja berbuat dosa, jadi pantas saja jika rabi, hakim, umat biasa berbuat dosa pula. Sebagai bahan renungan bagi bangsa Yahudi adalah seperti ucapan Nabi Jeremiah as kepada raja Nebukhanedzar: "Jangan kalian pikir bahwa kalian telah mengalahkan Bani Israel dengan kekuatan kalian. Sesungguhnya ini adalah azab yang disebabkan dosa-dosa mereka yang terlalu banyak".
Ingin tahu isi Perjanjian Lama yang berisikan dosa-dosa para Nabi?
Berikut penulis sajikan kepada Anda.
1. Nabi Nuh dalam Kejadian 9: 20-26
Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur; MABUKLAH ia dan TELANJANG dalam kemahnya. Maka Ham, bapak Kana'an itu, melihat AURAT ayahnya. Lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. Sesudah itu, Sam/Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi AURAT ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat AURAT ayahnya. Setelah Nuh sadar dari MABUKNYA dan mendegar apa yang dilakukan anak bungsunya terhadapnya, berkatalah ia, "Terkutuklah Kana'an, hendaklah ia menjadi yang paling hina bagi saudara-saudaranya. Lagi katanya, "Terpujilah Allah, Tuhan Sem, tetapi hendaklah Kana'an menjadi hamba baginya. (ini adalah isi Taurat yang menunjukkan kebencian terhadap Kana'an karena sebelum Bani Israel masuk ke tanah Kana'an, bangsa Filistin/Kana'an adalah penguasa tanah ini yang selanjutnya dalam sejarah menjadi nama tanah Palestina yang juga diambil dari nama Filistine)
 2. Nabi Luth dalam Kejadian 19: 30-38
 Oleh sebab Luth tidak berani tinggal di Zoar, pergilah ia bersama kedua anak perempuannya meninggalkan negeri itu menuju sebuah pegunungan untuk menetap di sana. Anak perempuan Luth yang tua berkata kepada yang muda, "Ayah kita memang telah tua, tetapi tidak ada laki-laki lain di sini yang akan menghampiri kita seperti layaknya laki-laki dan perempuan. Marilah lita beri ayah kita minuman anggur agar kita bisa TIDUR DENGANYA dan MENDAPAT KETURUNAN darinya. Maka pada malam harinya, kakak-beradik itu memberi ayah mereka minuman anggur; lalu masuklah yang tua untuk TIDUR dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sendiri tidak sadar lagi apa yang terjadi karena MABUK. Keesokan harinya, berkatalah si kakak kepada adiknya, "Tadi malam aku telah BERSETUBUH (BERZINA-penulis) dengan ayah. Bagaimana kalau malam nanti kita memberinya lagi minuman anggur supaya engkau bisa juga melakukan apa yang telah aku lakukan tadi malam."Maka pada malam harinya, mereka kembali memberi ayah mereka minuman anggur, lalu masuklah anak yang muda untuk TIDUR dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sendiri juga tidak sadar lagi apa yang terjadi karena MABUK. Lalu mengandunglah kedua anak Luth itu dari ayah mereka. Yang tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah nenek moyang bangsa Moab yang sekarang. Yang mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah nenek moyang dari Bani Amon yang sekarang. (Ini adalah isi Taurat untuk mewujudkan keinginan para Rabi Yahudi untuk mendiskreditkan bani Moab dan Bani Amon yang merupakan musuh bebuyutan mereka. Apabila Rout (yakni nenek dari Nabi Daud as dan nenek moyang Nabi Isa as) adalah anak dari Moab, maka ini berarti bahwa para pengarang kitab Taurat itu telah menjadikan mereka semua sebagai keluarga pezina)
3. Nabi Musa dalam Ulangan 32: 49-52
 Pada hari itu juga Tuhan berfirman kepada Musa, "Naiklah ke bukit Abraham yang ada di negeri Moab, sebelah kota Jeriko, lalu pandanglah dari puncak bukit itu tanah Kan'an (Palestina) yang kelak Kuberikan kepada orang-orang Israel. Engkau akan mati di atas bukit yang akan kau naiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, saudaramu, yang mati di bukit Hor lalu dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Ini adalah karena engkau telah BERKHIANAT kepada-Ku di tengah-tengah orang Israel dan TIDAK LAGI MENGHORMATI kekudusan-Ku di tengah-tengah mereka. Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang kuberikan kepada Israel. (ini adalah isi Taurat yang benar-benar keji terhadap Nabi mereka yang mulia, Nabi yang membebaskan mereka dari Fir'aun. Kitab ini menuduh bahwa Nabi Musalah yang telah membuat patung ular dari tembaga yang disucikan dan dijadikan sesembahan oleh Bani Israel seperti dalam Raja-Raja II 18:4 yaitu: Dan (Hizkia) yang menghancurkan ular tembaga yang DIBUAT Nabi Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih memuja dan menyembah patung yang mereka beri nama dengan Nehustan itu.)
 4. Nabi Harun dalam Keluaran 32: 1-6 Ketika bangsa itu melihat bahwa Nabi Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni harun dan berkata kepadanya, "Buatkanlah sebuah tuhan untuk kami yang akan menuntun jalan kami! Sebab, Musa pemimpin kami, tidak ada di samping kami. Ia telah pergi meninggalkan kami, dan kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengannya." Lalu berkatalah Harun kepada mereka, "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada di telinga istri-istri dan anak-anakmu, lalu kumpulkanlah semuanya kepadaku!" Maka seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada di telinga mereka dan membawanya kepada Harun. Setelah semua emas itu berada di tangan Harun, IA MULAI MENGOLAHNYA MENJADI SEBUAH PATUNG BERBENTUK SEEKOR ANAK LEMBU. Kemudian ia berkata kepada mereka, "Hai Bani Israel, INILAH TUHANMU, yang telah menuntunmu keluar dari tanah Mesir!" Ketika Harun melihat orang-orang berkumpul kepadanya, DIDIRIKAN OLEHNYA MEZBAH DI DEPAN ANAK LEMBU ITU. Kemudian ia berseru, "Besok hari raya bagi Tuhan!" Dan keesokan harinya, mereka langsung mempersembahkan hewan-hewan kurban untuk patung tersebut. (Sebuah isi Taurat yang sangat menghujat seorang Nabi. Padahal orang lain yaitu Samiri yang membuat patung anak sapi itu. Ini hanyalah alasan bagi Yahudi jika sesat maka Nabi Harun lebih sesat lagi dari mereka. Jadi jika Yahudi berbuat dosa maka PASTI diampuni lha wong Nabi saja yang nyata-nyata suci malah membuat patung sembahan, gimana mereka yang awam! Inilah alur logika sesat mereka yang membuat mereka "halal" berbuat dosa besar)
 Masih ada lagi kekejian Yahudi terhadap Nabi Daud yang dinyatakan berzina. Ini tidak mengherankan bagi Yahudi karena silsilah yang mereka buat berasal dari anak Nabi Luth (baca di Samuel II). Singkat kata, jika Yahudi berbuat dosa maka hal ini biasa karena nabi-nabi mereka pun juga demikian. Dosa bagi mereka hal yang sepele dan mereka menyakini pasti diampuni. Syirik, mabuk, berzina, dan dosa lainnya adalah biasa bagi Yahudi, karena para nabi pernah melakukannya juga. Sungguh benar-benar keji terhadap kesucian Nabi! Pada artikel di atas penulis telah menyajikan kepada Anda akan penyelewengan Yahudi akan isi Taurat. Dan menurut sejarah yang menjadi penanggung jawab awal penyusunan awal Taurat setelah masa penghancuran Nebukhanedzar adalah dua orang Rabi yaitu Ezra dan Nehemia yang dianggap sebagai Nabi oleh Yahudi.
Kini Penulis sajikan kepada Anda sebuah kitab yang dianggap lebih suci daripada Taurat itu sendiri yaitu Talmud.
Pada masa Cyrus the Great, bangsa Yahudi diperbolehkan pulang ke tanah Palestina setelah masa pengasingan mereka di Babylonia. Seperti masa saat ini yang mana gerakan Zionis meminta semua Yahudi kembali ke Palestina tetapi tidak semua Yahudi mau mengikuti ajakan ini karena merasa sudah nyaman di negeri lain, Yahudi di masa Cyrus pun demikian. Tidak semua bangsa Yahudi mau kembali ke Palestina mengingat mereka telah memiliki rumah dan pekerjaan yang tetap serta kehidupan yang lebih baik dari pada di Palestina yang mana mereka harus membangun kehidupan mereka dari awal kembali. Melihat hal ini, maka para Rabi yang mempunyai semangat persatuan, mulai gusar karena bangsa Yahudi yang terpencar-pencar di negeri orang tidak juga ingin kembali satu ke tanah Palestina. Maka, mereka membuat satu doktrin yang mana doktrin ini terus dipertahankan hingga hari ini dengan jubah Zionis. Doktrin tersebut adalah bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan dan Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan dan tidak ada kejayaan bangsa Yahudi kecuali bersatu di Palestina dengan bernostalgia akan Haikal dan kejayaan kerajaan Nabi Sulaiman. Untuk "melegalkan" doktrin ini bahwa ia adalah perintah Tuhan, maka para rabi membungkusnya dengan istilah "Taurat tidak tertulis" atau dengan kata lain wahyu Tuhan yang difirmankan kepada Musa tetapi tidak tertulis. Untuk memudahkan Anda, seperti hadits Qudsi. Bedanya, Wahyu klaiman rabi ini tidak memiliki dasar riwayat dan sama sekali baru terdengar di masa Cyrus, tidak di masa Nabi Musa yang jauh telah wafat sebelumnya. Dan kini tiba-tiba ada istilah wahyu tidak tertulis. Untuk "melegalkan" hal ini, maka para rabi mengajarkannya secara lisan dan terbatas. Dan dipioniri oleh Ezra dan Nehemia yang telah menyusun lebih dahulu Taurat versi baru, maka Ezra dan Nehemia juga mengajarkan "Taurat Lisan" ini. "Taurat Lisan" ini terus diajarkan untuk menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme bangsa Yahudi secara turun-temurun. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sampai perlu para rabi membuat "Taurat Lisan" ini? Jawaban yang mungkin adalah karena bangsa Yahudi pada saat itu tidak memiliki seseorang yang dapat dijadikan pemimpin semenjak hancurnya dua kerajaan kecil mereka. Krisis kepemimpinan inilah yang ingin dibangun oleh rabi. Dan memang dalam "Taurat Lisan" tersebut ada disebutkan jika tidak menaati apa yang disampaikan oleh rabi maka termasuk dosa besar. "Taurat Lisan" ini selanjutnya diberi nama Talmud. Sebuah kitab inspirasi Zionis hari ini. Mengapa demikian? Sebab dalam Talmud disebutkan bahwa bangsa selain Yahudi adalah binatang dan najis. Sebuah rasisme yang sangat luar biasa dari sebuah bangsa yang terhina oleh dosa mereka sendiri.

Untuk lebih jelas mengenai kitab Talmud penulis sarankan kepada Anda untuk membaca buku karya Prof. DR. Muhammad Abdullah asy-Syarqawi dengan judul "Talmud, Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan". Dan bagi Anda yang dapat ingin referensi langsung tentang Talmud, penulis sarankan untuk membuka situs www.sacred-texts.com, di situs ini Anda dapat mendownload isi dari kitab Talmud.

Kitab Hitam Yahudi laknatullah

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah kepada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka menjadi pelindung dan jangan (pula) menjadi penolong,” (QS. An-Nisa : 89).

Tidak pernah terbantakan lagi tentang kesesatan dan kedurkaan kaum yahudi dari beberapa gambaran dalam kitab suci injil atapun alqu'an. bagaimana kerusakan yg diakibatkan oleh kaum Yahudi dalam menolak risalah2 wahyu yg di sampaikan oleh para nabi dan rasul,bahkan yahudi dengan terang-terngan merupakan kaum yg menghujat Allah.swt di samping hobi melakukan pembunuhan kepada para nabi-nabi utusan allah.swt. yahudi selalu tampil dengan keangkuhan padahal merupakan kaum pengecut serta laknatullah.
(Bagaimana anda melihat turunan-turanan yahudi termasuk di indonesia? maupun diluar itulah gambaran dari kaum yahudi. Beberapa kutipan yang diangkat dari Kitab Tamud dalam uraian berikut ini merupakan dokumen asli yang tidak-terbantahkan, dengan harapan dapat memberikan pencerahan kepada segenap ummat manusia, termasuk kaum Yahudi, tentang kesesatan dan rasisme dari ajaran Talmud yang penuh dengan kebencian, yang menjadi kitab suci baik bagi kaum Yahudi Orthodoks maupun Hasidiyah di seluruh dunia.

Beberapa Contoh Isi Ajaran Talmud

Erubin 2b, “Barangsiapa yang tidak taat kepada para rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang di dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka”.
Moed Kattan 17a, “Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan sesuatu kejahatan, maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu disana” Menganiaya seorang Yahudi Sama Dengan Menghujat Tuhan dan Hukumannya ialah Mati
Sanhedrin 58b, “Jika seorang kafir menganiaya seorang Yahudi, maka orang kafir itu harus dibunuh”. Dibenarkan Menipu Orang yang Bukan-Yahudi
Sanhedrin 57a, “Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir yang bekerja baginya”. Orang Yahudi Mempunyai Kedudukan Hukum yang Lebih Tinggi
Baba Kamma 37b, “Jika lembu seorang Yahudi melukai lembu kepunyaan orang Kanaan, tidak perlu ada ganti rugi; tetapi ,jika lembu orang Kanaan sampai melukai lembu kepunyaan orang Yahudi maka orang itu harus membayar ganti rugi sepenuh-penuhnya”. Orang Yahudi Boleh Mencuri Barang Milik Bukan-Yahudi
Baba Mezia 24a, “Jika seorang Yahudi menemukan barang hilang milik orang kafir, ia tidak wajib mengembalikan kepada pemiliknya”. (Ayat ini ditegaskan kembali di dalam Baba Kamma 113b),
Sanhedrin 57a, “Tuhan tidak akan mengampuni seorang Yahudi ‘yang mengawinkan anak-perempuannya kepada seorang tua, atau memungut menantu bagi anak-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang milik orang Cuthea (kafir)’ …”. Orang Yahudi Boleh Merampok atau Membunuh Orang Non-Yahudi
Sanhedrin 57a, “Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea (kafir), tidak ada hukuman mati, Apa yang sudah dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya”.
Baba Kamma 37b, “Kaum kafir ada di luar perlindungan hukum, dan Tuhan membukakan uang mereka kepada Bani Israel”. Orang Yahudi Boleh Berdusta kepada Orang Non-Yahudi
Baba Kamma 113a, “Orang Yahudi diperbolehkan berdusta untuk menipu orang kafir”. Yang Bukan-Yahudi adalah Hewan di bawah Derajat Manusia
Yebamoth 98a, “Semua anak keturunan orang kafir tergolong sama dengan binatang”.
Abodah Zarah 36b, “Anak-perempuan orang kafir sama dengan ‘niddah’ (najis) sejak lahir”. Abodah Zarah 22a – 22b, “Orang kafir lebih senang berhubungan seks dengan lembu”.
Ajaran Gila di dalam Talmud Gittin 69a, “Untuk menyembuhkan tubuh ambil debu yang berada di bawah bayang-bayang jamban, dicampur dengan madu lalu dimakan“.
Shabbath 41a, “Hukum yang mengatur keperluan bagaimana kencing dengan cara yang suci telah ditentukan”.
Yebamoth 63a, ” … Adam telah bersetubuh dengan semua binatang ketika ia berada di Sorga”. Yebamoth 63a, “…menjadi petani adalah pekerjaan yang paling hina “.
Sanhedrin 55b, “Seorang Yahudi boleh mengawini anak-perempuan berumur tiga tahun (persisnya, tiga tahun satu hari)”.
Sanhedrin 54b, “Seorang Yahudi diperbolehkan bersetubuh dengan anak-perempuan, asalkan saja anak itu berumur di bawah sembilan tahun”.
 Kethuboth 11b, “Bilamana seorang dewasa bersetubuh dengan seorang anak perempuan, tidak ada dosanya”.
Yebamoth 59b, “Seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seekor binatang diperbolehkan menikah dengan pendeta Yahudi. Seorang perempuan Yahudi yang telah bersetubuh dengan jin juga diperbolehkan kawin dengan seorang pendeta Yahudi”.
Abodah Zarah 17a, “Buktikan bilamana ada pelacur seorangpun di muka bumi ini yang belum pernah disetubuhi oleh pendeta Talmud Eleazar”.
Hagigah 27a, “Nyatakan, bahwa tidak akan ada seorang rabbi pun yang akan masuk neraka”. Baba Mezia 59b, “Seorang rabbi telah mendebat Tuhan dan mengalahkan-Nya. Tuhan pun mengakui bahwa rabbi itu memenangkan debat tersebut”.
Gittin 70a, “Para rabbi mengajarkan, ‘Sekeluarnya seseorang dari jamban, maka ia tidak boleh bersetubuh sampai menunggu waktu yang sama dengan menempuh perjalanan sejauh setengah mil, konon iblis yang ada di jamban itu masih menyertainya selama waktu itu, kalau ia melakukannya juga (bersetubuh), maka anak-keturunannya akan terkena penyakit ayan”.
Gittin 69b, “Untuk menyembuhkan penyakit kelumpuhan campur kotoran seekor anjing berbulu putih dan campur dengan balsem; tetapi bila memungkinkan untuk menghindar dari penyakit itu, tidak perlu memakan kotoran anjing itu, karena hal itu akan membuat anggota tubuh menjadi lemas “.
Pesahim 11a, “Sungguh terlarang bagi anjing, perempuan, atau pohon kurma, berdiri di antara dua orang laki-laki. Karena musibah khusus akan datang jika seorang perempuan sedang haid atau duduk-duduk di perempatan jalan “.
Menahoth 43b-44a, “Seorang Yahudi diwajibkan membaca doa berikut ini setiap hari, ‘Aku bersyukur, ya Tuhanku, karena Engkau tidak menjadikan aku seorang kafir, seorang perempuan, atau seorang budak belian’ “.

Inilah sebagian kecil dari ayat-ayat hitam Talmud. Setiap hari Sabtu yang dianggap suci (Shabbath), mereka mendaras Talmud sepanjang hari dan mengkaji ayat-ayat di atas. Mereka menganggap Yahudi sebagai ras yang satu-satunya berhak disebut manusia. Sedangkan ras di luar Yahudi mereka anggap sebagai binatang, termasuk orang-orang liberalis yang malah melayani kepentingan kaum Zionis.
Pengakuan Talmud Abodah Zarah 70a, “Seorang rabbi ditanya, apakah anggur yang dicuri di Pumbeditha boleh diminum, atau anggur itu sudah dianggap najis, karena pencurinya adalah orang-orang kafir (seorang bukan-Yahudi bila menyentuh guci anggur, maka anggur itu dianggap sudah najis). Rabbi itu menjawab, tidak perlu dipedulikan, anggur itu tetap halal (‘kosher’) bagi orang Yahudi, karena mayoritas pencuri yang ada di Pumbeditha, tempat dimana guci-guci anggur itu dicuri, adalah orang-orang Yahudi”. (Kisah ini juga ditemukan di dalam Kitab Gemara, Rosh Hashanah 25b).
Ibadah Orang Farisi
Erubin 21 b, “Rabbi Akida berkata kepadanya, ‘Berikan saya air untuk mencuci tangan saya’. Ia menjawab, ‘Air itu tidak cukup bahkan untuk diminum, apalagi untuk membasuh tanganmu’ keluhnya. ‘Lalu apa yang harus saya perbuat ?’ tanya seseorang lainnya, ‘padahal engkau tahu menentang ucapan seorang rabbi diancam dengan hukuman mati?’ ‘Saya lebih baik mati daripada menentang pendapat kawan-kawan saya’ ” (Ritual cuci tangan ini terekam dikutuk Nabi Isa a.s. dalam Injil Matius 15 : 1- 9).
Genosida Dihalalkan oleh Talmud Perjanjian Kecil, Soferim 15, Kaidah 10, “Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon ben Yohai, ‘Tob shebe goyyim harog’ (“Bahkan orang kafir yang baik sekali pun seluruhnya harus dibunuh”). Orang-orang Israeli setiap tahun mengikuti acara nasional ziarah ke kuburan Simon ben Yohai untuk memberikan penghormatan kepada rabbi yang telah menganjurkan untuk menghabisi orang-orang non-Yahudi. Di Purim, pada tanggal 25 Februari 1994 seorang perwira angkatan darat Israel, Baruch Goldstein, seorang Yahudi Orthodoks dari Brooklyn, membantai 40 orang muslim, termasuk anak-anak, tatkala mereka tengah bersujud shalat di sebuah masjid. Goldstein adalah pengikut mendiang Rabbi Meir Kahane, yang menyatakan kepada kantor berita CBS News, bahwa ajaran yang dianutnya mengatakan orang-orang Arab itu tidak lebih daripada anjing, sesuai ajaran Talmud”.
Ehud Sprinzak, seorang profesor di Universitas Jerusalem menjelaskan tentang falsafah Kahane dan Goldstein, “Mereka percaya adalah teiah menjadi iradat Tuhan, bahwa mereka diwajibkan untuk melakukan kekerasan terhadap ‘goyyim’, sebuah istilah Yahudi untuk orang-orang non-Yahudi”.  Rabbi Yizak Ginsburg menyatakan, “Kita harus mengakui darah seorang Yahudi dan darah orang ‘goyyim’ tidaklah sama”. Rabbi Jacov Perrin berkata, “Satu juta nyawa orang Arab tidaklah seimbang dengan sepotong kelingking orang Yahudi”.

Doktrin Talmud : Orang non- Yahudi Bukanlah Manusia Talmud secara spesifik menetapkan orang non-Yahudi termasuk golongan binatang, bukan-manusia, dan secara khusus menyatakan bahwa mereka bukan dari keturunan Nabi Adam a.s. Ayat-ayat yang berkaitan itu ditemukan bertebaran di dalam Kitab Talmud, antara lain sebagai berikut :
Kerihoth 6b, “Menggunakan minyak untuk mengurapi. Rabbi kita mengajarkan, ‘Barangsiapa menyiramkan minyak pengurapan kepada ternak atau perahu, ia tidak melakukan dosa; bila ia melakukannya kepada ‘goyyim’, atau orang mati, dia tidak melakukan dosa. Hukum yang berhubungan dengan ternak dan perahu adalah benar, karena telah tertulis: terhadap tubuh manusia (Ibrani: Adam) tidak boleh disiramkan (Exodus 30:32); karena ternak dan perahu bukan manusia (Adam)’ “. “Juga dalam hubungan dengan yang meninggal (sepatutnya) ia dikecualikan, karena setelah meninggal ia menjadi bangkai dan bukan manusia lagi (Adam). Tetapi mengapa terhadap ‘goyyim’ juga dikecualikan, apakah mereka tidak termasuk kategori manusia (Adam) ? Tidak, karena telah tertulis: ‘Wahai domba-domba-Ku, domba-domba di padang gembalaan-Ku adalah manusia (Adam)’ (Ezekiel 34:31): Engkau disebut manusia (Adam), tetapi ‘goyyim’ tidak disebut sebagai manusia (Adam)’ “. Pada ayat-ayat terdahulu para rabbi membahas hukum Talmud yang melarang memberikan minyak suci bagi manusia. Dalam pembahasan itu para rabbi menjelaskan bukanlah suatu dosa untuk memberikan miyak suci itu kepada ‘goyyim’ (kaum non-Yahudi, seperti Muslim, Kristen, dan sebagainya), karena ‘goyyim’ tidak termasuk golongan manusia (harfiahnya: bukan keturunan Adam).
Yebamoth 61a, “Telah diajarkan: Begitulah Simeon ben Yohai menerangkan (61a) bahwa kuburan orang ‘goyyim’ tidak termasuk tempat yang suci untuk mendapatkan ‘ohel’ (memberikan sikap ruku’ terhadap kuburan), karena telah dikatakan, wahai domba-domba-Ku yang ada di padang gembalaan-Ku, kalian adalah manusia (Adam)’, (Ezekiel 34:31); kalian disebut manusia (Adam); tetapi kaum kafir itu tidak disebut manusia (Adam)’ “. Hukum Talmud menerangkan bahwa seorang Yahudi yang menyentuh bangkai manusia atau kuburan (Yahudi) menyebabkan ia ternajisi. Tetapi hukum Talmud mengajarkan, sebaliknya, jika seorang Yahudi menyentuh kuburan orang goyyim, hal itu membuat ia tetap suci, karena orang goyyim tidak termasuk golongan manusia (Adam).
Baba Mezia 114b, “Dia (Rabbah) berkata kepadanya: ‘Apakah engkau bukan pendeta: mengapa engkau berdiri di atas kuburan ? Ia menjawab: ‘Apakah guru belum mempelajari hukum tentang kesucian? Karena telah diajarkan: Simeon ben Yohai berkata:‘Kuburan kaum ‘goyyim’ tidak menajisi. Karena telah tertulis, ‘Wahai gembalaan-Ku gembalaan di padang rumput-Ku adalah manusia (Adam), dan ia berdiri di atas kuburan kaum ‘goyyim’ “. Mengingat pembuktian berdasarkan nash Taurat (Ezekiel 34:31). Disebut sampai berulang-kali pada ketiga ayat-ayat Talmud di atas tadi, padahal dalam kenyataannya Taurat tidak pernah menyebutkan bahwa hanya orang Yahudi saja yang termasuk golongan manusia. Para ‘hachom’ Talmud sangat menekankan kekonyolan ajaran mereka tentang kaum ‘goyyim’. Hal itu merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya adalah rasis dan ideolog anti-kaum non-Yahudi, yang dalam kebuntuan nalarnya telah mendistorsikan ayat-ayat Taurat dalam rangka membenarkan kesesatan mereka.
Berakoth 58a, “Shila seorang Yahudi memberikan hukuman cambuk kepada seseorang yang telah bersetubuh dengan seorang perempuan Mesir: Orang yang dicambuk itu pergi mengadukannya kepada pemerintah, dan berkata: ‘Ada seorang Yahudi yang memberikan hukuman cambuk tanpa izin dari pemerintah’. Seorang petugas memerintahkan untuk memanggilnya (Shila). Ketika ia (Shila) tiba, ia ditanya: ‘Mengapa engkau mencambuk orang ini?’ Ia (Shila) menjawab: ‘ Karena ia telah menyetubuhi keledai betina’ “. “Petugas itu berkata kepadanya: ‘Apakah engkau mempunyai saksi-saksi?’ Ia(Shila) menjawab ‘Saya mempunyainya’. Kemudian (nabi) Elijah turun dari langit dalam bentuk manusia dan memberikan bukti. Petugas itu berkata lagi kepadanya: ‘Kalau demikian halnya seharusnya orang itu dihukum mati!’ Ia (Shila) menjawab: ‘Karena kami telah diasingkan dari negeri kami, kami tidak mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman mati; lakukanlah terhadapnya sesuai kehendak kalian’ “ “Ketika mereka masih mempertimbangkan perkara itu Shila pun berteriak.• ‘Kepada-Mulah ya Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Kuasa’ (Kisah-kisah 29:11). ‘Apa kehendakmu? tanya petugas itu. Ia (Shila) menjawab.• ‘Apa yang kukatakan ialah: Terpujilah Yang Maha Pengasih yang telah menciptakan segala sesuatunya dari tanah serupa dengan Yang di Sorga, dan telah memberikan kepadamu sekalian tempat tinggal, dan membuat kalian mencintai keadilan’ “, “Petugas itu berkata kepadanya (Shila).• ‘Apakah engkau sedemikian membantu kepada kehormatan pemerintah?’ Petugas itu memberi Shila sebuah tongkat dan berkata kepadanya: ‘Engkau boleh menjadi hakim. ‘ Tatkala petugas (orang ‘goyyim’) itu telah pergi, orang-orang yang ada disana berkata kepadanya (Shila).• ‘Apakah Yang Maha Pengasih membuat mu’zizat bagi kaum pendusta?’. Ia (Shila) menjawab mereka (‘goyyim’) disebut keledai? Karena telah tertulis: Daging mereka adalah daging keledai’ (Ezekiel 23:30).
 Ia (Shila) memperhatikan orang-orang itu akan memberi-tahukan petugas-petugas itu bahwa ia (Shila) telah menyebut mereka sebagai keledai. Maka ia (Shila) berkata.• ‘Orang itu adalah penuntut hukum, dan Taurat telah mengatakan: Jika seseorang datang untuk membunuhmu, bangkitlah segera dan bunuh dia lebih dahulu. Begitulah tongkat yang diberikan kepadanya itu dipukulkannya kepada terdakwa dan membunuhnya.’ Kemudian ia berkata: ‘Karena sebuah mu’zizat telah terjadi melalui ayat ini, maka aku melaksanakannya’ “. Bagian ini terpaksa diutarakan agak panjang, tetapi agaknya terpaksa dikutip seluruhnya untuk memperlihatkan bagaimana kedzaliman kaum Yahudi. Sebagai tambahan bahwa nabi Elijah sampai perlu turun dari sorga ke bumi untuk menipu mahkamah kaum goyyim, disini Talmud mengajarkan, bahwa kaum ‘goyyim’ pada dasamya adalah binatang, sehingga karena itu Rabbi Shila (dan nabi Elijah) sama sekali tidaklah dapat disebut telah berdusta atau telah membuat dosa. Ceritera itu menjelaskan bahwa sekiranya seseorang (termasuk orang Yahudi) mengungkapkan ajaran Talmud pandangan tentang kaum ‘goyyim’ sama dengan keledai, maka ia akan menerima hukuman mati. Karena mengungkapkan hal itu akan membuat kaum ‘goyyim’ murka dan akan menindas agama Yahudi. Kutipan Talmud dari kitab Ezekiel ini merupakan “nash bukti” sangat penting, karena ayat itu menyatakan bahwa kaum ‘goyyim’ itu termasuk golongan binatang (keledai). Ayat dari kitab Ezekiel pada Kitab Perjanjian lama telah diubah dengan hanya mengatakan bahwa “orang Mesir memiliki kemaluan yang besar” (sindiran – sama dengan keledai). Hal ini tidak membuktikan atau menegaskan secara eksplisit bahwa orang Mesir yang dirujuk oleh Taurat sama dengan binatang. Dalam hal ini Talmud memalsukan Taurat dengan cara mendistorsikan tafsir. Beberapa ayat Talmud yang lain yang mengkaitkannya dengan kitab Ezekiel 23:30 yang memperlihatkan watak rasis orang Yahudi ditemukan dalam Arakin 19b, Berakoth 25b, Niddah 45a, Shabbath 150a, dan Yebamoth 98a. Lagipula nash asli Sanhedrin 37a hanya mengkaitkannya dengan persetujuan Tuhan untuk penyelamatan kaum Yahudi saja.
Moses Maimonides Membenarkan Pembantaian Begawan yang sangat dihormati, Moses Maimonides, mengajarkan tanpa tedeng aling-aling, bahwa kaum Kristen wajib dihabisi. Tokoh yang memberikan fatwa seperti itu memiliki kedudukan tertinggi dalam hirarki agama Yahudi. Moses Maimonides dipandang sebagai penyusun hukum dan filosuf terbesar sepanjang sejarah Yahudi. Ia acapkali dengan penuh rasa hormat disebut dengan nama Rambam, dan disapa dengan panggilan Rabenu Moshe ben Maimon, yang artinya ‘Rabbi Kami Musa anak Maimun”.  Inilah yang diajarkan oleh Maimonides tentang boleh tidaknya menyelamatkan nyawa kaum ‘goyyim’, atau bahkan’ orang Yahudi sekali pun yang berani menolak “inspirasi ilahiyah di dalam Talmud’. “Sesungguhnya bila kita melihat seorang kafir (‘goyyim’) sedang terhanyut dan tenggelam di sungai, kita tidak boleh menolongnya. Kalau kita melihat nyawanya sedang terancam, kita tidak boleh menyelamatkannya.” Naskah dalam bahasa Ibrani edisi Feldheim 1981 tentang Mishnah Torah menyebutkan hal yang sama seperti itu. Dengan peringatan dari Maimonides itu, telah diwajibkan bagi kaum Yahudi untuk tidak boleh menyelamatkan nyawa atau memberikan pertolongan kepada seorang ‘goyyim’, ia sebenarnya menyatakan sikap kaum Yahudi yang sebenarnya yang dibebankan oleh Talmud terhadap kaum non-Yahudi.  “Hal itu telah merupakan ‘mitvah’ (kewajiban agama) untuk , menghabisi para pengkhianat kaum Yahudi, para ‘minnim’, dan “apikorsim” dan membuat mereka jatuh ke dalam lobang kehancuran, karena mereka telah menyebabkan penderitaan kepada kaum Yahudi, dan menipu manusia untuk menjauh dari Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Isa dari Nazareth dan para muridnya, dan Tzadok, Baithos dan murid-muridnya. Semoga terla’natlah mereka”. Komentar penerbit Yahudi itu memuat pernyataan Maimonides bahwa Nabi Isa a.s. adalah contoh seorang ‘min’ (“pengkhianat” majemuknya ‘minnim’). Komentar itu juga menerangkan bahwa murid-murid Tzadok, yaitu kaum Yahudi yang menolak kebenaran Talmud dan mereka yang hanya mengakui hukum tertulis, yakni Taurat. Menurut buku ‘Maimonides’ Principles’ pada h.5, Maimonides memerlukan waktu dua-belas tahun untuk menyimpulkan hukum dan keputusan dari Talmud, dan mensistemasikan kesimpulannya itu ke dalam 14 jilid. Karya itu akhirnya selesai pada tahun 1180 dan diberi judul ‘Mishnah Torah’, atau ‘Syari’at Taurat’. Maimonides mengajarkan pada bagian lain dari ‘Mishnah Torah’, bahwasanya kaum ‘goyyim’ bukanlah golongan manusia: “Hanyalah manusia (kaum Yahudi), dan bukannya perahu, yang dapat memperoleh najis bila bersentuhan … Bangkai dari seorang ‘goyyim’ tidak menyebabkan najis bila bersentuhan dengan bayang-bayang seorang Yahudi … seorang ‘goyyim’ tidak sampai menyebabkan penajisan; dan bila seorang ‘goyyim’ menyentuh, membawa, atau membayangi … ‘goyyim’ itu tidak menyebabkan najis … mayat seorang ‘goyyim’ tidak menyebabkan menjadi najis; dan sekiranya’” seorang ‘goyyim’ menyentuh, membawa, atau menjatuhkan bayangannya kepada mayat, ia dianggap tidak pernah menyentuh mayat tersebut.”

Film ‘Schindlers List’ – Contoh Kebohongan Kaum Yahudi
Teks Talmud (khususnya Talmud Babilonia) pada Sanhedrin 37a tidak mewajibkan orang Yahudi untuk menyelamatkan nyawa orang lain, terkecuali nyawa orang Yahudi. Moshe Maimonides memperkuat ajaran Talmud tersebut. Tetapi, beberapa buku yang ditulis oleh orang-orang Yahudi kontemporer (Hesronot Ha-shas) merujuk beberapa nash dari Talmud yang seolah-olah memuat frase nilai-nilai universal, seperti, “Barangsiapa membunuh kehidupan seseorang, hal itu sama dengan membunuh seluruh isi dunia; dan barangsiapa memelihara kehidupan seseorang ,,, hal itu seperti ia telah memelihara seluruh isi dunia”. Bandingkan dengan al-Qur’an 5:32, “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”. Namun Hesronot Ha-ash mengakui ayat-ayat di atas tadi bukan katta-kata yang otentik dari Talmud yang asli. Dengan kata lain, ayat-ayat bemada universal tersebut bukanlah nash otentik dari Talmud. Jadi sekedar sebagai contoh, “versi universal” ini yang oleh Stephen Spielberg dituangkan ke dalam filmnya ‘The Schindler’s List’ yang terkenal itu (dan dikaitkan seolah-olah bersumber dari Talmud pada judul maupun iklan filmnya) adalah penipuan dan merupakan propaganda, yang dimaksudkan untuk memberikan polesan kemanusiaan kepada Talmud, yang pada hakekatnya adalah kitab yang penuh berisi semangat rasisme dan chauvinisme Yahudi. Dalam nash Talmud yang aseli tertulis pada ayat yang sama, “Barangsiapa memelihara bahkan satu nyawa orang Israeli, maka ia seperti memelihara seluruh isi dunia”. Sama seperti ayat-ayat yang lain, Talmud yang aseli hanya membicarakan perihal menyelamatkan orang-orang Yahudi.

Tipuan Orang Yahudi
Sanggahan para rabbi orthodoks bahwa tidak ada bukti dokumentasi otentik tentang rasisme dan semangat kebencian di dalam Talmud adalah bohong besar, karena di dalam Baba Kamma 113a, menyatakan bahwa “Orang Yahudi boleh berbohong untuk menipu kaum ’goyyim’ ‘. The Simon Wiesenthal Center, sebuah pusat propaganda ruhubiyah Yahudi yang didukung oleh dana multi-jutaan dolar terpaksa memecat Rabbi Daniel Landes pada tahun 1995, karena rabbi ini menentang ajaran dehumanisasi oleh Talmud terhadap orang non-Yahudi. “Sikap ini benar-benar busuk”, katanya. Buktinya ? “Ya, pernyataan-pernyataan di dalamnya”. Berdusta untuk menipu orang ‘goyyim’ telah lama menjadi panutan di dalam agama Yahudi. Ambil contoh sehubungan dengan debat pada abad ke-13 di Paris antara Nicholas Donin, seorang Yahudi yang telah memeluk agama Katolik –yang oleh Hyam Maccoby diakui mempunyai pengetahuan yang luas tentang Talmud”[12]- saat berkonfrontasi lawan Rabbi Yehiel. Pada waktu itu Yehiel tidak sedang berada di bawah ancaman hukuman, atau dicederai. Namun tanpa malu tetap saja berdusta sepanjang debat tersebut. Sebagai contoh ketika ditanya oleh Donin apakah ada ayat-ayat yang menghujat Jesus di dalam Talmud, Yehiel menyanggahnya. Donin, seorang ahli dalam bahasa lbrani paham benar jawaban itu dusta maka. Ryam Maccoby, seorang komentator Yahudi mengenai debat tersebut, yang hidup di abad ke-20, membela kebohongan Rabbi Yehiel seperti ini, “Pertanyaan itu mungkin diajukan, apakah Yehiel benar-benar percaya yang Jesus tidak disebut-sebut di dalam Talmud atau, bisa juga ia mengajukan pertanyaan ini sebagai suatu tipuan yang cerdik, untuk menciptakan keadaan mendesak Yehiel … tentu saja Rabbi Yehiel dapat dimaafjkan bila ia tidak mengakui sesuatu yang tidak sepenuhnya dipercayainya, dalam rangka mencegah proses tiranik yang menghadapkan budaya dari suatu agama tertentu, terhadap agama yang lain”.[13] Beginilah cara orang Yahudi menyanggah sampai dengan hari ini tentang adanya nash Talmud yang mengandung ayat-ayat yang penuh dengan kebencian. Sebuah kata tentang “kebohongan Yahudi diplesetkan dan disulap menjadi “dapat dimaafkan”, sementara setiap penyelidikan terhadap kitab-kitab suci Yahudi oleh peneliti non-Yahudi dipandang sebagai “proses tiranik”. Sementara itu serangan kaum Yahudi terhadap kitab-kitab Injil Perjanjian Baru dan al-Qur’an tidak pernah dianggap sebagai “proses tiranik”. Hanya kritik kaum non- Yahudi yang dianggap tiranik, sedangkan cara mempertahankan diri bagi orang Yahudi adalah berdusta. Betapapun banyaknya sanggahan dan kebohongan yang keluar dari ‘The Anti-Defamation League’ (ADL – ‘Liga Anti-Penghinaan’ Yahudi) dan dari the Wiesenthal Center, dalam buku ini dikutip nash-nash baik dari Talmud maupun juga dari mufassir Talmud ‚paling’ terkemuka” di mata orang Yahudi sendiri, seperti Moses Maimonides, Pada tahun 1994 Rabbi Tzvi Marx, direktur pendidikan teknologi terapan pada ‘Shalom Hartman Institute’ di Jerusalem, telah menulis semacam pengakuan yang menakjubkan tentang bagaimana kaum Yahudi di masa yang silam telah membuat dua jenis kumpulan kitab: kitab Talmud yang otentik sebagai bahan pelajaran bagi para pemuda mereka di sekolah-sekolah (‘kollel’) Talmud, dan sebuah lagi kitab Talmud yang telah “disensor dan diamendemen” yang ditujukan bagi konsumsi para ‘goyyim’ yang tidak mengerti apa-apa. Rabbi Marx menjelaskan bahwa versi tafsir Maimonides yang dikeluarkan untuk konsumsi umum, tertulis misalnya, “Barangsiapa membunuh seorang manusia, ia telah melanggar hukum”. Tetapi Rabbi Marx menyatakan, nash yang asli berbunyi, ” Barangsiapa membunuh seorang Israeli, ia melanggar hukum”. Buku Hesronot Ha-shas (“Yang Dihilangkan dari Talmud”) lalu menjadi penting dalam kaitan ini. Heshronot Ha-shas dicetak-ulang pada tahun 1989 oleh Sinai Publishing House, Tel Aviv. Heshronot Ha-shas menjadi sangat berharga bagi kita, karena buku ini menyusun suatu daftar panjang ayat-ayat Talmud yang diubah atau dihilangkan, dan daftar ayat-ayat yang dipalsukan dewasa ini, yang dibuat untuk konsumsi kaum ‘goyyim’ seolah-olah ayat-ayat itulah yang otentik. Popper (h.58-59) menjelaskan : “Tidak selalu yang disensor itu ayat-ayat panjang, tetapi acapkali satu kata pun dihapus. … Acapkali dalam hal seperti itu digunakan dalam rangka penghapusan dan penggantian”. [15] Sebagai contoh pentarjamah versi Talmud dalam bahasa Inggris terbitan Soncino menterjemahkan kata lbrani ‘goyyim’ dengan sejumlah kata-ganti samaran seperti, “kafir, Cuthean, Mesir, penyembah berhala”, dan sebagainya. Tetapi sebenarnya kata-ganti ini merujuk kepada kata-aseli ‘goyyim’ (semua yang non- Yahudi). Pada catatan-kaki no. 5 Talmud pada edisi Soncino dijelaskan bahwa, “Istilah orang Cuthea (Samaritan) disini adalah untuk menggantikan kata-aseli ‘goyyim’ … “ Hal itu merupakan praktek disinformasi yang lazim dipakai oleh kaum Farisi untuk menyangkal adanya ayat-ayat yang rasialistik di dalam Talmud yang telah diungkapkan terdahulu dalam buku ini, dalam rangka mengklaim bahwa ayat-ayat itu adalah “karangan dari orang-orang yang anti-Semit”, antara lain The Babylonian Talmud online Talmud versi Soncino dengan editor Rabbi Dr. Isidore Epstein of Jews’ College, London. Bandingkan penjelasan Seder ZERAIM (זרעים), MOED (מועד), NASCHIM (נשים ), NEZIKIN (נזיקין), KODASCHIM (קדשים), TOHOROTH (טהרות) oleh Rev. I. B. Pranaitis (Roman Catholic Priest) dalam buku The Talmud Unmasked, The Secret Rabbinical Teachings Concering Christians Pada tahun 1994, Lady Jane Birdwood (80 tahun), ditangkap dan diadili di depan pengadilan pidana di London, hanya karena "Kejahatannya" menerbitkan sebuah pamflet berjudul ‘The Longest Hatred’ (Kebencian yang Paling Lama), berisi seluruh pernyatan kebencian di dalam Talmud yang diangkatnya dari ayat-ayat yang berisi kebencian kepada kaum ‘goyyim’ dan Kristen. Sepanjang peradilan terhadapnya dia dituduh sebagai suatu kejahatan --sayang tidak mendapatkan perhatian dari media massa--, bahkan seorang Rabbi yg diundang sebagai saksi ahli pun menyanggah sepenuhnya bahwa kitab Talmud berisi ayat-ayat yang mengundang kebencian kepada kaum ‘goyyim’ dan Kristen, dan hanya karena kedudukan dan prestise rabbi tersebut, wanita tua yang malang itu dijatuhi hukuman “tiga bulan kurungan penjara dan denda senilai $ l000″ Dr. Israel Shahak dalam bukunya berjudul ‘Jewish History and Jewish Religion’, pada bab tentang Jesus di dalam Talmud pada h.57, dan h.105-106, menegaskan adanya ayat-ayat yang menganjurkan kebencian dan rasisme di dalam Talmud. Mereka yang menyangkal kenyataan ini adalah pembohong besar.
Tanggapan Dunia ‘Judeo-Kristen’ terhadap Talmud
Dewasa ini ada persekongkolan yang kuat antara dunia Kristen Barat dan Yahudi. Anehnya di era modern ini tidak ada, bahkan tidak pernah ada, para Paus, Katolik serta tokoh-tokoh gereja Protestan yang menyerang atau mengecam ajaran rasisme di Talmud, atau kebencian mendarah-mendaging terhadap Kristen dan kaum ‘goyyim’ (muslim dan lain-lain) yang diajarkannya. Malah sebaliknya para pimpinan gereja Kristen, baik Katolik maupun Protestan, menganjurkan kepada para pengikut Jesus Kristus untuk mentaati, menghormati, bahkan membantu pengikut Talmud. Oleh karena itu kesimpulan kita tidak lain, para pemimpin gereja Katolik dan Protestan dewasa ini sebenarnya adalah pengkhianat paling nyata terhadap Jesus Kristus di muka bumi dewasa ini (periksa Perjanjian Baru Matius 23:13-15; I Thessalonika 2:14-16; Titus 1:14; Lukas 3:8-9; dan Kitab Wahyu 3:9).
Kaum Non-Yahudi adalah ‘Sampah’
Semua orang non-Yahudi dari segala ras dan agama apa pun menurut Talmud adalah super-sampah’, begitu menurut pendiri Habad-Lubavitch, Rabbi Shneur Zalman. Analisanya ditemukan di dalam majalah Yahudi ‚The New Republic’, yang dalam analisisnya menyatakan bahwa, “… ada ironi besar dalam pandangan universalisme messianik yang baru pada gerakan Habad khususnya pandangannya tentang kaum ’goyyim’ yakni pernyataan Habad yang tanpa tedeng aling-aling berisi penghinaan bernada rasial terhadap kaum ‘goyyim ‘. …berdasarkan pendapat para theolog Yahudi pada abad pertengahan – terutama sekali pemikiran penyair dan filosuf Judah Ha-Levi pada pada abad ke-12 di Spanyol, dan tokoh mistik Yahudi Judah Loewe pada abad ke-16 di Praha – mereka mencari ketetapan mengenai keunggulan kaum Yahudi berdasarkan ras dan bukannya pada keunggulan kerohanian … menurut pandangan mereka, secara mendasar kaum Yahudi itu lebih unggul atas ras mana pun, dan mengenai hal itu ditegaskan berulangkali dalam bentuk yang sangat ekstrim oleh Shneur Zalman dari Lyadi. Pendiri Lubavitcher-Hasidisme itu mengajarkan, bahwa ada perbedaan hakiki antara jiwa orang Yahudi dengan jiwa kaum ‘goyyim’, bahwasanya hanyalah jiwa orang Yahudi yang di dalamnya terdapat dan memancarkan cahaya kehidupan ilahiyah. Sedangkan pada jiwa kaum ‘goyyim’, Zalman selanjutnya menyatakan, “sama sekali berbeda, karena terciptanya memang lebih inferior. Jiwa mereka sepenuhnya jahat, tanpa mungkin diselamatkan dengan cara apa pun.” Akibat rujukan tentang kaum ‘goyyim’ menurut ajaran Rabbi Shneur Zalman, tanpa kecuali menyebabkan adanya penyakit dalam jiwa mereka. Dzat darimana jiwa kaum ‘goyyim’ terbuat penuh dengan “sampah” rohani. Itulah sebabnya mengapa jumlah mereka lebih banyak daripada kaum Yahudi, karena jumlah gabah lebih banyak daripada berasnya. Semua kaum Yahudi secara hakiki baik, dan semua kaum ‘goyyim’ secara hakiki jahat. “Karakterisasi kaum ‘goyyim’ yang dinyatakan secara hakiki jahat dan dari segi kerohanian maupun biologis lebih inferior dari kaum Yahudi, belum pernah diralat dalam ajaran Habad masa kini”.[16] Syari’at Yahudi Menuntut bahwa Kaum Kristen Wajib Dihukum Mati Para ulama Taurat menetapkan, bahwa, “Taurat mewajibkan bahwa ummat yang benar akan mendapatkan tempatnya di Hari Kemudian. Tetapi, tidak semua kaum ‘goyyim’ akan memperoleh kehidupan yang abadi meskipun mereka taat dan berlaku shaleh menurut agama mereka … Dan meskipun kaum Kristen pada umumnya menerima Kitab Perjanjian Lama Ibrani sebagai kitab yang diwahyukan dari Tuhan, namun mereka (disebabkan adanya kepercayaan pada apa yang disebut mereka ketuhanan pada Jesus) sebenarnya kaum Kristen adalah penyembah berhala menurut Taurat, oleh karena itu patut dihukum mati, dan mereka kaum Kristen itu sudah dipastikan tidak akan memperoleh ampunan di Hari Kemudian.” Takhayul Kaum Yahudi Bukanlah mengada-ada bila edisi Talmud Babilonia dipandang sebagai kitab suci Yahudi yang paling otoritatif. Karena orang Kristen terperdaya oleh para pengkhotbah Yahudi, maka para Paus kian hari kian percaya dan meminta fatwa kepada rabbi Yahudi sebagai “nara sumber yang shahih” untuk mendapatkan keterangan bila berkaitan dengan kitab Perjanjian Lama, yang tanpa mereka sadari berkonsultasi dengan para okultis (juru-ramal). Yudaisme adalah agama kaum Farisi dan para pendeta Babilonia, yang menjadi sumber ajaran Talmud dan Qabala, yang di kemudian hari membentuk agama Yudaisme. Kitab suci Yudaisme Orthodoks lainnya, seperti ‘Kabbalah’, isinya penuh dengan ajaran tentang astrologi, ramal-meramal, gematria, nekromansi (sihir), dan demonologi (ilmu hitam). Jika seorang Yahudi ingin bertaubat ia cukup mengangkat seekor ayam, membaca mantera untuk keperluan itu, dan mengibas-kibaskannya di atas kepalanya untuk memindahkan dosa- dosanya kepada ayam tersebut. Yang dapat kita katakan mengenai hal ini tidak lain adalah takhayul dalam arti yang sebenar-benarnya. Selanjutnya lambang Israel yang mereka sebut sebagai “bintang Nabi Daud” sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Nabi Daud a.s. Bintang itu adalah hexagram (bersudut enam) supranatural yang melambangkan yantra dari androgen (kelenjar yang memberikan karakteristik pada kaum laki-Iaki), yang dihubungkan dengan para Khazar Bohemia pada abad ke-14. Penyesatan publik dengan penggunaan nama “negara Israel” yang didirikan pada tahun 1948, merupakan buah hasil persekongkolan antara kaum Bolshevik-Yahudi dengan kaum Zionis yang atheis; nama itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kelanjutan kerajaan Nabi Daud, tetapi dikukuhkan melalui pcngakuan pertama di PBB yang diberikan oleh diktator komunis Uni Sovyet Joseph Stalin). Kaum Kristen akan lebih terbuka matanya bila berkunjung ke komunitas Yahudi Hasidik menonton acara ‘Purim’, dimana sebuah patung serupa Halloween meloncat-loncat (seperti ‘jailangkung’). Meskipun upacara ‘Purim’ itu merujuk kepada Kitab Esther yang disebutkan sebagai nash dasarnya, dalam prakteknya upacara ‘Purim’ tidak lain adalah sebuah tradisi kaum kafir Bacchan.  Para rabbi orthodoks menggunakan kutukan, mantra, imej, dan sebagainya, yang mereka anggap lebih besar kuasanya dari kuasa Tuhan. Kesesatan itu mereka ambil dari ajaran Sefer Yezriah, (sebuah buku tentang ilmu sihir kaurn Qabalis). Kaum non-Yahudi dapat menyaksikan ulangan perilaku paganisme Babilonia kuno setiap kali mereka mengamati ritual para rabbi agama Yudaisme.  Dengan mengetahui ajaran Talmud yang menjadi dasar konstitusi prinsip, dan arah kebijakan negara dan pemerintah Israel, mudah dipahami mengapa negara Israel sangat arogan dengan kebuasan yang melebihi Nazi Jerman.

Pengarang Taurat Israel

Orang Yahudi, Kristen, dan Islam sepakat bahwa ada satu kitab wahyu yang diberikan Allah kepada Musa. Kitab itu disebut Taurat. Namun demikian, terdapat beberapa perdebatan ilmiah dalam tradisi Yudeo-Kristen berkenaan dengan zaman Musa. Sebagian sarjana yang menempatkan Musa sebagai pemimpin eksodus bangsa Israel dari Mesir sekitar tahun 1250 SM (atau bahkan 1220 SM). Akan tetapi, bukti internal dari Alkitab menyatakan bahwa eksodus dari Mesir itu terjadi 480 tahun sebelum mulainya pembangunan Kuil Sulaiman pada tahun keempat pemerintahan Raja Sulaiman, semoga kesejahteraan senantiasa terlimpah atasnya.Sebagaimana disepakati di kalangan sarjana bahwa pemerintahan Kerajaan Sulaiman kira2 dimulai pada pertengahan paruh pertama abad ke-10 SM, kerajaan ini menempati eksodus bangsa Israel dan Mesir sekitar tahun 1446 SM. Oleh karenanya, jika kita menerima proses penanggalan Alkitab, maka kehidupan Musa dan kitab wahyu yang diberikan kepadanya waktunya tidak lebih dari abad ke-15 SM.

Mazmur Bukanlah Zabur

ayat-Ayat Mazmur Bukanlah ayat Zabur
Wahyu Zabur Kepada Nabi Daut as
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.(QS 4:163)
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.(QS.17:55)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,( QS. 34:10)
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. ,( QS. 6:84)
  Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zaburdan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. (QS.3:84)
Wahyu Yang Di NODAI
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?( QS. 2:75))
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. ([QS. 2:79)
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui. (QS. 3:78)
Kitab Wahyu yang Diberikan kepada Daud
Daud menjadi raja suku Israel Yehuda sekitar tahun 1013 hingga 1008 SM, dan ditahbiskan sebagai raja Israel, yaitu dari 12 suku Israel, kira2 pada tahun 1006 hingga 1001 SM. Ia melanjutkan kekuasaannya sebagai raja Israel kedua hingga kematiannya pada sekitar 973-969 SM. Tradisi alkitabiah dan Talmud Babilonia menisbatkan Kitab Mazmur dalam Alkitab kepada Daud Sebagaimana Al-Qur'an merujuk pada salah satu kitab wahyu, yaitu Zabur, yang diberikan kepada Daud dan orang sering menyamakan bahwa Mazmur adalah Zabur. Bagaimanapun, penyamaan ini agaknya keliru, meskipun boleh jadi Mazmur memasukkan bagian2 tertentu dari Zabur.
Daud dan Baju Besi
Sebagai lanturan sekilas sebelum meneliti kepaduan struktural Mazmur, dinyatakan bahwa Al-Qur'an secara khusus merujuk pada Nabi Daud sebagai pembuat baju besi, yaitu sejenis pakaian untuk pertahanan tubuh. Kronologi tradisional arkeologi Timur Tengah bertentangan dengan klaim tersebut, karena kronologi tradisional menempatkan pemerintahan Daud di garis batas antara Zaman Besi IB dan Zaman Besi IIA, yang mengisyaratkan bahwa penggunaan besi sudah dikenal baik pada zaman Daud. Namun demikian, kronologi tradisional arkeologi Timur Tengah mendapatkan serangan intelektual yang signifikan dari generasi sarjana baru, dan kini diajukan hipotesis bahwa pemerintahan Daud bersesuaian dengan garis2 antara Zaman Perunggu Akhir IIA dan Zaman Perunggu Akhir IIB. Revisi ilmiah mutakhir dalam kronologi arkeologi Timur Tengah ini sesuai dengan Nabi Daud yang menjadi pembuat baju besi dan pelindung tubuh, dan karenanya memberikan dukungan sirkumstansial dan arkeologis bagi pernyataan2 Al-Qur'an dalam hal tersebut.
Struktur Mazmur
Seperti yang muncul dalam Alkitab berbahasa Inggris kontemporer, Mazmur terdiri atas lima "kitab". "Kitab" pertama berhubungan dengan 41 bab pertama atau himne2 individual. "Kitab" kedua mencakup Bab 42 hingga Bab 72. "Kitab" ketiga mencakup Bab 73 hingga bab 89. Dan "kitab" keempat mencakup Bab 90 hingga Bab 106. Akhirnya, "kitab" kelima mencakup Bab 107 hingga Bab150. Masing2 bab yang berjumlah 150 itu dibagi lebih lanjut menjadi ayat-ayat tersendiri. Dalam lima bab yang tersebar ini, seseorang bisa menemukan himnepujian, himne- himne zion, himne- himne penobatan himne, ratapanindividual, ratapan komunitas himne- himne kepercayaan, himnesyukur , himnekerajaan, himnekearifan, liturgy himne- peziarahan, dan sebagainya.
Pembagian dasar menjadi lima "kitab", yang dirangkaikan dengan penisbahan kepada penyuntingan yang dilakukan para pengarang kemudian untuk himne individual, memberikan petunjuk signifikan untuk menguraikan proses kompilasi orisinal Kitab Mazmur. Karena petunjuk2 inilah kita dapat mengidentifikasi empat kitab himne yang berbeda, yaitu kumpulan himne2 individual, yang telah dipadukan pada tahap awal kompilasi Mazmur. Ada empat kitab himne yang dimasukkan:
(1) kitab himne yang dinisbahkan kepada kepengarangan Daud, yang merujuk Allah sebagai Yahweh, karenanya mengikuti tradisi sumber J dari Taurat-yang-diterima
(2) kitab himne yang dinisbahkan kepada para keturunan Korah
(3) kitab himne kedua yang dinisbahkan kepada kepengarangan Daud yang merujuk pada Allah sebagai Ellohim, karenanya mengikuti sumber E dari Taurat-yang-diterima, dan oleh karenanya menunjukkan pengarang yang berbeda dari himne kitab pertama yang dinisbahkan kepada kepengarangan Daud; dan
(4) kitab himne yang dinisbahkan kepada Asaph
Keempat kitab himne-berbeda yang masih ada ini dapat dilihat dari fakta bahwa kitab himne pertama dan kedua yang dinisbahkan kepada kepengarangan Daud ternyata tumpang-tindih: Mazmur 14 diulang sebagai Mazmur 53, dan Mazmur 40:13-17 diulang sebagai Mazmur 70. Oleh karenanya, kita sekarang dapat memahami bahwa "kitab" pertama Mazmur pada dasarnya sama dengan kitab himne pertama yang dinisbahkan kepada Daud, yang dirangkaikan dengan tambahan dari salah satu prolog kemudian, yaitu Mazmur 1. "Kitab" kedua Mazmur pada dasarnya sama dengan kombinasi kitab himne dari para keturunan Korah dan kitab himne kedua yang dinisbahkan kepada Daud. Akhirnya, sebagian besar "kitab" ketiga Mazmur terdiri atas kitab himne Asaph
Tahap awal dalam kompilasi Mazmur ini menghasilkan sebuah kitab yang pada dasarnya sama dengan Mazmur 2-83. Kemudian, dalam tahap kedua kompilasi yang tidak bertanggal, Mazmur 84-89 ditambahkan sebagai apendiks himne2 rakyat, yang belum digabungkan ke dalam kitab Mazmur yang berkembang. Tahap kedua kompilasi ini menggenapi "kitab" ketiga Mazmur. Pada tahap ketiga kompilasi, Mazmur 90-149 ditambahkan, dengan menciptakan "kitab" keempat dan seluruh kitab lain kecuali bab terakhir dari "kitab" kelima Mazmur. Dengan mengelompokkan Mazmur 90-149 menjadi dua "kitab", penyunting tak-dikenal menciptakan sebuah ilusi sejarah untuk lima kitab dari Taurat-yang-diterima, dengan menunjukkan bahwa tahap2 proses kompilasi ini belum genap hingga setelah kompilasi awal Taurat-yang-diterima kira2 pada 400 tahun SM. Dan pada tahap keempat kompilasi, penyunting tak-dikenal menambahkan prolog (Mazmur 1) dan doksologi penutup (Mazmur 150). Singkatnya, kompilasi dari ulasan awal atas Kitab Mazmur yang lengkap ini belum selesai hingga antara 400 dan 200 tahun SM, yaitu, sekitar 570 sampai 770 tahun setelah kematian Daud
Ikhtisar Sangat jelas bahwa Mazmur bukanlah sebuah dokumen tunggal dan utuh. Sekalipun bukti adanya tambal-sulam tidak dapat ditunjukkan dengan cara yang sama ambigunya dengan Taurat-yang-diterima, kemungkinan adanya prosedur tambal-sulam yang digunakan tidak dapat diabaikan begitu saja. Namu demikian, analisis struktural atas Mazmur menyingkapkan bukti yang jelas mengenai adanya pelapisan dan pengombinasian dokumen2 sebelumnya. Lebih lanjut, redaksi dan keterangan editorial, yaitu Mazmur 1 dan 150, dibatasi dengan jelas.
Analisis struktural atas Mazmur menunjukkan bahwa kitab tersebut secara keseluruhan tentunya tidak bisa dinisbahkan kepada kepengarangan Daud. Lebih lanjut, dua bagian utama Mazmur yang dinisbahkan kepada kepengarangan Daud jelas sekali ditulis oleh orang yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan oleh kitab himne pertama yang menyebutkan Allah sebagai Yahweh dan kitab himne kedua yang menyebutkan Allah sebagai Ellohim.
Oleh karenanya, sekalipun himne2 yang terisolasi dan individual mungkin sebelumnya diduga ditulis oleh Daud sendiri, analisis struktural atas Mazmur jelas sekali menolak kepengarangan Daud atas kitab itu. Lebih lanjut, terdapat 570 hingga 770 tahun tenggang waktu antara kematian Daud dan kompilasi awal seluruh kitab tersebut. Lebih jauh lagi, versi2 Mazmur yang berbeda, yaitu, teks Masoterik versus teks Aleksandria, baru eksis pada abad2 setelah kompilasi awal seluruh kitab tersebut. Jika kita menerima teks Masoterik yang kira2 muncul pada 895 M sebagai versi "otoritatif" final Mazmur, maka ada tenggang waktu sekitar 1.865 tahun antara kematian Daud dan versi "terakhir" Mazmur. Jelasnya, sumber Kitab Mazmur sebagian besar tidak dikenal, tidak lengkap, dan jelas sudah hancur.
Referensi
(1) A) Duncan GB (1971). B0 Leslie EA (1929a).
(2) Silberman LH (1971).
(3) QS. 4:163; 17:55; 21:105.
(4) QS. 21:79-80; 34:10-11.
(5) Rohl DM (1995).
(6) Mazmur, 8; 9:1-6; 33; 65; 100; 103-105; 111; 113-115; 117; 134-136; 145-150.
(7) Mazmur 46; 48; 76; 87.
(8) Mazmur 29; 47; 93; 95-99.
(9) Mazmur 3-7; 13; 17; 22; 25-26; 28; 31; 35; 38-39; 42-43; 51; 54-57; 59; 61; 63-64;
69-71; 86; 88; 102; 109; 120; 130; 140-143.
(10) Mazmur 12; 44; 58; 60; 74; 79; 80; 83; 90; 106; 123; 126; 137.'
(11) Mazmur 11; 16; 23; 62; 125; 129; 131.'
(12) Mazmur 30; 32; 34; 41; 65-67; 92; 116; 124; 138. (13) Mazmur 2; 18; 20-21; 45; 72; 89; 101; 110; 132; 144.
(14) Mazmur 1; 37; 49; 73; 112; 127-128; 133.
(15) Mazmur 15; 24; 50; 75; 85; 118; 121.
(16) Mazmur 84; 122.
(17) Misalnya, penyunting tidak dikenal menisbahkan Mazmur, 3-9, 11-32, dan 34-41
kepada Daud, Mazmur 42 dan 44-49 kepada keturunan Korah, Mazmur 51-56 dan 68-70 kepada Daud, dan Mazmur 73-83 kepada Asaph. Berkenaan dengan himne2 lainnya
dalam Mazmur, sebagian melakukan dan sebagian lagi tidak melakukan
penisbahan-kepengarangan sebagaimana yang dilakukan oleh penyunting tak-dikenal tersebut. Di
antara mereka yang ditunjuk sebagai pengarang adalah Sulaiman, Musa, Ethan orang Ezrahite, Heman orang Ezrahite, dan Yeduthun. Tiga
nama orang terakhir merupakan para pemimpin kur di kuil Yerusalem.
(18) Pada awalnya, bab2 dari Mazmur merupakan himne2 individual yang digunakan di
Kuil Yerusalem dan tempat2 suci keagamaan lainnya selama perayaan dan
peribadatan. Seiring berjalannya waktu, himne2 ini dikelompokkan menjadi pelbagai macam kumpulan kitab himne.
(19) Kitab himne ini pada dasarnya berkaitan dengan Mazmur 2-41.
(20) Kitab himne ini pada dasarnya berkaitan dengan Mazmur 42-50.
(21) Kitab himne ini pada dasarnya berkaitan dengan Mazmur 51-72.
(22) Kitab himne ini pada dasarnya berkaitan dengan Mazmur 73-83.
(23) Toombs LE (1971).
(24) Toombs LE (1971).
TETRAGRAMMATON
Nama Tuhan yang sebetulnya didalam Perjanjian Lama adalah Yahweh, bukannya Yahowah. Ummat Yahudi menganggap nama Yahweh terlalu suci untuk diucap, dan oleh karenanya diganti dengan kata Adonai yang berarti Tuan, dan dengan kata Elohim yang bermakna Tuhan. Kalau Adonai ditempatkan di muka kata Elohim, yakni Adonai-Elohim, maka artinya Tuan-Tuhan. Juga terdapat sebutan Yahweh-Elohim yang artinya Yahweh-Tuhan. Tidak ada vocal, huruf hidup dalam abjad Ibrani kuna, yang barulah kemudian diberi tanda-tanda untuk maksud itu, seperti juga halnya dalam alfabet Arab: fatha, kasra dan dhumma. Yahweh terdiri (dari kanan ke kiri) atas letter Yod, Ha, Wau, Ha, dan kalau diberi tanda menjadi Ya-Ho-WaH; orang Yahudi tidak membaca ini tetapi menggantinya dengan Adonai atau Elohim. Terjemahan terkuno dari Bijbel (Wasiat Lama) bahasa Ibrani adalah Septuaginta bahasa Yunani (Greka), dibuat oleh lebih kurang 70 ulama Yahudi di Mesir kira-kira pada tahun 280 S.M., yang dipakai oleh orang Yahudi perantau (Diaspora) yang berbahasa Yunani dan kemudian juga oleh para tabik dari hawari Yesus. Aslinya dari Septuaginta tersebut sudah tidak ada lagi. Ditemukan banyak bagian dari salinan-salinan (codices) dari salinan Septuaginta yang berasal dari antara abad ke-II SM hingga abad ke-III M., di mana terdapat nama Tuhan dengan 4 Huruf Ibrani tadi yang dinamakan "tetragrammaton." Karena ke-empat aksara Ibrani ini mirip sekali dengan huruf Yunani ¹ I ¹ I maka disebutnya Pi Pi oleh orang Kristen yang kurang dalam pengetahuannya. Semula mereka yang menamakan dirinya Kristen terdiri dari kaum Yahudi-Diaspora dan orang-orang mualaf (bukan Yahudi); kedua golongan ini berbahasa Koine, yakni Greka sehari-hari Ketika para pemimpin agama Kristen tidak lagi menyebut nama Tuhan sebagai mestinya, yakni Yahweh, dan khalayak tidak lagi mengerti maksud ke 4 huruf itu, maka tetragrammaton ini diganti dengan kata Yunani "kyrios" yang artinya "Tuan." Dr. Paul E. Kahle13 menulis: "Adalah orang-orang Kristen yang menggantikan Tetragrammaton dengan "Kyrios," ketika nama Tuhan yang tertulis dalam huruf Ibrani tidak dimengerti orang lagi." Perlu kiranya diketahui bahwa titel atau gelar "kyrios" diberi oleh Hellenistic mystery cults kepada putera perkasa dari para dewa, dan dewa juga dipanggil dengan sebutan "kyrios." Pada akhir abad ke IV Jerome, penterjemah yang masyhur dari Bijbel (Wasiat Lama) ke bahasa latin yang dinamakan Vulgata, walaupun beliau mengetahui tentang tetragrammaton, menterjemahkan Yahweh (Ya-Ho-Wa-H) dengan kata Dominus yang artinya "tuan" atau "tuhan." Segala terjemahan kemudian hingga kini dari bahasa Latin ini mengganti Yahweh dengan "Adonai" atau "Tuhan." Bukti adalah saduran Douay dari Roma Katolik dalam Kitab Keluaran 6:3 bahwa Tuhan berkata: "namaku adalah Adonai," bukannya Yahweh. Dalam terjemahan Indonesia menjadi Tuhan Allah, dan Yahweh ini tidak ada hubungannya dengan oknum dari Trinitas ciptaan gereja. Nama Yesyua atau Iesous (Yesus) juga lambat-laun tidak diketahui orang lagi. Yang dikenal orang hanya gelarannya Christos (Al-Masih) yang menjadi namanya, dan "kyrios" menjadi titelnya, sehingga orang menyebutnya Kyrios Christos, Lord Christ, Tuhan Kristus. Dalam segala kitab Injil dari Perjanjian Baru yang dimaksud dengan Sang Bapa dan Bapaku adalah Yahweh. Tidak dipersamakan Sang Putera dengan Sang Bapa seperti sebaliknya diajar oleh hampir segala gereja sehingga mendiamkan nama Allah s.w.t. Paulus yang dipengaruhi oleh cult-myth dari aneka agama mystery hellenistic yang kafir dan gnosticisme, dan yang memasukkan istilah Bapa dan Putera dalam theologinya, tidak mengatakan bahwa Kristus adalah Tuhan, malah ia berkata tentang Tuhan Bapa (kita) dan Tuhan Yesus Kristus (Sang Putera). Yohanes 5:19 - Anak itu tiada boleh membuat barang sesuatu menurut kehendaknya sendiri, melainkan Ia melihat Bapa itu berbuat. Yohanes 14:28 - Bapaku itu lebih mulia dari pada Aku. Istilah Bapa dan Putera inilah yang menjadi sebab musababnya pertikaian antara gereja dari awal zaman hingga kini, dan dilarangnya dalam Islam.

Rentetan sejarah Kristen


SEJARAH PAULUS DARI TARSUS

1. Tipu Daya Paulus Tarsus 

Saul (Hakham Yahudi) ataukah Paulus sang Rasul?
Paulus sang Rasul (3 M - 62 M): Nama Ibraninya adalah Saul. Seorang penduduk Roma yang beragama Yahudi, lahir pada tahun 3 masehi di kota Tarsus di sebelah selatan Turki, dari kedua orang tua Yahudi keturunan Ibrahim. Ayahnya adalah orang Persia keturunan Benyamin anak Yakub (Israel) (Roma 11:1). Paulus sendiri tidak meyakini ketuhanan Al-Masih. Dia juga memandang para pengikut Al-Masih hanya sebagai ancaman agama dan politik terhadap negara. Oleh karena itu dia menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat pedih dan mengusir mereka baik di dalam ataupun di luar Yerusalem (Al-Quds). Dalam perjalanannya dari Yerusalem menuju Damaskus untuk menangkap orang-orang Kristen yang kabur dari Yerusalem, dia berkata bahwa Al-Masih telah menampakkan diri kepadanya dan menuntunnya ke jalan iman kepadanya (Kisah Para Rasul 22:1-11), dan sejak saat itu Paulus memikul tugas menyebarkan ajaran Kristen, yang mana dia menulis empat betas surat (dengan asumsi bahwa dia adalah penulis surat kepada kaum Ibrani) yang seluruhnya dimasukkan ke dalam Alkitab dan dijadikan landasan di masa yang akan datang -melalui keputusan Dewan Gereja Umum- pembentukan agama Kristen seperti formatnya yang sekarang ini. Sampai-sampai julukan agama Kristen berubah menjadi Al-Masihiyyah Paulus (Kristen Paulus).
 Paulus berpindah-pindah tempat pada saat penyebaran ajaran Kristen ke beberapa negara (Cyprus, Antiokhia, Yerusalem, Syria, dan Roma), hingga dia mati terbunuh di Roma pada 22 Februari 62 Masehi (Ensiklopedia Encarta). Pendapat lain mengatakan bahwa dia mati pada peristiwa terbakarnya Roma di masa pemerintahan Nero pada bulan Juli 64 Masehi (Kamus Alkitab. Kamus Alkitab juga menyebutkan pendapat Ensiklopedia di atas). Pada saat itu, kota Tarsus, kota di mana Paulus dibesarkan, merupakan pusat perkembangan ilmu dan filsafat Stoicisme (ketenangan), yang memfokuskan ajaran-ajarannya pada akhlak, dan aliran Panteisme (Wihdatui wujud). Pengaruh aliran pemikiran tersebut tampak jelas dalam berbagai ungkapan Paulus tentang dasar-dasar ajaran Kristen, seperti yang dijelaskan dalam kamus Alkitab (Halaman: 196). Ini berarti bahwa Paulus memiliki latar belakang budaya filsafat Yunani, dan juga budaya Yahudi (Perjanjian Lama) karena dia orang Yahudi. Kami akan memulai dengan menggambarkan Paulus tentang dirinya dalam suratnya kepada penduduk Roma, dia berkata: “ Dan Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul (apostle) dan dikuduskan (separated) untuk memberitakan Injil Allah”(Roma 1:1). Dapat kita perhatikan ayat di atas, bahwa ungkapan Yang dipanggil menjadi rasul berarti bahwa kata rasul adalah ungkapan Paulus sendiri. Ini tidak sama artinya dengan kata Rasul untuk Nabi Musa. Bisa jadi maksudnya apostle dalam bahasa Inggris yang juga berarti murid (hawariy) bukan seorang nabi -seperti yang disebutkan dalam teks King James dalam bahasa Inggris- ini merupakan kata yang tepat di dalam menggambarkan hakekat Paulus yang menyatakan bahwa dia adalah seorang murid dan bukan seorang nabi. At-Tafsir At-Tathbiqi li Al-Kitab Al-Muqaddas, halaman 2373 menjelaskan arti ayat di atas, "Ketika Paulus seorang Yahudi yang fanatik dan yang suka menindas orang-orang Kristen itu beriman maka Allah menggunakannya untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia." Demikianlah! Sebenarnya Paulus tidak memiliki risalah khusus. Bahkan tugas utamanya hanya terbatas (menurut pemahamannya) dalam penyebaran kabar gembira dan Injil, seperti yang dikatakannya: “Oleh kuasa tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dan oleh kuasa roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem ke llirikum, aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus” (Roma 15:19).  Arti tersebut dipertegas kembali dalam ayat berikut ini: “Kuulangi lagi: Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku pun boleh bermegah sedikit. Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah (2 Korintus 11:16-17).   Seperti yang kita lihat, bahwa ini adalah ayat yang menegaskan bahwa Paulus bukanlah seorang rasul atau nabi, namun dia berusaha untuk masuk ke dalam golongan nabi, tanpa wahyu. Paulus pun mengakuinya secara terang-terangan (Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh) maksudnya adalah bahwa perkataannya bukanlah wahyu, tapi hanya sekadar kebodohan dirinya, dan dia berhak untuk bangga dengan kebodohannya, seperti yang tertulis dalam terjemahan modern dari ayat tersebut [16] Aku mengatakannya sekali lagi: Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku bisa berbangga diri sedikit. (2 Korintus 11:16) Paulus berusaha mengangkat dirinya sendiri, dengan mengaku bahwa dia tidak jauh berbeda dengan seorang rasul yang memiliki keistimewaan, meskipun dirinya sendiri tidak berarti apa-apa, dan meskipun dia membanggakan kebodohannya secara terang-terangan. [11] Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu. (2 Korintus 12:11) Terjemahan terbaru Alkitab memperjelas arti ayat tersebut, [11] Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamulah yang memaksa aku. Sebenarnya kamu harus memujiku. Karena aku tidak berbeda dalam segala hal dengan rasul-rasul yang luar biasa itu. (2 Korintus 12:11) Seperti yang kita lihat bahwa Paulus mengakui kebodohannya secara terang-terangan, meskipun demikian dia berusaha untuk mendapatkan simpati dan pujian dari masyarakat (Sebenarnya kamu harus memujiku...). Tidak hanya itu, bahkan terkadang dia berbicara seperti orang gila, ketika dia menjelaskan bahwa dia adalah pelayan utama Al-Masih dan terbaik, karena dia lebih banyak memikul beban. [22] Apakah mereka orang lbrani? Aku juga orang Ibran. Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham. [23] Apakah mereka pelayan Kristus? -Aku berkata seperti orang gila- aku lebih lagi! Aku banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. (2 Korintus 11:22-23) Tidaklah benar bahwa Paulus terpaksa mengatakan hal itu, karena orang-orang ragu dengan risalah yang dibawanya. Dalam kondisi apa pun, seorang rasul tidak dibenarkan berbicara seperti orang gila. Bagaimana mungkin orang-orang akan mempercayai perkataan orang gila? Paulus berpendapat bahwa dirinya tidak jauh berbeda -sama sekali- dengan para rasul yang memiliki kelebihan, meskipun dia mengakui bahwa dirinya bodoh dan tidak berarti apa-apa! Dan Paulus terus meyakini hal itu, meskipun dia tidak pandai dalam berkata-kata. [5] Tetapi menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. [6] Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan dalam segala hal. (2 Korintusl 1:5-6) Paulus berusaha mencari dukungan orang-orang, meskipun harus membayar mahal, rneskipun dia harus melepaskan keyakinan Kristennya, dia rnengatakan: [19] Sungguhpun aku bebas dari semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. [20] Demikianlah bagi orang Yahudi aku seperti orang Yabudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. [21] Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup diluar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (1 Korintus 9:19-21) Ini merupakan ayat yang merefleksikan filsafat Paulus secara umum, dia membaca dengan cara apa saja, dan melalui agama apa saja, demi mendapatkan daya tarik masyarakat dan popularitas mereka (Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat), dia berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan semua resiko, meskipun dia harus tampil seperti penyembah berhala! Secara jelas terlihat bahwa pemikiran tersebut bukanlah wahyu Tuhan, jika hal itu ditinjau dari segala aspek. Wahyu Tuhan yang benar (Perjanjian Terbaru) haruslah terbebas dari penerimaan dan penolakan manusia terhadap rasul. Yang wajib dilakukan oleh rasul, hanyalah membawa agama yang benar saja, tanpa melihat apakah agama yang dibawanya diterima oleh masyarakat atau tidak. Bukanlah sikap yang dapat dibenarkan, jika seorang rasul membaca sesuai dengan keinginan suatu kelompok, karena hal yang demikian itu dapat menghilangkan esensi agama dalam tabligh Ilahi. Inilah firman Allah yang khusus diberikan kepada setiap rasul, "Jika kamu berpaling, maka sungguh telah kusampaikan kepadamu petunjuk yang aku diutus untuk menyampaikannya. Dan Tuhanku akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain dan kamu tidak dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu." (Hud: 57) Maksud ayat di atas adalah, jika mereka berpaling atau menantang para nabi dan rasul, maka hendaknya nabi/rasul itu mengatakan kepada mereka, "Aku telah menyampaikan apa yang telah ditugaskan kepadaku untuk kalian semua, jika kalian mengambilnya, maka itu adalah sebuah keberuntungan bagi kalian, dan jika kalian meninggalkannya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menggantikan kalian dengan sebuah kaum yang lain, lalu mengadzab kalian, kalian juga tidak akan pernah membuat mudarat kepada-Nya, meskipun kalian meninggalkannya." Ayat-ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan hal tersebut silih berganti, untuk menjelaskan kepada kita, bahwa ketika manusia menantang sesuatu yang disampaikan oleh rasul, maka tidak ada kewajiban bagi rasul itu, kecuali menyampaikan saja. Firman Allah, "Dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan dengan terang." (An-Nahl: 82) Pemikiran matematis dan redaksi hokum pun terus menetang hal yang terkait dengan maksud di atas, Allah berfirman, "Jika mereka berpaling, maka katakanlah: Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian terus terang. Dan aku tidak mengetahui apakah ancaman itu sudah dekat atau masih jauh? Sesungguhnya Dia mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan. Dan aku tiada mengetahui boleh jadi hal itu (penundaan adzab) cobaan bagi kamu atau menjadi kesenangan sampai kesuatu waktu. (Muhammad) berkata: Ya Tuhanku berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami adalah Tuhan yang Maha Pemurah lagi yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan. "(AI-Anbiyaa': 109-112) "Jika mereka berpaling, maka katakanlah: Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian terus terang" Artinya: Jika mereka menantangmu, maka katakanlah kepada mereka -sekarang juga- kita akan berpisah setelah sama-sama mengetahui kebenaran, agar mereka memikul dosa-dosa mereka sendiri. Saya berharap para agamawan Kristen membandingkan redaksi ini dengan redaksi yang yang dikatakan oleh Paulus sang rasul yang bodoh, plin-plan, dan munafik, yang berbicara seperti orang gila, menurut pengakuan dirinya sendiri. Di dalam Al-Qur'an, kata "berpaling" disebutkan sebanyak 33 kali. Kata tersebut telah membuat diri kita tertunduk menangis kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena kita lalai dalam melaksanakan hak-Nya. Oleh karena itu misi yang dibawa oleh rasul, hanyalah sebatas melaksanakan perintah Allah semata, dan hanyalah melaksanakan tugas tersebut dengan ketekunan dan kekhusyu'an, hingga pada tingkatan bergetarnya jiwa dan raga secara bersamaan, seperti firman Allah kepada rasul-Nya, "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (Al-Hijr: 94) Inilah sebuah perintah yang dapat menggetarkan rasul dan para pengikutnya, sehingga hati dan lisan pun sulit mengungkapkan kalimat "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan", yang tidak mungkin bagi kita memahami arti kalimat tersebut, kecuali setelah menghubungkannya dengan firman Allah, yang menggambarkan refleksi turunnya wahyu kepada gunung-gunung, firman Allah, "Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur 'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpainaan-perurnpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berftkir." (Al-Hasyr: 21) Biarkanlah para agamawan Kristen merenungi kalimat "supaya mereka berfikir" maksud ayat tersebut! Pertanyaan yang terlontar sekarang! Apakah Nabi Muhammad berusaha mencari kemuliaan diri dan menarik simpati orang lain, seperti yang Paulus lakukan? Inilah firman Allah di dalam Al-Qur'an, "Katakanlah: Upah yang aku minta kepadamu, adalah untuk kamu. Upahku hanya dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Saba': 47) Seperti yang telah kita ketahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'alalah yang langsung memberikan ganjaran pahala kepada para rasul. Adapun ganjaran orang yang beriman akan kembali ke dirinya sendiri. Dialah orang yang akan memanfaatkan ganjaran keimanannya dan keselamatan akhirat yang diharapkannya, yaitu dengan tercapainya tujuan dari penciptaan makhluk di dunia ini, yang tercermin dari: Iman yang didasari oleh akal. Maksudnya adalah Iman orang yang berakal dan melaksanakan aturan/syariat (pentingnya melaksanakan amal saleh). Pelaksanaan syariat bukanlah sesuatu yang dibuat oleh manusia, namun itu adalah perintah dan hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala yang wajib kita ikuti, bagi setiap hamba yang beriman kepada-Nya. Inilah perkataan Allah kepada Musa Alaihis Salam: [16] Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. (Ulangan26:16) Kita kembali membahas Paulus sang Rasul (atau Paulus seorang hawari [murid Isa]), dia berupaya menolak segala tuduhan kebohongan terhadap dirinya dalam berbagai surat. [31] Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta. (2 Korintus 11:31) [20] Di hadapan Allah kutegaskan: Apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (Galatia 1:20) [7] Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -yang kukatakan benar dan aku tidak berdusta- dan sebagai pengajar orang-orang yang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. (Timotius 2:7) Beginilah Paulus membela dirinya sepanjang surat yang telah dibuatnya, dia mengaku bahwa dia tidak berbohong sama sekali, dia pun mempertahankan kebodohannya, seperti yang kita lihat pada ayat-ayat sebelumnya, sebagaimana Paulus meminta kepada orang-orang tentang prediksi kebodohannya. [1] Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil ini. Memang kamu sabar terhadap aku! (2 Korintus 11:1) Jadi, risalah menurut Paulus hanyalah sekadar persaingan dan perlombaan dalam menafsirkan teks-teks Injil, dengan para pendusta lainnya, seperti dalam teks berikut ini: [12] Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan/dibanggakan. [13] Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (2 Korintus 11:12-13) Oleh karena itu, Paulus selalu menuduh orang lain berdusta, dan nabi palsu, dengan tujuan -masih menurut pandangannya- membanggakan dan mengaktualisasikan diri sendiri menurut pandangan kontemporer. Maka dari itu, risalah/misi menurut pandangan Paulus hanyalah sekadar perang pemikiran dengan orang lain, untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri (apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan/dibanggakan}. Inilah sekilas pandang mengenai Paulus sang Murid (bukan sang rasul), sosok pembentuk akidah Kristen, seperti yang kita lihat sekarang ini. Lihadah bagaimana dia menggambarkan diri dan sifatnya. Nah, adakah seorang rasul yang berkata kepada kaumnya, "Sungguh aku telah menjadi bodoh tetapi kamu yang memaksa aku!" "Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku!" "Aku berkata seperti orang gila!" "Namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itui" "Meskipun aku tidak berarti sedikit pun!" "Aku tidak berdusta!" Dia pun berupaya untuk mendapatkan kemuliaan dirinya sendiri, "Sebenamya aku harus kamu puji!" Dia juga senantiasa bertindak munafik di hadapan manusia agar menguasai mereka, sampai-sampai dia rela menampilkan dirinya seakan-akan dia seorang penyembah berhala, "Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat!" Dia ingin menaklukkan orang-orang sekalipun harus membayar mahal, sekalipun harus berpura-pura menjadi penyembah berhala, kafir dan hidup tanpa hukum/syariat! Mungkinkah orang seperti Paulus ini dapat dikategorikan sebagai seorang rasul? Firman Allah, "...Tidak adakah di antara kamu yang berakal?" (Hud: 78) Lalu, apakah konpensasinya? Di dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan risalah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Dan dia tidak menuturkan (Al-Qur'an) menurut hawa nafsunya. la (Al-Qur'an) tiada lain kecuali wahyu yang di wahyukan. Yang mengajarinya (Jibril) yang sangat kuat." (An-Najm: 3-5) Saya berharap sekali agamawan Kristen membaca lagi ayat-ayat di atas beberapa kali, agar mereka dapat memahami artinya. Sadarkah para agamawan Kristen itu, bahwa seorang rasul tidak menuturkan menurut hawa nafsunya? Bahwa yang dibicarakannya itu tiada lain kecuali wahyu yang di wahyukan, dan agama adalah ilmu yang mengajarinya (Jibril) yang sangat kuat, bukan dengan takhayul, mitos, kebodohan, kejahilan dan bukan upaya untuk mengaktualisasikan diri. Jika kita berbicara mengenai surat Paulus, kita tidak menemukan kata "wahyu", kecuali hanya sekali (Roma 11: 4). Itu pun karena dia berbicara tentang Nabi Elia, bukan tentang dirinya sendiri. Apakah para pembohong ini memperhatikan hal tersebut? Ketahuilah, bahwa seorang rasul sudah seharusnya dibimbing oleh wahyu Tuhan yang benar dalam setiap ucapannya. Firman Allah, "Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak menukirkan(nya)?" (Al-An'am:50) Saya sangat berharap para pembohong ini mau membaca ayat-ayat di atas berulang kali, sehingga mereka sadar akan kebenaran yang mereka yakini dan mengetahui apa sebenarnya esensi wahyu Tuhan yang benar itu. Oleh karena itu, permasalahan agama adalah permasalahan ilmiah yang dapat dicerna oleh akal dan logika, bukan permasalahn yang dipenuhi dengan kebodohan dan kejahilan. "Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" Renungan Seperti yang telah kita lihat -pada alenia-alenia di atas- bahwa Paulus, hanyalah salah seorang penyebar Injil, atau malah merupakan salah seorang penafsir Injil perdana. Dia pun mengakui hal itu secara terang-terangan, dan juga mengakui bahwa dia tidak berbicara atas nama wahyu yang turun dari langit, melainkan berbicara atas dasar kebudayaan yang dianutnya yang berkembang pada saat itu (tanpa melihat kebodohannya, yang diakuinya sendiri). Dan, yang kita ketahui -sekarang ini- bahwa Paulus telah menulis empat belas surat (jika kita menganggap dialah penulis surat kepada kaum Ibrani itu), yang telah dimasukkan seluruhnya ke dalam Alkitab, yang nantinya -melalui keputusan Dewan Tinggi Gereja- dinyatakan sebagai dasar ajaran Kristen dalam formatnya sekarang ini. Pauluslah yang menentukan ketuhanan Al-Masih, dia juga yang menyatakan Al-Masih anak Tuhan (Trinitas), dia juga yang mengatakan adanya kesalahan fatal, serta yang mengatakan tentang pengorbanan dan salib, dan pemyataan lainnya. Inilah bentuk ajaran Kristen yang tidak lagi bersandarkan pada Al-Masih, akan tetapi bersandarkan pada Paulus.
Pertanyaan yang terlontar sekarang! Pertama: Bagaimana mungkin seorang agamawan Kristen membiarkan Tafsiran Paulus (surat-surat Paulus) itu menyusup ke dalam Alkitab (tanpa melihat kebenarannya) dan menganggap tafsiran tersebut (surat-surat Paulus itu) sebagai bagian pelengkap dan penyempuma agama Kristen? Kedua: Bagaimana mungkin para agamawan Kristen membiarkan pandangan Paulus terhadap agama Kristen, sebagai satu-satunya pandangan yang benar bagi ajaran Kristen, serta memaksakannya kepada semua orang (pandangan yang memformat ajaran Kristen seperti sekarang ini). Bahkan pandangan Paulus tersebut melarang orang-orang memandang Al-Masih dengan pandangan yang sebenamya! Ketiga: Apakah pandangan Paulus itu benar dalam memahami dan menafsirkan ajaran Kristen? Kita perhatikan disini, seandainya para ulama Islam mengikuti konsep tersebut di atas, maka sudah bisa dipastikan tafsir-tafsir Al-Qur'an perdana (seperti: Tafsir AthThabari, Qurthubi, Ibnu Katsir dan lainnya) dinyatakan sebagai bagian dari Al-Qur'an itu sendiri. Ini berarti, mencampur-adukkan wahyu Ilahi dengan teks buatan manusia. Namun hal tersebut tidak pernah terjadi dalam ajaran Islam. Begitu juga dengan sunah nabawiyah (segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam baik berupa perkataan, perbuatan atau diamnya beliau), bukanlah termasuk dari ayat-ayat Al-Qur'an. Bahkan sunah nabawiyah tersebut telah digolongkan dalam suatu cabang ilmu terpisah yang dapat diteliti, diperdalam dan diuji keabsahannya. Sampai-sampai sunah nabawiyah itu dapat digolong-golongkan berdasarkan kepada mutawatir atau tingkatan lainnya oleh para ulama dan agamawan Islam. Pada umumnya, kejadian seperti ini bukanlah sebuah keanehan dalam pemikiran Kristen. Karena Injil-injil itu sendiri ditulis tanpa adanya wahyu dari langit (karena kata "wahyu" tidak disebutkan sama sekali dalam keempat Injil yang menyatakan cara penulisan Injil-injil tersebut). Bahkan Injil-injil ini ditulis dalam bentuk cerita yang mencerminkan pandangan sang penults terhadap kejadian yang berlangsung pada saat kehidupan Yesus. Ini dapat terlihat dengan jelas dalam surat Lukas (Injil Lukas). Injil Lukas, tak ubahnya seperti sebuah surat yang ditulis oleh "Lukas" kepada seseorang yang bernama Teofilus (At-Tafsir At-Tathbiqi tidak menyebutkan hubungannya dengan Lukas) untuk menceritakan kepadanya kejadian yang dilihat pada saat itu, seperti yang ada dalam pembukaan Injilnya yang mengatakan, [1] Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang persitiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita. [2] Seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. [3] Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, [4] supaya engkau dapat mengetabui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. [5] Pada Zaman Herodas, Raja Yudea, adalah seorang imam bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. (Lukas 1:1-5) Bahwa Injil Lukas (Injil ketiga dari Alkitab) mirip dengan sebuah cerita (yang diriwayatkan oleh Lukas) atas kejadian yang terjadi pada saat itu tentang kehidupan Yesus. Inilah bentuk penulisan Injil yang sama dengan injil lainnya -yang diriwayatkan oleh Matius, Markus, dan Yohanes- yaitu penulisan kisah suatu kejadian yang berlangsung pada saat Yesus hidup, sesuai dengan riwayat sang penulis, tanpa melalui wahyu. Dan tidak disebutkan kata "wahyu" secara jelas di keempat Injil tersebut, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Telah sama-sama diketahui bahwa penulisan injil dimulai antara tahun 70 dan tahun 115, dan tidak seorang pun dari para penulis Injil itu mengenal Yesus Al-Masih atau mendengar pembicaraannya. Begitu pula, Injil pertama kali ditulis dengan bahasa Yunani, padahal Yesus berbicara dengan bahasa Aramaik. Di sisi lain, saat kita melihat ke wahyu dalam pemikiran Al-Qur'an (Perjanjian Terbaru), maka kita akan mendapatkan bahwa wahyu teriihat sangat jelas. Tidak ada percampuran ayat dan misteri di dalamnya. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Rasul-Nya, "Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Ahzab: 2) Konsep wahyu bukanlah pemikiran yang baru dalam agama Islam, akan tetapi merupakan bentuk hubungan antara Allah dan para Rasul-Nya, sama seperti hubungan antara langit dan bumi. Oleh karena itu, Allah berfirman kepada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam agar mengatakan kepada umat manusia, "Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang terang." (Al-Ahqaf:9) Arti rasul dan risalah itu sendiri berbeda di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Dan Kami turunkan Al-Qur 'an dengan sebenar-benamya dan Al-Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (Al-Israa': 105)
Ilmu Paulus
Berkenaan dengan Ilmu yang dimiliki Paulus, kita dapat melihat dia mengaku terus terang bahwa dia belajar ilmu kepada orang-orang bodoh, orang-orang bijak dan kepada filosof-filosof Yunani: Aku berhutang baik kepada orang Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang yang tidak terpelajar." (Roma 1:14) Bahwa suratnya -seperti yang terlihat dalam teks di atas- adalah percampuran budaya juga kekacauan penulisan dan pemikiran. Bersarnaan dengan itu Paulus saling bertentangan dengan "Tuhan Yesus" yang menolak hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak. [19] Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." [20] Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (1 Korintus 1:19-20)
  Seperti yang kita lihat, bahwa Paulus menerima hikmah dan kebodohan secara bersamaan, sedangkan Tuhannya Yesus menolak hikmah dan tidak menerima kecuali dengan kebodohan. Maka, Tuhan Yesus tidak melihat hikmah alam ini kecuali kebodohan. Paulus menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan tidak memberikan pilihannya kecuali kepada kebodohan, bahkan lebih memuliakan kebodohan daripada orang yang memiliki hikmah. [27] Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. (1 Korintus 1:27) Sudah dapat dipastikan, bahwa seandainya Paulus menganggap dirinya pilihan Tuhan, berarti sebenamya dia bodoh -menurut teks di atas- bukan termasuk golongan orang yang bijak. Dan Paulus memberikan ringkasan kepada kita bahwa "pengorbanan dan penyaliban" -poros ajaran Kristen- tidak akan berhasil mendominasi ajaran tersebut, kecuali dengan hilangnya hikmat/ilmu dan lenyapnya pemahaman bersamaan dengan hadirnya kebodohan. [18] Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. [19] Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." [20] Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (1 Korintus 1:18-20) Paulus telah menjelaskan bahwa Tuhan Yesus hanya melihat jalan kebodohan dan kedunguan, ini merupakan jalan yang terbaik untuk lebih mengenalnya. [21] Oleh karena dun/a, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleb hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. (1 Korintus 1:21) Artinya, bahwa sang Khalik menganggap baik, seandainya jalan yang ditempuh menuju kepada-Nya melalui jalan kebodohan dan kedunguan! Oleh karena itu, Paulus mensucikan kebodohan dan mengangkatnya melampaui hikmah. [18])anganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, blarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. [19] Karena hikmat dunia itu adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "la yang menangkap orang yang berhidmat dalam kecerdikannya." [20] Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesunggubnya semuanya sia-sia belaka. (1 Korintus 3:18-20) Inilah pemikiran Tuhan Yesus tentang hikmat dan orang-orang yang bijak. Dia melihat bahwa pemikiran orang-orang yang bijak adalah kesalahan. Berkenaan dengan wahyu Ilahi yang benar (Perjanjian Terbaru), kata "hikmah" disebutkan bersamaan dengan pemahaman ilmu dan wahyu, seperti yang ada pada firman Allah, "Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul (Muhammad.) di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Qur'an dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (Al-Baqarah: 151) Kata hikmah dalam pemikiran Islam selalu bergandengan dengan kebaikan (semua kebaikan) bagi manusia, karena hal ini merupakan pemberian dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Firman Allah, "Allah menganugerahkan hikmah (kemampuan mendalami dan memahami ajaran Allah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal." (Al-Baqarah: 269) Inilah Firman Allah tentang Isa putra Maryam dan risalah yang dibawanya, "Dan Dia mengajarkannya Alkitab, Hikmah, Taurat, dan Injil." (Ali Imran: 48) Sedangkan Paulus (sang rasul) -pembuat ajaran Kristen- mengatakan (Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh) artinya perkataan itu bukanlah wahyu. Dia berbicara (seperti orang gila) dialah yang mempertahankan kebohongannya dan mempertahankan kebodohannya serta menolak ilmu di setiap perkataannya (yang suci). Dialah yang mengangkat kebodohan di atas hikmah, bahkan meminta seluruh umat Kristen untuk bersikap bodoh, agar mereka menjadi orang bijak. Sesungguhnya akidah Trinitas tidak akan sempurna, kecuali dengan kebodohan dan kedunguan. Maka, dengan semua yang dilakukan Paulus ini, orang-orang Kristen mengkategorikan Paulus ke dalam golongan para nabi yang benar. Dan, mengkategorikan Muhammad SAW yang membawa kebenaran, ilmu dan logika ke dalam golongan nabi palsu! Mereka, bukanlah orang yang pertama kali melakukan hal seperti ini, karena sebelum mereka, telah ada kaum Tsamud -kaum Nabi Shaleh- yang lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk, sehingga turun firman Allah atas mereka, "Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk, maka mereka disambar petir (sebagai) adzab yang menghinakan desebabkan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa." (Fushshaat:17-18)

Paulus dan Hukum Taurat
Sebenarnya Paulus sang rasul, atau yang lebih tepat Paulus sang murid, telah menghilangkan moral dan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Dia juga telah menyebarkan kerusakan dan melanggar ajaran Musa dan Isa secara terang-terangan. Tidak hanya sebatas ini saja, bahkan dia telah merusak sendi-sendi agama itu sendiri. Sebelum kami menjelaskan pemahaman ini, izinkanlah kami rnemulai penjelasan firman Tuhan kepada Musa Alaihissalam seperti yang terdapat dalam Kitab Ajaran (Taurat Musa): [26] Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat (An-Namus) ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin! (Ulangan 27:26)
Bahkan Tuhan mereka telah memberi peringatan kepada Musa dan bangsa Yahudi yang tidak melaksanakan hukum. Juga, mengancarn dengan siksaan, jika mereka tidak melaksanakannya. [58] Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau tidak takut dengan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yakni akan TUHAN, Allahmu. [59] Maka Tuhan akan menimpakan pukulan-pukulan yang ajaib kepadamu dan kepada keturunanmu, yakni pukulan-pukulan yang keras lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama. [60] la akan mendatangkan pula segala wabah Mesir yang kau takuti itu kepadamu, sehingga semuanya itu melekat kepadamu. [61] Juga berbagal-bagai penyakit dan pukulan yang tidak tertulis dalam kitab Taurat ini, akan ditimbulkan Tuhan menimpa engkau, sampai engkau punah. [62] Daripada kamu hanya sedikit orang yang tertinggal, padahal kamu dulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya -karena engkau tidak mendengarkan suara Tuhan, Allahmu. (Ulangan 28:58-62)
  Seperti yang kita lihat dari ayat ini bahwa syariat (hukum Taurat) adalah suara Tuhan. Maka terkutuklah orang yang tidak melaksanakannya. Namun, apakah syariat yang dimaksud itu? Maksud dari syariat (hukum Taurat) dalam perkataan yang singkat adalah: Bertauhid dan berakhlak mulia yang disebutkan oleh Tuhan dan dilaknat orang yang tidak melaksanakannya, Dia berkata: [15] Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi Tuhan, buatan tangan seorang tukang dan yang mendirikannya dengan sembunyi... [16] Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu bapanya... [17] Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah sesamanya manusia... (**) [18] Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat... [19] Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda... [20] Terkutuklah orang yang tidur dengan istri ayahnya, sebab ia telah menyingkap punca kain ayahnya... [21] Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apa pun... [22] Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah dan anak ibunya... [23] Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan... [24] Terkutuklah orang yang membunuh sesamanya manusia dengan bersembunyi... (Ulangan 27:15-24)
 Beginilah hukum syariat senantiasa menyerukan nilai-nilai akhlak yang mulia. Tuhan pun turun ke bumi (dalam bentuk Yesus menurut ajaran Kristen) dalam Perjanjian Baru untuk menegaskan pentingnya pelaksanaan syariat (Hukum Taurat) secara berkesinambungan, Dia mengatakan: [17] Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. [18] Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:17-18)
Inilah sikap Tuhan dalam dua perjanjian, baik yang lama ataupun yang baru. Lalu, bagaimanakah sikap Paulus terhadap pelaksanaan hukum ini? Sebenarnya Paulus telah mencampakkan syariat (hukum Taurat) ke neraka, sebelum langit dan bumi ini binasa, seperti yang telah Tuhan firmankan. Paulus sendiri menganggap bahwa syariat (Hukum Taurat) dan cara pelaksanaannya adalah perbuatan terlaknat yang tidak wajib untuk dilaksanakan. Dia berkata: Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklab orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13) Ini berarti, bahwa Tuhan mengingkari dirinya sendiri! Hanya dengan satu ayat saja, Paulus telah menghancurkan syariat beserta segala isinya. Dia berkata bahwa syariat itu kutukan, bahkan mengatakan bahwa Tuhan itu sendiri terkutuk [dengan jalan menjadi kutuk karena kita], karena manusia telah menggantungkan Tuhannya di kayu (salib). Maka dari itu, Paulus berkata bahwa Tuhan telah melaknat dirinya sendiri, dan dia mengatakan terkutuklah orang-orang yang berpegang kepada hukum Taurat dan melaksanakannya. [9] Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. [10] Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." (Galatia 3:9-10) At-Tafsir At-Tathbiqi li Al-Kitab Al-Muqaddas menjelaskan arti yang berkenaan dengan maksud ayat di atas hlm. 2502: [Yesuslah yang telah mengambil sendiri kutukan hukum Taurat tersebut, saat dia rela dirinya digantung di kayu disalib (Galatia 3:13). Dia telah melaksanakannya, agar kita tidak menanggung derita itu. Beginilah cara yang dimungkinkan kita dapat selamat bersamanya. Satu-satunya syarat adalah dengan menerima perbuatan Yesus, yang dilakukannya diatas kayu salib (Kolose 1:20-23)]. Syarat yang dimaksudkan -sebagaimana yang telah kita ketahui- adalah nilai-nilai moral. Artinya, agama Kristen mengutuk orang-orang yang berakhlak mulia! Beginilah "Tuhan telah wafat" oleh tangan manusia dalam Perjanjian Baru. Dan, Paulus mencampakkan hukum Taurat ke neraka! Atas dasar inilah, di dalam ajaran Kristen tidak ada pencegahan bemuansa religius terhadap suatu kejahatan! Tidak ada aturan, tidak ada norma dan tidak ada akhlak! Inilah cara Paulus membebaskan hawa nafsu manusia, agar melakukan apa saja yang mereka inginkan. Dan, Paulus pun mengumumkan bahwa syariat tidak lagi dibutuhkan oleh umat Kristen, setelah manusia menyalib Tuhan dan membunuhnya di kayu salib, dia mengatakan: [24] Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. [25] Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. (Galatia 3:24-25) Maksudnya, kita sudah tidak memiliki penuntun lagi. Dan, Paulus telah menghapuskan seluruh hukum Taurat. [15] Sebab dengan mati-Nya (tubuh Yesus yang disalib) sebagai manusia la telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya dan dengan itu mengadakan damai sejahtera. (Afesus 2:15) [16] Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya o/en iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "Tidak ada seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat." (Galatia 2:16) Maksud ayat di atas adalah bahwa melaksanakan syariat tidak dapat mengarahkan seseorang kepada kebaikan! Bahkan, Paulus menegaskan bahwa orang yang berambisi melaksanakan syariat (hukum Taurat) akan kehilangan nikmat Tuhan. [4] Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia [kehilangan nikmat]. (Galatia5:4) Paulus pun melanjutkan lagi pembicaraannya, bahwa tidak dibutuhkan lagi amal saleh, dia mengatakan: [27] ...Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! [28] Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat (Roma 3:27-28) Terlihat jelas sikap Paulus yang membebaskan manusia dari nilai kemanusiaan dan agama. Dan, Paulus menjadikan keimanan kepada Yesus, jalan yang cukup untuk keselamatan dan ketaatan tanpa membutuhkan amal saleh. Hal ini sangat bertentangan sekali dengan perkataan Yesus (Tuhan menurut pandangan Kristen): [36] Tetapi aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. [37] Karena menurut ucapanmn engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. (Matius 12:36-37) Beginilah! Tuhan telah berseteru dengan dirinya sendiri! Akibat dari perbuatan Paulus sang rasul dan amal saleh tidak lagi dibutuhkan dalam ajaran Kristen. [9] Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya [nikmat-Nya] sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman. [10] dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. (2 Timotius 1:9-10) Hal tersebut ditegaskan kembali pada ayat lainnya: [4] Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, [5] pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh kudus. (Titus 3:4-5) Ayat-ayat lain pun terus bergulir. Sehingga hanya dengan beriman kepada Yesus -tanpa melihat amal saleh yang dilakukannya- seorang penganut Kristen dapat selamat. [9] Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia di antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. [10] Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10:9-10) Oleh karena itu, Milankton berkata dalam bukunya Al-Amakin Al-Lahutiyah (Tempat-tempat Ketuhanan), "'Jika kamu mencuri, berbuat zina, atau berbuat fasik, maka janganlah risaukan perbuatan itu! Akan tetapi, janganlah kamu lupa, bahwa Allah adalah seorang kakek yang banyak memiliki kebaikan, dan Dia telah terlebih dahulu mengampuni segala kesalahanmu -beberapa waktu lamanya- sebelum kamu melakukan kesalahan itu." Seperti yang dikatakan Martin Luther seorang pendiri aliran Protestan, "Bahwa Injil tidak meminta kita untuk melakukan amal saleh (agar kita termasuk golongan orang yang taat), bahkan sebaliknya, justru menolak segala amal perbuatan kita. Sebenarnya, agar kita tampak saleh, kita harus memperbesar dan memperbanyak dosa." Jika kita tambahkan dari uraian di atas, bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menikmati segala yang ada di dunia. Di sini terlihat, bahwa agama Kristen menyerukan ajaran yang hina. Teks-teks tersebut memiliki dampak yang sangat besar terhadap hukum Taurat dalam ajaran Kristen. Para perintis agama Kristen telah mengetahui -sebelum yang lainnya- bahwa semua larangan berubah menjadi halal. Oleh karena itu, agama Kristen dan agama sebelumnya yaitu Yahudi telah melepaskan diri dari belenggu hukum dan semua pesan moral yang terkandung di dalamnya, sehingga kondisi tersebut -sebagaimana yang disimpulkan oleh para peneliti- terealisasi dalam masyarakat Kristen di zaman modem sekarang ini: menyebarnya zina dan perbuatan keji / banyaknya kejahatan / perbedaan ras / perpecahan keluarga / hubungan masyarakat yang buruk / tersebarnya minuman keras / kehidupan tanpa agama / bersikap kejam terhadap bangsa lainnya. Kekejaman terhadap bangsa lain terliha tjelas dalam pembasmian masyarakat dunia ketiga, terutama negara Islam. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan CIA (Central Intelligence of America) mengatakan, "Jumlah penduduk dan kedaulatan dunia ketiga harus dibatasi dengan cara apa pun, seperti: peperangan, penyakit dan epidemi. Atau, dengan cara lainnya, baik yang legal ataupun yang illegal, agar negara-negara tersebut tidak dapat menikimati sumber daya alam yang mereka miliki, karena surnber tersebut dianggap milik Amerika dan Iriggris (negara Eropa secara umum). Adapun negara-negara 'yang rnenjadi sasaran utama hasil perielitian mereka adalah Mesir, Iran, dan seluruh negara-negara Arab, juga negara-negara di benua Afrika dan Asia. Bencana peperangan tersebut dipimpin oleh Amerika Serikat dan Israel, dengan bukti adanya 12 pusat penelitiari ilmiah di Amerika yang merampungkan pembuatan virus dan penyakit yang diambil dari gen manusia, yang dapat menular ke populasi tertentu yang sama gennya, dan tidak akan menular ke populasi yang berlainan gen. Begitulah caranya Kristen Eropa menghidupkan kembali -berlandaskan Alkitab sebagai rujukan- komunitas Darwin yang suka bunuh-membunuh saudaranya sesama manusia. Dan, menganggap hukum rimba nierupakan hukum alam yang berlaku, karena kebenaran agama telah musnah.Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa bencana dan kehancuran moral yang mendominasi dunia Eropa dan Barat Kristen secara umum (yang sengaja mereka ekspor kepada kita saat ini), disebabkan oleh Alkitab yang mereka anggap -meskipun rnemiliki banyak nilai negatif- sebagai kata-kata Tuhan yang memberikan petunjuk dan kebaikan serta surga dan keagungan Tuhan. Saya ingin -untuk terakhir kalinya- menunjukkan berita di internet yang mengatakan bahwa Paulus berusaha menghilangkan akhlak dan norma-norma agama yang ada di agama Kristen, begitu juga kebohongan dan propaganda umat Kristen terhadap Islam. Di antaranya, mengekspos jawaban para pelayan Tuhan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang Muslim: "Apakah menurut Anda diselamatkannya umat manusia oleh Yesus, berarti tidak adanya hisab, dan memberikan peluang kepada umat Kristen untuk melakukan kemaksiatan, karena Yesus telah menyelamatkan mereka? Dengan demikian tidak ada hisab dan neraka!" Para pelayan Tuhan itu menjawab sambil tercengang dan kaget: "Kami tidak tahu dari manakah anda mendapatkan informasi yang aneh seperti ini? Apakah anda membacanya dari Alkitab yang diyakini oleh umat Kristen, lalu menyampaikannya? Seandainya anda baru membacanya sekali, maka janganlah membuat tuduhan yang tidak mendasar seperti ini!" Inilah cara mereka menipu yang lainnya. Mereka memanfaatkan kebodohan pendengar atau pembaca agar dapat menipu dan membohonginya. Keterangan: (**) Bandingkanlah dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Israel sekarang ini, yang menghancurkan bangsa Palestina dan menguasai tanah mereka, tanpa ada alasan yang benar.

2.  Kebohongan Paulus Tarsus

"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang (Yahudi & Kristen) yang menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: 'Ini dari Allah', untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (QS. 2:79)
Paulus, seorang dari Tarsus (di Turki), kaki tangan penjajah Romawi dan Yunani atas bangsa Palestina, adalah PEMBOHONG nomor wahid dalam ajaran Yesus, yang telah menyesatkan sebagian umat manusia. Ajarannya, kemudian dikenal dengan sebutan "Kristen". Ajaran Kristen dan Gereja, sama sekali bukan dan tidak pernah diajarkan oleh Yesus! Seluruh surat2 Paulus yang berjumlah 14 kitab, yang tergabung dalam Perjanjian Baru, adalah BOHONG BESAR! Agama Kristen, kelahirannya dibidani oleh Paulus dalam GALATIA:  2:16Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat”.
Paulus, sama sekali bukan dan tidak pernah menjadi murid Yesus! Bahkan, Paulus pun tidak pernah bertemu dengan Yesus! Paulus adalah seorang penyesat ajaran Yesus demi kepentingan penjajah Romawi - Yunani yang menguasai Palestina. Ia bukanlah orang dimana Yesus mengemban misinya. Namun demikian, setelah terangkatnya Yesus ke langit, ia mengaku2 sudah bertobat dan mengaku2 sebagai rasul. Padahal, Yesus tidak pernah menyebut, menunjuk, mengenal, mengangkat, dan melihat manusia yang bernama Paulus dari Tarsus! Bahkan, ciri2nya pun Yesus tidak pernah menyebutkannya! Kecuali namanya dipromosikan melalui kitab propaganda karangan pengarang "Lukas" yang diberi nama "Kisah Para Rasul" (nama versi Alkitab Indonesia). Seluruh ajaran Paulus bertentangan dengan misi dan tugas kerasulan Yesus yang terbatas hanya untuk umat Israel.
 Jika kita bahas seluruh ajaran Paulus ini, rasanya terlalu membuang2 waktu, karena akan memakan tulisan yang sangat melelahkan untuk dibaca. Di sini, kami hanya menyuguhkan beberapa ajaran Paulus saja yang kami rasa cukup mewakili atas semua kebohongan ajaran Paulus Tarsus. Berikut ini kami suguhkan kebohongan fundamental ajaran Paulus terhadap ajaran Yesus dalam;
GALATIA: 1:10. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
 1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
 1:22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
 1:24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Dari tulisan tangan Paulus di atas, terdapat tiga fakta fundamental kebohongan Paulus:
 1. Paulus mengaku menerima Injil bukan dari manusia, tetapi dari Yesus (ayat 12). Injil yang bagaimanakah yang diterima Paulus dari Yesus ini? Mengapakah Paulus tidak menunjukkannya kepada umat manusia? Jika injil yang dimaksud adalah keempat injil kanonik, bukankah keempat injil kanonik ini ditulis oleh masing2 pengarangnya jauh setelah terangkatnya Yesus ke langit? Pernyataan Paulus ini tidak lain hanyalah isapan jempol semata, tanpa bukti, dan mengada2 !!!
2. Paulus mengaku2 menerima wahyu dari Yesus untuk memberitakan ajarannya kepada bangsa2 non Yahudi (ayat 16). Sebagaimana tersurat dalam injil2 kanonik, Yesus diutus Allah hanya untuk umat sesat Israel. Jadi, bagaimana mungkin Paulus menerima wahyu dari Yesus, sementara Yesus sendiri hanya seorang rasul utusan Allah? Pernyataan ini juga tidak lain hanyalah isapan jempol, tanpa bukti, dan mengada2! Silahkan baca: Misi Kerasulan Yesus!
 3. Lebih jelas, Paulus sendiri mengakui kalau rupanya tidak dikenal oleh orang2 Kristen Yudea (ayat 22), yaitu sebuah wilayah di Palestina selatan yang dihuni oleh orang2 Israel keturunan Yehuda, tempat dimana Yesus mengemban misinya. Bagaimana mungkin seorang rasul utusan Yesus tidak dikenal oleh umat Israel dimana Yesus dibesarkan dan mengajarkan ajarannya? Lebih jauh, kecuali hanya sedikit, umat Israel tidak pernah mengakui Yesus sebagai nabi atau pun Tuhan! Bahkan, saking jengkelnya mereka, Yesus pun diburunya dan "dibantai" di tiang salib! Dari sini, kita bisa melihat bahwa umat Israel tidak mungkin menerima Paulus, oleh karena ia bukan dari golongan umat Israel, melainkan seseorang dari bangsa lain. Pernyataan Paulus ini membuktikan bahwa ia sama sekali bukan dan tidak pernah bahkan tidak mungkin menjadi murid Yesus! Lebih jauh lagi, sebenarnya Paulus telah mengada2kan sendiri kesaksiannya yang seolah2 orang2 Yudea tersebut beragama Kristen, padahal orang2 Yudea adalah orang2 Israel yang beragama Yahudi yang lantang menolak Yesus! Kalau begitu, siapakah yang mengajarkan Kristen kepada orang2 Yudea? Bukankah Paulus sendiri ditolak? Benar2 isapan jempol! Terlalu jelas, bagaimana Paulus mengada2kan sendiri ajarannya dengan mengaku2 menjadi rasul yang diutus oleh Yesus. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa seluruh ajaran Paulus ini bertentangan dengan tugas kerasulan Yesus, yakni menegakkan hukum Taurat dengan menggenapinya dengan Kitab Suci Injil.
Berikut pernyataan Yesus menurut MATIUS: 5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Menurut ayat2 di atas, Yesus datang bukan untuk menghilangkan hukum Taurat dan kitab para nabi, tetapi hanya untuk menggenapinya (melengkapinya). Bahkan, Yesus mengancam kepada umat Israel, jika kehidupan agama mereka tidak lebih baik dari ahli2 Taurat dan orang2 Farisi, mereka tidak akan masuk kerajaan surga. Perlu dijelaskan, bahwa ahli2 Taurat dan orang2 Farisi adalah kelompok masyarakat Israel yang selalu menentang dan mencari2 kesalahan Yesus, karena mereka menolak kerasulan Yesus. Untuk mempersingkat, berikut ini kami suguhkan beberapa kebohongan ajaran Paulus yang nyata2 bertentangan dengan tugas kerasulan Yesus:
KEBOHONGAN PAULUS antara lain;
1: Yesus adalah Tuhan.
 1 KORINTUS 8:6 namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Menurut ayat karangan Paulus di atas, Yesus adalah Tuhan. Padahal, Yesus sama sekali bukan dan tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan! Kata2 Yesus dalam injil2 kanonik justru menunjukkan bahwa ia hanyalah seorang utusan Allah kepada umat Israel.
Bantahan Ketuhanan Yesus;
 1. ULANGAN 4:35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
MATIUS 15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." MARKUS 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
YOHANES 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
2: Sunat tidak penting.
GALATIA 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
1 KORINTUS 7:19 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.
Menurut ajaran Paulus di atas, sunat itu tidak penting dan tidak punya arti, yang penting adalah iman dan mentaati hukum2 Allah. Hukum2 Allah yang bagaimanakah yang dimaksud Paulus ini? Menurut Kitab Kejadian berikut ini, sunat adalah salah satu hukum Allah yang paling penting bagi umat Israel, dan WAJIB dilaksanakan oleh umat Israel terhadap seluruh orang laki2. Jika menolak, maka orang itu harus dibunuh! Bahkan, Yesus pun disunat (LUKAS 2:21). KEJADIAN 17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
3: Salib menebus dosa.
GALATIA 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Menurut ajaran Paulus di atas, bahwa Yesus disalib adalah untuk menebus dosa2 manusia. Ajaran yang sangat sesat dan tak berdasar! Ajaran Paulus ini bertentangan dengan ajaran Taurat dan Yesus berikut ini:
YEHEZKIEL 18:20 Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
MARKUS 10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (lihat juga MATIUS 19:14). Menurut Yehezkiel, setiap orang akan menanggung akibat perbuatannya masing2. Bahkan menurut Yesus sendiri, anak2 adalah pemilik kerajaan surga, yang berarti keadaan mereka adalah suci tanpa dosa. Bagaimana mungkin anak2 yang suci tanpa dosa harus ditebus dosanya? Ini adalah ajaran Paulus yang paling ngawur!
4: Segala sesuatu halal.
1 KORINTUS 6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Pernyataan Paulus di ataslah yang menjadi dasar pola hidup freesex dan mabuk2an di negara2 Barat. Padahal; Tuhan mengharamkan zinah dan memerintahkan agar para pelakunya dilempari batu sampai mati (IMAMAT 20:1-27 dan ULANGAN 22:13-30); Tuhan mengharamkan anggur dan minuman keras (IMAMAT 10:9); Tuhan mengharamkan beberapa binatang termasuk babi (IMAMAT 11:1-47 dan ULANGAN 14:3-21); Tuhan mengharamkan darah (IMAMAT 17:12); Beberapa hal termasuk sperma adalah najis (IMAMAT 15:1-34); Laki2 yang keluar sperma atau campur dengan istri, keduanya harus mandi wajib (IMAMAT 15:16-18); Tuhan mengharamkan riba (ULANGAN 23:19-20); Yesus memerintahkan potong tangan/kaki bagi pencuri (MATIUS 5:30; 18:8 dan MARKUS 9:43,45); Yesus memerintahkan cungkil mata bagi laki2 yang yang mengingini perempuan bukan istrinya (MATIUS 5:29; 18:9 dan MARKUS 9:47); Yesus memerintahkan rajam bagi pelaku zinah (YOHANES 8:7); dan lain-lain.
Paulus ucapkan' "Yesus terkutuk"......

Kitab Galatia: 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”
Kitab Ulangan: 21:22Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, 21:23 maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.”
Lucunya dimana ? Orang yang tergantung pada kayu salib yang diduga bernama Yesus, benar-benar dipuja dan dianggap Tuhan oleh orang Kristen, padahal ia adalah orang terkutuk menurut Kitab Galatia dan Ulangan (katanya sih firman Tuhan).
Penyimpangan Kristen ini tidaklah terlalu mengherankan, karena berdasarkan doktrin dari sang pendiri Kristen, yang mengangkat dirinya sendiri sebagai rasul Tuhan, Paulus Tarsus, berikut ini.
1Korintus: (9:2-3) Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku. Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.
2Korintus: (1:1)Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya.
 (10:5) Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
(12:12) Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa. Orang yang terkutuk di mata Tuhan, ketika doktrin Paulus Tarsus tersebut ditelan bulat-bulat oleh orang Kristen, bisa menjadi orang yang paling mulia dan bahkan bisa menjadi Tuhan segala.

 

3.  Kristenisasi Warisan Paulus Crew

ROMA 16:
1 Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea,
2 supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri.
3 Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.
4 Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.
5 Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.
6 Salam kepada Maria, yang telah bekerja keras untuk kamu.
7 Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku, yaitu orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen sebelum aku.
8 Salam kepada Ampliatus yang kukasihi dalam Tuhan.
9 Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis, yang kukasihi.
10 Salam kepada Apeles, yang telah tahan uji dalam Kristus. Salam kepada mereka, yang termasuk isi rumah Aristobulus.
11 Salam kepada Herodion, temanku sebangsa. Salam kepada mereka yang termasuk isi rumah Narkisus, yang ada dalam Tuhan.
12 Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. Salam kepada Persis, yang kukasihi, yang telah bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan.
13 Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.
14 Salam kepada Asinkritus, Flegon, Hermes, Patrobas, Hermas dan saudara-saudara yang bersama-sama dengan mereka.
15 Salam kepada Filologus, dan Yulia, Nereus dan saudaranya perempuan, dan Olimpas, dan juga kepada segala orang kudus yang bersama-sama dengan mereka.
16 Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus. 17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
19 Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.
 20 Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!
21 Salam kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan Sosipater, teman-temanku sebangsa.
22 Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini.
23 Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita.
24 (Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian! Amin.)
25 Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya,
26 tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman—
27 bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. Inilah warisan yang coba dijalankan oleh para mesionaris untuk untuk merubah manusia menuju kesesatan,atas dasar apa ayat-ayat tersebut bisa dikatakan sebagai wahyu tuhan?yang tidak lebih dr sepucuk surat dengan tujuan menjalankan misi terorganisasi dalam menyesatkan manusia pada waktu itu,banyak sekali link/website/blog yg coba memberikan gambaran akan sosok paulus,dihadirkan dengan gambaran gambaran meyakinkan tentang keberadaanya,kejujurannya,hidup dizaman yesus,misi kerasulan dan pengorbananya padahal itu semua (ANJING YG TERBUNGKUS DOMBA) jikalau kebenaran yg paulus crew bawa tentu mereka tidak berusaha menghindar terhadap orang-orang yg msh menjalankan risalah injil dibawakan oleh ISA ALMASI.Celakanya dari hampir semua Isi Karangan Paulus berusaha menghadirkan Pihak ke tiga sebagai pembenaran risalah setan yg ia bawakan tersebut dengan melibatkan "KATA YESUS" sungguh hal yg Menjijikan dr ayat ayat karangan paulus di coba dimasukan sebagai alat untuk melengkapkan injil dimana hampir semmua karangannya membantah semua wahyu yg di bawakan oleh mesias isa,Penolakan paulus/doktrin Paulus yg berusaha membatalkan isi taurat ternyata berhasil dan mampuh merubah masarakat pada waktu itu menuju kesesatan yg tidak lebih dr sekte Paganisme. Misi kristenisasi mulai merajalelah hampir semua muka bumi,Doktrin-Doktrin Paulus yg memberikan kemudahan kepada penganutnya sungguh mendapat antusias yg banyak,Misi misi kesesatan tersebut coba di jalankan dalam beberapa jamaat yg terorganisasi,sudah bukan hal yg rahasia lg misi kristenisasi itu bagi kaum muslimin karena beberapa bukti terucap dr mantan para Penginjil/Pendeta yg di panggil menuju jalan kebenaran "Kisah para Mualaf"
Tahap-tahap Kristenisasi
Untuk mewujudkan misi mereka,mendirikan gereja, mereka bisa melakukan apa saja. Sebagaimana sudah kita kenal, misi Kristen diemban dengan melakukan berbagai cara tipu muslihat,sumbangan sosial biasanya misi tersebut di arahkan kepada org-org miskin. dan kejahatan lainnya Untuk mengkristenkan seseorang, bahkan cara ‘Memacari–Menghamili–Menikahi’ sudah maklum bagi mereka. Seperti itu pula cara untuk membangun gereja. Mereka bisa memalsukan tandatangan, menyogok aparat, mengadu-domba ormas Islam dan memfitnah para tokoh. “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (Q.S. Al Baqarah [2] : 109)

4.  Doktrin Trinitas Sang Penyesat Paulus
"Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah[2] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At Taubah, 9: 30-31) "Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena Ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS. Maryam, 19: 88-93)
Kitab Perjanjian Baru adalah suatu Kitab Greka (Yunani), dialek Koine, yang dikarang dan ditulis di luar Palestina; jadi bukannya dalam bahasa Aramiya yang digunakan dan dimengerti di Palestina pada masa itu oleh Yesus Kristus, para hawarinya dan awam.
Semula Perjanjian Baru tidak merupakan suatu Kitab, tapi hanya karangan-karangan, surat-surat kiriman dan catatan-catatan terpisah dalam bahasa Yunani dan Aramiya hingga menimbulkan aneka tafsir yang bertentangan; teristimewa sekitar oknum Yesus Kristus, dan bukan ajarannya. Misalnya, surat-surat dari Paulus ditulis antara tahun 50 dan 54 dari Korintus dan Epesus kepada orang-orang Tesalonika, orang-orang Korintus, orang-orang Galatia dan orang-orang Rum. Pada tahun 58 dari Roma kepada orang Pilipi dan Kolose. Pada tahun 65 surat kepada orang-orang Ibrani (katanya oleh Paulus). Pada tahun 75 disiarkan bentuk awal Injil karangan Markus. Pada tahun 79 disiarkan Injil Matius. Pada tahun 90 Synode di YAMNIA mengakui Kitab Suci Yahudi, yakni Wasiat Yang Lama menurut tradisi (orang Yahudi Diaspora). Pada tahun 95 disiarkan Kitab Wahyu. Pada tahun 105 disiarkan Kitab Kisah Perbuatan Rasul-rasul karangan Lukas yang terdiri dari 2 jilid dan kemudian dijadikan satu karya. Terdorong oleh Kitab Kisah Rasul-rasul tersebut, mungkin juga dimulai oleh Gereja Epesus, dihimpunlah pada tahun 110 surat-surat kiriman Paulus. Muqadimah penyusun ditulis atas nama Paulus, oleh karenanya kemudian disebut Surat kepada orang Epesus. Pada tahun 115 disiarkan Surat Yang Pertama dan Kedua kepada Timotius dan Titus atas nama Paulus, dan barangkali juga dalam tahun itu Surat yang Pertama dari Yohanes. Pada tahun 117 mungkin disiarkan Surat Yang Kedua dan Ketiga dari Yohanes- Pada tahun 135 disiarkan Injil karangan Yahya dan Surat dari Barnabas. Antara tahun 145 hingga 155 terdapat banyak tulisan suci yang tak diketahui atau diragukan pengarangnya dan yang kemudian disisihkan, disingkirkan (APOCRYPHA). Bahasa dari aneka tulisan-tulisan di atas adalah dalam bahasa Greka dan/atau dalam bahasa Aramiya, hal yang menimbulkan perbedaan tafsir, faham dan keyakinan antara para Uskup Barat dan Timur. Oleh karena permusuhan yang timbul dan perbedaan keyakinan sebagaimana terurai di atas, terasa perlu benar oleh Kaisar Konstantin I demi ketenteraman untuk menyelenggarakan suatu muktamar, yaitu suatu ECUMENICAL COUNCIL (yang pertama kali) pada tahun 325 di NICAEA (kini Isnik di Istambul). Kemudian banyak lagi council atau synode menyusul; yang "Ecumenical" jumlahnya hingga tahun 1869 ada 20 atau 21 kali. Gereja Timur Ortodox Yunani mengakui 7 yang pertama (dari tahun 325 s/d 787), dan Gereja Roma Katolik mengakui 14 Ecclesiastical/Ecumenical Council dari yang pertama. Council Nicaea dihadiri oleh 220 Uskup dari Barat dan Timur. Yang dibicarakan hanyalah soal-soal mengenai lman, Kebaktian, dan sebagainya. Yang terpenting adalah soal Ke-Esaan Tuhan menurut faham Yudaisme dan Syirk, yaitu kepercayaan Goyim (yakni bukan-Yahudi, maksudnya Hellenisme dan aneka mytology bangsa-bangsa Jahiliya), dan kemudian antara Unitarisme dan Trinitarisme.

Paulus yang berbicara Greka dan tidak faham Aramiya, mengakibatkan ia memberi bentuk baru pada ajaran Yesus yang mudah dan indah dengan memasukkan aneka unsur gnostic, sakramen dan mystic dari agama dan kebudayaan Yunani Kuna (Hellenisme); seperti misalnya soteriology-faham pembebasan penebusan dosa. Synthese inilah yang kemudian menjadi pertengkaran antara Uskup-uskup di mana aneka gereja (Paulinisme) ke luar sebagai pemenang. Menurut theolog A. Powell Davies dalam bukunya "The First Christian," terbitan "The New American Library" - A Mentor Book: "Paul reshaped the faith of the early Messianic believers into a gospel of salvation for the Gentiles." Paulus dibenci oleh Ummat Yahudi sebagai pengkhianat bangsa, dituduh oleh orang-orang Romawi sebagai pengkhianat Kekaisaran dan tidak dipercaya lagi, baik oleh para hawari maupun apostel (Rasul); tetapi ia merupakan seorang yang menentukan perkembangan ajaran Gereja-gereja. Semula anggota Timur lebih banyak, kemudian anggota Barat lebih banyak pada aneka council atau Synode dan untuk beberapa waktu putusan-putusannya tidak diterima oleh kedua belah pihak. Pada tahun 341 dalam suatu Rapat di Antioch (Antakia) Monotheisme diterima, dan kembali jadi agama resmi sebagai tafsir yang benar dari Iman Nasrani. Pendapat ini dikuatkan oleh suatu Muktamar pada tahun 351 yang terjadi pada masa Paus St. Julius I (337 - 352). Paus Honorius I (625 - 638) menolak faham Trinitas. Pada tahun 680, jadi setelah wafatnya, beliau di-anathema (yakni dilaknat) dalam suatu Muktamar di Konstantinopel. Photius, Uskup Sirmium, diturunkan karena menolak Ketuhanan Yesus di Konstantinopel pada tahun 869.10 Ada Paus dan Kaisar yang menganut faham Keesaan Tuhan, tetapi ada juga yang menganut faham Trinitas. Para Uskup yang menolak Trinitas dianiaya, dipenjarakan, dibuang, dibunuh dan lain sebagainya; perpustakaannya, aneka manuscriptnya dibakar habis, apalagi yang berbahasa Aramiya. Hal ini sama dengan buku-buku ilmu lain yang berbahasa atau berhuruf Arab yang dijadikan abu ketika orang-orang Spanyol menang atas kaum Muslimin di semenanjung Iberia pada abad ke-XIV dan ke-XV. Asli dari pada Septuaginta, Kitab Ezra, Talmud, dan bergerobak-gerobak codices yang berisi Monotheisme dibakar habis. Begitu pula jika penganut Unitarisme menang, dimusnahkan segala yang menyebut Trinitarisme. Sedikit yang ada kini adalah sisa-sisa dari salinan-salinan. Antara yang lolos selamat adalah Injil karangan Barnabas, seorang Apostel yang monotheist dan yang menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad S.A.W.; Injil ini pada tahun 383 oleh Paus St. Damasus I (366 - 384) disimpan di perpustakaan pribadinya. Toland berkata dalam bukunya "MISCELLANEOIJS WORKS" yang diterbitkan pada tahun 1747, Juz I halaman 380, bahwa Injil Barnabas masih ada. Dalam Bab XV disebut bahwa GLASIAN (Gladian) DECREE tahun 496 memasuki "Evangelium Barnabe" ke dalam daftar buku-buku yang terlarang dibaca. Sebelumnya Paus Innovent telah mengharamkan pada tahun 465; juga keputusan Gereja-gereja Barat pada tahun 382. Tidak disebut apakah Injil Barnabas yang aseli itu tertulis dalam bahasa Aramiya atau Greka. 2KorintusPenyebutan Trinitas Karangan PaulusLaknatullah (13-13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian

5.  Paulus dan Injil Agnostik
Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? (Galatia 3:1)
Apakah Paulus menyaksikan Yesus disalib? Apakah Paulus pernah melihat wajah Yesus sebelum ia mengaku telah dipilih Yesus dalam penampakan? Paulus tidak punya pengetahuan yang dapat dipertanggung-jawabkan dalam hal ini. Pengetahuan Paulus atas penyaliban Yesus adalah pengetahuan yang meragukan, karena dia sebenarnya tidak menyaksikan penyaliban Yesus. Dia tidak benar-benar tahu apakah Yesus itu benar disalib atau tidak. Dia hanya mendengar kabar saja bahwa Yesus disalib. Tetapi dia tidak menghiraukan kabar lainnya bahwa Yesus tidak disalib. Siapakah pembawa kabar (injil) yang lain itu? Siapakah yang dituduh telah menipu orang Galatia dengan mengajarkan bahwa Yesus tidak disalib? Para murid Yesus. Para murid Yesus telah mengajarkan ajaran Yesus, yang tentunya berbeda dengan pekabaran yang dibawa Paulus si Farisi dari Tarsus.
Pengetahuan yang bagaimana yang diajarkan Paulus? Pengetahuan yang diajarkan Paulus merupakan pengetahuan gnostik. Di dalam peradaban Yunani, Mesir, dan Romawi Kuno memang terdapat aliran misteri (école de mysterés) yang bertemu pada konteks suatu ilmu tertentu, gnosis, atau pengetahuan rahasia. Anggota dari aliran misteri ini diterima hanya setelah suatu periode kajian yang panjang dan berbagai upacara inisiasi. Di antara aneka aliran ini, yang dianggap paling awal adalah aliran “Osiris” yang didasarkan pada peristiwa seperti kelahiran, masa muda, pertarungan melawan kegelapan, kematian dan kebangkitan dari dewa ini. Tema-tema ini didramatisasi secara ritual di dalam berbagai upacara yang diselenggarakan oleh pendeta. Dengan cara ini berbagai ritual dan simbol yang ditampilkan jauh lebih efektif karena partisipasi aktual. Gnostikisme semacam ini diteruskan oleh Kristen dengan menganggap Yesus sebagai Putera Tuhan yang lahir, bertarung melawan kegelapan dan maut, dan mengalami kebangkitan, layaknya Horus putera Osiris, sang Kristus bangsa Mesir Kuno. “Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.” [Kolose 1:25-26] Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. [Kolose 4:3] Bagaimanakah bentuk ajaran Paulus itu? Dalam suratnya kepada orang Korintus, Paulus berkata: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;” [1Korintus 15:3-4] Kitab Suci di sini jelas bukan Kitab Suci yang telah umum diketahui orang Yahudi. Kitab Suci di sini adalah Kitab Suci yang menurut Paulus diberikan kepadanya, suatu kitab rahasia yang tersembunyi. Bukan kitab karangan Yesaya, bukan karangan para Nabi.
Injil Paulus merupakan Injil yang belum diketahui manusia pada umumnya. Bukan Injil yang manusia lain ajarkan kepadanya karena manusia lain belum ada yang mengetahui Injil tersebut. Injil Paulus bukanlah Injil yang telah diajarkan kepada para murid Yesus. “Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus”(Galatia 1:11-12).  Paulus berkata, “Yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.” (Efesus 3:3-7) Jelaslah bahwa Paulus memegang suatu Injil yang berisi rahasia Kristus (mystery of Christ). Dalam Injil yang dipegang Paulus ada terdapat perkataan, “bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, dikuburkan, dan dibangkitkan, pada hari yang ketiga”. Maka pahamlah kita bahwa Injil yang dipegang Paulus adalah Injil yang berbeda dengan Injil yang diturunkan kepada Yesus. Injil Paulus yang berisi pengajaran gnostik itu mungkin Kitab Suci dari Ordo Salib Mawar Mesir Kuno (AMORC).
Suatu Injil gnostik yang menjelaskan tentang Horus Kristus yang lahir, tumbuh dewasa, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga. Lalu Paulus menafsirkan bahwa Yesus adalah Kristus yang dimaksudkan oleh Kitab Suci atau Injil yang ia pegang itu. Remember that Jesus Christ of the seed of David was raised from the dead according to my gospel (Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku ) [II Timotius 2:8]
Paulus berkata, “Injilku”. Jelaslah bahwa Injil Paulus adalah Injil yang berbeda dengan Injil yang dipegang para murid Yesus (Hawariyun). Injil Paulus penuh dengan ajaran gnostik Mesir Kuno.

Perbedaan Ajaran Yesus dan Ajaran Krsten

AJARAN YESUS:
AJARAN KRISTEN:
 1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak meminta dirinya untuk disembah dan dipuja).
1. Yesus adalah Tuhan sesuai pernyataan Paulus. 
 
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10:5-6)

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)

Aku (Yesus) tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 11:42)

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3) 

Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)

Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6) 


Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9) 

NB:
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan.

Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan dibandingkan dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.


 


2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat. 
 
2.Kristen mengutuk hukum Taurat sesuai pernyataan Paulus.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19)

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20) 
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16) 

NB:
Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya (Matius 5:19).










 
3. Penggenapan (nasakh) Yesus terhadap beberapa hukum Taurat. 
3. Kristen membangkang penggenapan (nasakh) Yesus dan menggantinya dengan ajaran baru dari Paulus.
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Matius 5:29)

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (Matius 5:30)

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (Matius 5:34) 
Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (Roma 10:4) 
NB:
Kristen sama sekali menolak hukum cungkil mata dan potong tangan sebagaimana diperintahkan Yesus (Matius 5:29-30).




 
4. Yesus disunat pada usia delapan hari sesuai perintah Tuhan. 
4. Kristen tidak mewajibkan sunat sesuai pernyataan Paulus. 
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; (Kejadian 17:10)

haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:11)

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12)

Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:13)

Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku." (Kejadian 17:14)

Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. (Kejadian 21:4) 
 
Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6) 

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19) 
NB:
Sunat adalah manifestasi perjanjian yang kekal antara Allah dengan Abraham dan keturunannya, yang tidak bisa dibantah oleh siapapun!


















 
5. Tidak ada dosa waris dalam ajaran Yesus.
 
5. Kristen mengajarkan adanya dosa warisan dari Adam sesuai pernyataan Paulus.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20) 

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12) 






 
6. Yesus memerintahkan banyak berwudlu apabila sedang berpuasa dan mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.
6. Kristen mengajarkan bernyanyi di gereja sesuai perintah Paulus. 
 
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17) 

Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) 

Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan--seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)      

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. (Bilangan 20:6) 

Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak." Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: (Kejadian 17:2-3)
 
dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19) 

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16) 
NB:
Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).









 
7. Yesus melarang hidup mewah di dunia. 
 
7. Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen sesuai pernyataan Paulus. 
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20) 
"Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28) 
 
8. Yesus meninggal dunia dibungkus kain kafan.
 
8. Umat Kristen meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati. 
Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)

Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40) 
Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur. 


 
9. Yesus tidak membatalkan hukum rajam. 
9. Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen. 
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?" (Yohanes 8:5)

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7) 
Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas). 
NB:
Kristen sama sekali menolak hukum rajam kepada para pelaku zinah, yang tentu saja ini bertentangan dengan perintah Yesus kepada umatnya (Yohanes 8:7).
10. Yesus tidak membuat agama baru. 
 
10. Kristen adalah agama baru yang lahir pada masa Paulus (setelah masa Yesus).
Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).

 
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)

6.  Kemustahilan Hari Tuhan Di dalam Alkitab(Bible)


Hari Tuhan
Didalam Alkitab di gambarkan sm dengan hari mahluk ciptaanNYA, ketika kita membaca kata "hari" baik dalam Al-Qur'an maupun Alkitab, khususnya yang berkaitan dengan "hari" di sisi Tuhan /Allah SWT , Tentang keberadaaNya(UJUD). Tentu zat yg mempunyai Sifat kodrad- iradad(Kuasa kehendak)Tidak bisa disetarakan dengan Makluk ciptaannya yg tidak lebih hanya sebesar bakteri,ion disisiNYA.  Namun demikian, dalam uraian singkat di bawah ini kita akan menemukan sebuah konsep "hari" di sisi Tuhan yang amat penting dan prinsipil yang menunjukkan kelogisan dan kemustahilan sebuah catatan kitab suci.
Hari di dalam Al-Qur’an
Kita tidak menemukan kejanggalan dalam Al-Qur'an mengenai konsep "hari" di sisi Tuhan. Secara tegas, dua kali Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'anulkarim menyangkut "hari" di sisi-NYA:
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. [QS.Al-Hajj.22:47].
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. [QS. As Sajdah32:5]
Menurut dua ayat Al-Qur'an di atas, satu "hari" di sisi Allah adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan manusia. Ringkasnya, menurut Al-Qur'an, konsep "hari" di sisi Allah SWT berbeda dengan konsep "hari" menurut perhitungan manusia dimana satu "hari" lamanya hanya 12 jam saja. Dan ini cukup logis mengingat Allah tidak bertempat tinggal di bumi, tetapi di atas 'Arasy ; “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu”
.(QS. Ar Ra'd13:2);(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy”. (QS. Thaahaa 20:5), sehingga tidak perlu "hari"-Nya dihitung berdasarkan terbit-terbenamnya matahari seperti manusia menghitung lamanya hari. Matahari, hanyalah salah satu bintang dari milyaran bahkan trilyunan bintang yang diciptakan-Nya.
HARI TUHAN DALAM ALKITAB
Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai konsep "hari" di sisi Tuhan menurut Alkitab, maka ayat-ayat Alkitab yang berkenaan dengan "hari" Tuhan disuguhkan di bawah ini:
Kitab Keluaran:
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
(Harap baca juga Kitab Keluaran 31:12-18).

Menurut catatan Alkitab dalam Kitab Keluaran 20:11 di atas, dinyatakan bahwa "enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi dan segala isinya dan Tuhan berhenti bekerja pada hari ketujuh". Karena itulah "Tuhan memberkati hari Sabat (Sabtu) dan menguduskannya".
Tak bisa dibantah lagi, menurut Kitab Keluaran di atas, Tuhan menciptakan langit dan bumi dan segala isinya selama enam "hari" yang lamanya sama persis seperti "hari" menurut perhitungan manusia, yakni 12 jam.  Sungguh Menggelikan. Dijelaskan dalam ayat-ayat Kitab Keluaran di atas, bahwa "Tuhan berhenti pada hari ketujuh", yakni pada hari Sabat atau hari Sabtu. Sehingga, "enam hari penciptaan langit dan bumi dan segala isinya" adalah Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.
Jadi, sekali lagi, konsep "hari" di sisi Tuhan menurut Alkitab adalah sama dengan konsep "hari" menurut perhitungan manusia, yakni selama 12 jam saja.
KEMUSTAHILAN HARI TUHAN DALAM ALKITAB
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, bahwa satu "hari" di sisi Tuhan menurut Alkitab adalah sama dengan satu "hari" menurut perhitungan manusia, maka ayat-ayat Alkitab di bawah ini yang menunjukkan kemustahilan "hari" Tuhan harus disuguhkan berikut ini:
Kitab Kejadian:
1:3.
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
1:14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
2:1. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia menghitung lamanya "hari" berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari terhadap bumi. Terbit dan terbenamnya matahari ini, tidak lain disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi) terhadap matahari, sehingga terjadilah apa yang disebut siang dan malam.
Sehubungan dengan hal tersebut, catatan Alkitab dalam Kitab Kejadian di atas menunjukkan kemustahilan "hari" Tuhan dalam Alkitab,yang keberadaan Allah Swt di setarakan dengan kehidupan manusia
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa satu "hari" di sisi Tuhan dalam Alkitab adalah sama dengan satu "hari" menurut perhitungan manusia, maka Kejadian 1:3-5 menunjukkan kemustahilan "hari" Tuhan. Menurut Kejadian 1:5, Tuhan menciptakan siang dan malam pada "hari" pertama, yakni Minggu”. Padahal, menurut Kejadian 1:16, matahari, yang menjadi penyebab terjadinya siang dan malam, baru diciptakan pada "hari" keempat atau Rabu”. Lebih jauh, bagaimanakah Alkitab menetapkan "hari" pertama (Minggu), kedua (Senin), dan ketiga (Selasa) pada tahapan penciptaan langit dan bumi, sementara matahari baru diciptakan pada "hari" keempat (Rabu)?
Lebih jauh lagi, Tuhan tidak bertempat tinggal di bumi, tetapi di suatu tempat yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Kita bisa membayangkan, betapa luasnya jagat raya ini, ada milyaran bahkan trilyunan bintang atau "matahari" di jagat raya ini. Bagaimana mungkin satu "hari" di sisi Tuhan sama dengan 12 jam seperti perhitungan manusia? Memangnya Tuhan bertempat tinggal di bumi sampai hari kiamat? Menurut banyak ayat dalam Alkitab (al. Matius 5:16), “Tuhan bertempat tinggal di sorga”. Pertanyaannya, apakah di sorga ada matahari sehingga lamanya "hari" Tuhan sama dengan lamanya "hari" manusia di bumi?
Dengan demikian, maka konsep "hari" Tuhan yang semula dianggap remeh oleh para pembaca Alkitab, sekarang menemukan identitasnya, yaitu bahwa Alkitab sama sekali bukan firman Allah, tetapi merupakan karangan manusia yang masih sangat terbatas wawasannya pada waktu itu khususnya menyangkut ilmu ruang angkasa. Akankah kita beriman pada kemustahilan catatan Alkitab seperti ini?
Catatan:
12 jam adalah perkiraan lamanya waktu dalam sehari di bumi, yang perhitungannya diambil dari zone waktu sepanjang garis katulistiwa.
Hari sabatpun ada dalam Al-Qur’an [QS Al Baqarah 65 -66 , An Nisa 47, 154 , Al A’raf 163 , An Nahl 124 ].  Namun kita Tidak membahas tentang hari sabat /sabtu ,Pembangkangan Bani Israel serta Azab Allah Swt kepada mereka

7.  Kemustahilan Incest Dalam Alkitab

Incest
Kemustahilan Incest Dlm Alkitab
INCEST DALAM AL-QUR'AN
Catatan Al-Qur'an mengenai persoalan incest anak-anak Adam dijelaskan secara umum dan sangat singkat. Mengingat hal ini, ada baiknya kita uraikan persoalan incest tersebut dimulai dari proses kejadian awal manusia (Adam dan Hawa) hingga incest anak-anak mereka:
Pertama, Allah menciptakan Adam dari tanah (QS. Ali'Imran3:59) (QS. Al Hijr 15:28), (QS. Ar Rahmaan 55:14),(QS. Ash Shaaffaat 37:11),(QS. Al Hijr 15:29), (QS. As Sajdah 32:7,32:9).
Kedua, Allah menciptakan Hawa dari diri Adam (QS.An-Nisaa 4:1), (QS. Az Zumar
39:6).
 Ketiga, Adam dan Hawa berinces sebagai suami-istri yang memperkembangbiakkan manusia, laki-laki dan perempuan. Diantara mereka saling berincest sehingga bertambah banyak seperti sekarang ini.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.." (QS. An Nisaa 4:1)
INCEST DALAM ALKITAB
Sebelum membahas persoalan incest dalam Alkitab, terlebih dahulu perhatikan dan cermati baik-baik ayat-ayat Kitab Kejadian berikut ini:
4:1. Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
4:2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
4:8. Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
4:16. Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
4:17 Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
4:25. Adam bersetubuh  pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya."
5:3
Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya.
5:4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.
5:6. Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos.
Dari ayat-ayat Kitab Kejadian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Nama anak-anak Adam berturut-turut adalah: Kain (laki-laki), Habel (laki-laki), dan Set (laki-laki). •Umur Adam 130 tahun ketika memperanakkan Set (laki-laki). •Umur Adam 235 tahun ketika Set memperanakkan Enos. • Setelah umur Adam 800 tahun, ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
Kemustahilan Catatan Alkitab Tentang Incest
Berdasarkan kesimpulan di atas, tanpa bisa dibantah lagi, terdapat dua kemustahilan catatan Alkitab berkaitan dengan incest anak-anak Adam, yaitu:
Pertama, kemustahilan incest Set yang memperanakkan Enos.
Sebagaimana disimpulkan di atas, ketika umur Adam 235 tahun, Set memperanakkan Enos, padahal Adam belum memperanakkan anak perempuan hingga umur 800 tahun. Lalu, dengan siapa Set berincest sehingga memperanakkan Enos? Tentu, ini sebuah kemustahilan catatan Alkitab.
Kedua, kemustahilan incest Kain yang memperanakkan Henokh.
Sebagaimana dijelaskan Alkitab, Adam baru memperanakkan anak perempuan ketika ia berumur 800 tahun. Adam memperanakkan putra ketiganya, Set, ketika ia berumur 130 tahun. Dengan demikian, maka Adam memeperanakkan putra pertamanya, Kain, jauh sebelum umur Adam mencapai 130 tahun.
Jika diasumsikan umur Adam 120 tahun ketika mempertanakkan Kain, dan anak perempuan pertama Adam berumur 20 tahun ketika diambil istri oleh Kain, maka umur Kain ketika berincest dengan istrinya adalah 700 tahun. Sebuah catatan yang tidak masuk akal! Seorang laki-laki normal harus menunggu waktu selama 700 tahun untuk berincest dengan pasangannya.
Lebih jauh, Alkitab mencatat bahwa Kain pergi dan menetap di tanah Nod dan beranak-cucu di sana hingga mendirikan sebuah kota yang bernama Henokh. Dari mana Kain mendapatkan istrinya? Bukankah manusia pertama menurut Alkitab adalah Adam?
Dengan demikian, jelaslah bahwa ayat-ayat Alkitab di atas sama sekali bukan firman Tuhan, karena mengandung catatan kemustahilan yang sangat fatal. Ayat-ayat di atas, tampaknya lebih merupakan penjabaran dari firman Tuhan yang sebenarnya yang telah dicorengkan secara ngawur oleh tangan-tangan jahil Bani Israel dalam Kitab Kejadian.
Pantaskah manusia beriman pada kemustahilan firman Tuhan dalam Alkitab?
Catatan:
Kejadian 5:1-5 adalah berasal dari Sumber P, ayat-ayat selanjutnya sampai dengan Kejadian 5:32 menggunakan Sumber E. Akibatnya, redaksinya menjadi kacau balau dan menimbulkan kontradiksi yang sangat fatal.

8.  12 ayat Tambahan di dalam Surat Markus 16

Kebobrakan Alkitab
Surat Markus Dengan 1lusin ayat tambahan
Menjadi Gambaran serta bukti yang nyata bagi kita bahwa apa yang di kabarkan dalam Al-Qur'an Dalam Surat Al-Baqarah Ayat79:
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan"
bukti kebobrokan Alkitab,tidak tanggung-tanggung para pengarang injil melakukan Penambahan 12 ayat teahir pada surat Markus 16:
16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.
16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur.
16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"
16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling.
 16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut,
16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.
16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."
16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.
16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.
16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.
16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota.
16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya.
16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
16:20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Bandingkan dengan Alkitab Online atau Alkitab Online Indonesia Robert W Frank, Roy W. Hoover dan The Jesus Seminar dalam The Five Gospels, The Search for Autentic Words of Jesus sama sekali tidak memuat 12 ayat terakhir ini
Jay E. Adams dalam The Christian Counselor’s New Testament, Membuang Habis 12 ayat ini. setelah ayat 8 dia hanya memberi no 9-20 dengan footnote 1 yang berbunyi:
these verse are ommited by the better MSS. an alternative shoter ending is found in some

9.  Distorsi Surat Matius 1

Distorsi Matius:1
Pengarang Matius Berusaha membuat silsilah Palsu Tentang Mesias agar Jatuh Ke sosok Yesus lewat bapak Tirinya Yusuf
Ada banyak distorsi yang telah dilakukan oleh pengarang "Injil" Matius (selanjutnya disebut Matius) khususnya yang berkaitan dengan gagasan pemenuhan nubuat akan datangnya sang Juru Selamat. Ditemukan lebih dari 25 (dua puluh lima) distorsi yang berkaitan dengan hal tersebut. Mungkin sekali gagasan Matius dilatarbelakangi oleh ramalan akan datangnya seorang Nabi yang seperti Musa, semoga kesejahteraan senantiasa terlimpah atasnya, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Ulangan berikut ini:
 18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
 18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
 18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus dibunuh. (al. Douay Rheims & New Century Version).
 Untuk memenuhi ramalan tersebut dan gagasan-gasanyanya, Matius, yang telah menjadikan Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani sebagai salah satu sumber inspirasi karangannya, berusaha meyakinkan pembaca dengan melakukan banyak distorsi dalam tulisannya, yaitu:
1: Yesus anak Daud anak Abraham.
 Dalam seluruh literatur manapun di dunia ini yang berkaitan dengan Yesus atau Isa Al-Masih, semoga kesejahteraan senantiasa terlimpah atasnya, telah sepakat bahwa Yesus lahir dari seorang perawan suci bernama Maria. Akan tetapi demi memenuhi gagasannya, Matius menafikkan garis keturunan Yesus melalui bapak tirinya, Yusuf, suami Maria. Ini sesuatu yang menggelikan, bagaimana mungkin seseorang yang bukan darah dagingnya "dipaksa" mengikuti garis keturunan Yusuf demi menyambung tali keturunan dari Daud hingga Abraham.!!   Berikut ini "silsilah Yesus" menurut Matius:
 1:1. Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
 1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
 1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
 1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
 1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
 1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
 1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
 1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
 1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
 1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, 1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
 1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
 1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
 1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, v
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
 1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
 1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
 Perhatikan Matius 1:17, Matius mengulang-mengulang menekankan 3 rangkaian yang masing-masing terdiri atas 14 keturunan. Jika dijumlah nama-nama tersebut, jumlahnya adalah 41 keturunan, yang seharusnya 42 keturunan jika mengacu pada Matius 1:17 (salah satu rangkaian tersebut berjumlah 13 keturunan). Dari sini saja Matius sudah keliru menuangkan gagasannya. Mengapa Matius membuat-buat 3 rangkaian yang masing-masing  berjumlah 14 keturunan? Jawabannya mudah saja, yaitu sandi numerologis pada huruf2 bahasa Ibrani pada abad pertama Masehi. Sandi numerologisnya terletak pada kata "DAWUD" atau "DAVID". Mengingat huruf Ibrani tidak mengenal vokal, yang ada hanyalah konsonan, maka kata "DAVID" tersebut dalam teks Ibraninya adalah "DVD". Dari sini dapatlah dipecahkan yaitu bahwa huruf "D" adalah huruf ke-4 dalam urutan abjad Ibrani, sedangkan huruf "V" adalah huruf ke-6, sehingga kata "DVD" berarti 4 + 6 + 4 = 14. Jadi, angka 14 inilah yang menjadi inspirasi dan gagasan Matius untuk penyebutan "14 keturunan" dalam Matius 1:17 di atas. Padahal, sebagaimana dapat dibaca, Perjanjian Lama menyebutkan bahwa keturunan Daud yang menjadi raja adalah: (1) Salomo, (2) Rehabeam, (3) Abia, (4) Asa, (5) Yosafat, (6) Yoram, (7) Ahazia, (8) Yoas, (9) Amazia, (10) Azarya (Uzia), (11) Yotam, (12) Ahas, (13) Hizkia, (14) Manasye, (15) Amon, (16) Yosia, (17) Yoyakim, dan (18) Yekhonya. Jadi, ada 18 keturunan sebelum pembuangan orang-orang Yehuda ke Babel. Namun demikian, demi memenuhi gagasannya sebagaimana dijelaskan di atas, pengarang Matius menghilangkan 4 nama: (7) Ahazia, (8) Yoas, (9) Amazia, dan (17) Yoyakim agar berjumlah "14 keturunan", sehingga sesuai dengan gagasannya ketika mengarangnya. Inilah bias/distorsi Matius yang pertama dalam "injil"-nya. Jelas sekali, pengarang Matius ingin menciptakan pandangan bahwa oleh karena keyakinan umat Yahudi tentang "mesias" yang diidam-damkankan kedatangannya itu akan datang dari keturunan Daud, maka Matius membuat daftar "silsilah Yesus" dengan "memaksakan" garis keturunan Yesus melalui bapak tirinya, Yusuf, untuk menyambung tali keturunan hingga Daud. Secara vulgar, Matius membuat "injil"-nya dengan permulaan ayat yang menyatakan bahwa Yesus anak Daud (ayat 1 di atas).
Catatan:

Pengarang Injil Matius Tidak lain berusaha Membuat nubuat Kedetangan "Mesias"
Tersebut Kepada Yesus /Isa as Padahal Nubuat Mesias Yg di janjikan Sebenarnya
Tergambar Pada Sosok Baginda Nabi Junjungan Semesta Alam MUHAMMAD
SALLAHUALAYHIWASSALAM,Semoga Kesejahteraan Selaluh Terlimpakan kepada
beliau,Keluarga,sahabat dan semua Kaum Muslimin.

10.  Distorsi Kisah Para Rasul

Distorsi Kisah Para Rasul
Obyek Daud Coba Digantikan dengan Obyek Yesus
Pidato Kemunafikan PETRUS
Konon, pada suatu ketika, Petrus berdiri di antara kira-kira seratus dua puluh orang dan berkata:
"Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini." (Kisah Para Rasul 1:16-17).
Petrus mengklaim bahwa pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus merupakan pemenuhan atas nubuat Perjanjian Lama yang konon telah disampaikan Roh Kudus melalui lisan Daud. Kemudian, Petrus pun merujuk potongan ayat Perjanjian Lama yang diduga telah disabdakan oleh Daud:
  "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: “Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain. (Kisah Para Rasul 1:20).
Ayat-ayat Perjanjian Lama yang dikutip Petrus di atas berasal dari Kitab Mazmur berikut ini:
Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya. (Mazmur 69:26). Biarlah umurnya berkurang, biarlah jabatannya diambil orang lain. (Mazmur 109:8).
Sepintas lalu kutipan Petrus di atas cukup akurat.  Namun, jika dicermati, terdapat bias yang jelas, dimana frasa "perkemahan mereka" dalam Mazmur diubah menjadi "perkemahannya" dalam pidato Petrus. Perubahan kata ganti ini dimaksudkan Petrus agar seolah-olah ayat-ayat Mazmur tersebut bernubuat tentang Yudas, padahal, ayat-ayat tersebut sama sekali bukanlah ayat nubuat, tetapi merupakan potongan dari kumpulan ayat-ayat Mazmur yang berisi tentang luapan emosional pribadi Daud kepada Tuhan terhadap orang-orang yang menyakitinya. Tidak ada hal yang cukup spesifik dari ayat-ayat Mazmur tersebut untuk diterapkan kepada Yudas!
Pada kesempatan terpisah, di depan kesebelas rasul dan orang-orang Israel, Petrus menjelaskan bahwa penyaliban Yesus oleh tangan-tangan durhaka merupakan maksud dan rencana Allah, yang kemudian oleh Allah Yesus dibangkitkan kembali dengan melepaskannya dari sengsara maut, karena menurut Petrus tidak mungkin Yesus tetap berada dalam kuasa maut itu. Peristiwa ini, menurut Petrus, merupakan pemenuhan nubuat Perjanjian Lama:
Sebab Daud berkata tentang Dia (Yesus): Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. (Kisah Para Rasul 2:25-28)
Ayat-ayat yang dikutip Petrus di atas berasal dari Kitab Mazmur berikut:

Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. (Mazmur 16:8-11)
Kutipan Petrus dari Mazmur di atas cukup sempurna. Namun demikian, ayat-ayat Mazmur tersebut, lagi-lagi, bukanlah ayat nubuat tentang akan datangnya seseorang yang akan mengalami "penderitaan sementara" di dalam kubur, terlebih secara spesifik menunjuk kepada Yesus. Tetapi, ayat-ayat Mazmur di atas sebenarnya merupakan pujian pribadi Daud kepada Tuhan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yesus.
Lebih jauh, para penerjemah Alkitab berusaha memaksakan frasa "Orang Kudus-Mu" untuk dipaksakan menunjuk kepada Yesus dengan mengganti inisial "o dan k" (huruf kecil) menjadi "O dan K" (huruf besar-"Orang Kudus-Mu"). Padahal, "orang kudus" yang dimaksud dalam Mazmur di atas menunjuk kepada pribadi Daud sendiri. Lebih jauh lagi, gelar "orang kudus" dalam Mazmur juga melekat kepada orang-orang lain, para sahabat Daud, sebagaimana tersebut dalam ayat Mazmur sebelumnya:
Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. (Mazmur 16:3)
Jadi, tidak ada sesuatu hal apapun yang cukup spesifik dari Mazmur di atas untuk diterapkan kepada Yesus!
Selanjutnya, Petrus pun masih berkata tentang Daud:
Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (Kisah Para Rasul 2:30-32)
Petrus mengklaim bahwa seorang dari keturunan Daud yang akan menduduki takhtanya adalah Yesus. Meski Petrus tidak menyebut nama secara langsung, akan tetapi ini bisa secara jelas diidentifikasi dari frasa "kebangkitan Mesias" yang tentu saja maksudnya adalah Yesus. Di sini, Petrus tidak merujuk apapun dari Perjanjian Lama, namun, kita bisa meneliti ayat-ayat Perjanjian Lama tentang kebenaran ucapan Petrus di atas, berikut ini:
TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: "Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan-peraturan-Ku yang Kuajarkan kepada mereka, maka anak-anak mereka selama-lamanya akan duduk di atas takhtamu." (Mazmur 132:11-12)
Apabila umurmu (Daud) sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. (2 Samuel 7:12-14)
Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini (2 Samuel 12:24)
Lalu raja Daud menjawab, katanya: "Panggillah Batsyeba." Perempuan itu masuk menghadap raja dan berdiri di depannya. Lalu raja bersumpah dan berkata: "Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku." (1 Raja-Raja 1:28-30)
Dan terjadilah pada tahun keempat ratus delapan puluh sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun keempat sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN. (1 Raja-Raja 6:1)
Lalu raja (Salomo) melanjutkan "Ketika Daud, ayahku bermaksud mendirikan rumah untuk nama TUHAN, Allah Israel, berfirmanlah TUHAN kepadanya: Engkau bermaksud mendirikan rumah untuk nama-Ku, dan maksudmu itu memanglah baik; hanya, bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah itu, melainkan anak kandungmu yang akan lahir kelak, dialah yang akan mendirikan rumah itu untuk nama-Ku. Jadi TUHAN telah menepati janji yang diucapkan-Nya; aku (Salomo) telah bangkit menggantikan Daud, ayahku, dan telah duduk di atas takhta kerajaan Israel.. (1 Raja-Raja 8:17-20)
Dari kutipan ayat-ayat Perjanjian Lama di atas, cukup jelas, bahwa keturunan Daud yang akan menggantikan dan menduduki takhtanya adalah anak kandungnya sendiri, dari istri Batsyeba, yang bernama Salomo, bukan Yesus!
Lebih menggelikan lagi, sebagaimana dikutip di atas, ketika Petrus berkata:
Karena itu ia (Daud) telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia (Daud) mengatakan, bahwa Dia (Yesus) tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. (Kisah Para Rasul 2:31)
Ucapan Petrus tersebut sebenarnya merupakan kutipan ayat yang telah dibiaskan dari Kitab Mazmur berikut:
sebab Engkau tidak menyerahkan aku (Daud) ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu (Daud) melihat kebinasaan. (Mazmur 16:10)
Betapa biasnya perkataan Petrus ini, padahal, sekali lagi, ayat Mazmur tersebut berbicara tentang pribadi Daud sendiri, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yesus. Benar-benar menggelikan!
Kemudian, Petrus meneruskan pidatonya, bahwa sesudah Yesus ditinggikan oleh tangan kanan Allah ke surga dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan, maka dicurahkan-Nya di depan hadirin. Peristiwa ini, menurut Petrus, merupakan pemenuhan nubuat Perjanjian Lama:
Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (Kisah Para Rasul 2:34:36)
Petrus mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama tersebut dari Kitab Mazmur berikut ini:
Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun. TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek." (Mazmur 110:1-4)
Kutipan yang cukup akurat, namun lagi-lagi terjadi bias yang terlalu dipaksakan. Bahwa kata "tuanku" dalam Mazmur di atas sebenarnya menunjuk kepada Daud, karena Mazmur ini jelas sekali ditulis oleh orang lain yang ingin bercerita tentang Daud. Sebagaimana diketahui, Daud adalah seorang nabi, tokoh besar, raja, dan mesias bagi bangsa Israel .(1 Samuel 16:12-13; 2 Samuel 5:1-5; Mazmur 2:2) Jadi, tidaklah heran jika Tuhan berfirman kepada Daud. Akan tetapi, oleh Petrus, para pengarang injil kanonik, dan para penerjemah Alkitab, telah dibiaskan seolah-olah "tuanku" tersebut menunjuk kepada Yesus, sehingga seolah-olah Tuhan berfirman kepada Yesus, hal ini jelas terlihat dengan adanya perubahan inisial "t" (huruf kecil-"tuanku") dalam Mazmur menjadi "T" (huruf besar-"Tuanku") dalam Kisah Para Rasul. Lihat juga perubahan inisial pada kata "musuh-musuhmu" dan "kakimu" dalam Mazmur menjadi "musuh-musuh-Mu" dan "kaki-Mu" dalam Kisah Para Rasul.
Kita tidak tahu persis siapa sebenarnya tokoh yang bernama Petrus ini, yang pasti, Kitab Kisah Para Rasul ini memuat pidato seseorang yang ternyata isi pidatonya tidak bisa diterima kebenarannya, terbukti dari kata-katanya telah membiaskan ayat

11.  Distorsi Surat Yohanes

Distorsi Surat Yohanes
Tentang Yesus naik keledai
Yesus Naik Keledai 
Konon, ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun  palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Ayat selanjutnya dikutip di bawah ini:
Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." (Yohanes 12:14-15)
 Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia. (Yohanes 12:16)
Dijelaskan Yohanes dalam kutipan di atas, bahwa naiknya Yesus di atas seekor keledai merupakan pemenuhan atas nubuat Perjanjian Lama. Benarkah demikian? Berbeda dengan Matius yang menyuguhkan dua ekor keledai dalam narasinya, Yohanes tampaknya lebih menguasai gaya bahasa paralelisme Ibrani sehingga ia tidak perlu menciptakan dua ekor keledai dalam narasinya, karena ayat sebenarnya dalam Kitab Zakharia hanya berbicara mengenai seekor keledai. Berikut teks asli dari Zakharia:
9:9. Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai betina, seekor keledai jantan, seekor anak keledai.
9:10 Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.
Sebagaimana diketahui, paralelisme Ibrani bisa dipahami sebagai pengulangan gagasan yang sama dalam kata-kata yang berbeda, dan sebagai satu keseimbangan dari pelbagai gagasan, dimana pemikiran dalam satu baris ditinggikan, dibandingkan, atau ditekankan dengan pemikiran yang paralel dalam baris selanjutnya. Dengan demikian, maka frasa "seekor keledai jantan, seekor anak keledai" merupakan paralelisme Ibrani untuk penyebutan awal "seekor keledai betina"
(Harvey DW [1971]; Kee HC [1971]; Fenton JC [1973]).
Namun demikian, apakah kutipan Zakharia di atas cukup sepesifik untuk diterapkan kepada Yesus yang konon menunggang seekor keledai ketika memasuki Yerusalem? Kita bisa membayangkan ada ribuan orang yang telah memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai, dan tidak ada alasan untuk menerapkan keterangan Zakharia tersebut hanya untuk Yesus seorang!
Lebih jauh, ayat selanjutnya dalam Zakharia 9:10 di atas sama sekali tidak cocok diterapkan kepada Yesus, oleh karena Yesus selalu dianiaya oleh bangsa Israel hingga ia harus bersembunyi dari satu tempat ke tempat lainnya. Singkatnya, Yesus tidak pernah memapankan kekuasaan dalam bentuk apapun di tanah Israel!
Jelaslah, bahwa apa yang disuguhkan Yohanes tentang dugaan pemenuhan nubuat di atas, tidak lain adalah sebuah distorsi pesan yang sangat jauh menyimpang!
Catatan:

Sebetulnya persoalan "keledai Yesus" ini persoalan yang sederhana sekali. Perhatikan baik-baik pernyataan Yesus dalam dua kitab berbeda yang kontradiktif berikut ini:
VERSI MARKUS:
"Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini." (Markus 11:2-3)
VERSI MATIUS:
"Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." (Matius 21:2-3)
Menyolok sekali perbedaan "keledai" di antara Markus dan Matius di atas. Manakah dari kedua "pernyataan Yesus" di atas yang benar? Salah satu dari keduanya PASTI salah!
Perbedaan keledai di atas, lebih disebabkan oleh ketidakmampuan Matius dalam memahami paralelisme Ibrani dalam Zakharia 9:9-10, yang menduga ada dua ekor keledai. Padahal, keledai yang dimaksud dalam Zakharia tersebut sebenarnya ada satu.
Dalam kasus ini, mungkin saja Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai, akan tetapi, hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pemenuhan nubuat Zakharia 9:9-10. Lebih jauh, keledai yang dimaksud Zakharia adalah seekor keledai induk, sedangkan keledai yang ditunggangi Yesus adalah seekor anak keledai (kecuali laporan Matius: keduanya). Karenanya, Markus tidak perlu menghubungkan naiknya Yesus ke atas seekor keledai ini sebagai hal pemenuhan nubuat Zakharia. Menunggang seekor keledai di tanah Israel pada masa itu adalah hal biasa bagi kebanyakan orang Israel. Dengan demikian, maka pernyataan Yesus dalam Markuslah yang bisa dianggap sebagai "orisinal".
Oleh karenanya, bisa dipahami, para sarjana alkitabiah menjadikan Markus (atau mungkin proto Markus) sebagai salah satu sumber penulisan kitab Matius dan Lukas, mungkin juga Yohanes (Jerald F. Dirks [2001]).
Referensi:

Diterjemahkan dari New Rivised Standard Version & New American Bible.

12.  Distorsi Nubuat Lukas

Distorsi Surat Lukas
Kebangkitan Yesus
Kebangkitan Yesus
 Ketika murid-murid Yesus sedang bercakap-cakap dengan teman-teman mereka di Yerusalem, konon, Yesus tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. Kontan saja, murid-murid dan orang-orang menjadi takut, karena mereka menyangka melihat hantu. Akan tetapi, Yesus berusaha meyakinkan mereka bahwa apa yang mereka lihat bukanlah hantu, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya. Untuk lebih meyakinkan mereka, Yesus menanyakan makanan kepada mereka, kemudian mereka memberi Yesus sepotong ikan goreng dan Yesuspun memakannya di depan mata mereka. Setelah itu, Yesus berkata kepada mereka:
  Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." (Lukas 24:44)
Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. (Lukas 24:45)
Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, (Lukas 24:46) . 
Lukas mengklaim, bahwa seluruh nubuat Perjanjian Lama harus digenapi oleh Yesus, sebagaimana pernyataannya yang dinisbahkan ke dalam mulut Yesus dalam Lukas 24:44 di atas. Namun demikian, hanya diselingi satu ayat pendek saja (Lukas 24:45), Lukas, melalui mulut Yesus, membuat pernyataan yang menimbulkan pertanyaan besar, yakni pernyataan Yesus dalam Lukas 24:46.
Terlepas dari persoalan kontroversi tentang penyaliban, kematian, dan kebangkitan Yesus, di sini secara tegas Lukas, dalam Lukas 24:46, menyatakan bahwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati pada hari yang ketiga merupakan pemenuhan nubuat. Tentu saja, bagi orang awam hal ini bisa semakin menebalkan keyakinan mereka, akan tetapi, yang patut dipertanyakan bersama, dari manakah Lukas mengutip ayat nubuat tersebut, atau, di manakah ada tertulis ayat nubuat tersebut?
Lukas 24:46 memberikan legitimasi yang kuat akan keyakinan adanya kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Akan tetapi, sungguh sangat ironis, ayat nubuat yang dikutip Lukas tersebut, sama sekali tidak ada dalam seluruh naskah Perjanjian Lama! Mungkin sekali, Lukas mengada-adakan sendiri ayat nubuat tersebut yang seolah-olah telah digenapi oleh Yesus untuk dijadikan legitimasi adanya peristiwa khayal kebangkitan Yesus dari dalam kubur.
Pembaca dapat membandingkan sendiri, betapa ironisnya, antara pernyataan Yesus dalam Lukas 24:44 yang konon seluruh nubuat Perjanjian Lama harus digenapi oleh Yesus, dengan pernyataan Yesus dalam Lukas 24:46 yang tidak ada rujukannya sama sekali.
Singkatnya, Lukas memiliki nubuat yang "dikutip" yang sama sekali tidak ada!
Catatan:

Ada sekitar 50 injil tentang Yesus. Empat diantaranya menyebutkan penyaliban, kematian, dan kebangkitan Yesus, yakni: Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes, yang kemudian dikenal dengan sebutan Injil Kanonik; sedangkan empat lainnya membantah penyaliban, kematian, dan kebangkitan Yesus, yakni: Wahyu Petrus, Risalah Kedua Set Agung, Perbuatan-Perbuatan Yohanes, dan Barnabas, yang kemudian dikenal dengan sebutan Injil Apokrif.

13. Distorsi Surat Ibrani

Distorsi Surat Ibrani
Perhatikan Kata Pada Hari ini
Firman Roh Kudus (Kepada ???)
Penulis Surat kepada Orang Ibrani (disingkat: Surat Ibrani) menyatakan bahwa Yesus lebih mulia dibandingkan dengan Musa, sama seperti ahli bangunan yang lebih dihormati dibandingkan dengan rumah yang dibangunnya, karena Yesus adalah Anak yang mengepalai rumah sedangkan umat-Nya adalah rumah-Nya. Ayat-ayat selanjutnya dikutip di bawah ini.
Surat kepada Orang Ibrani:
3:7. Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya (Yesus),
3:8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,
3:9 di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
3:10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
3:11 sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Penulis Surat Ibrani membuat cerita khayal seolah-olah ayat-ayat di atas merupakan firman Roh Kudus tentang Yesus (Ibrani 3:7). Orang Kristen awam akan cepat menerima tulisan di atas sebagai sebuah pernyataan tentang kemanunggalan Yesus dan Roh Kudus, dimana Yesus dan Roh Kudus secara bersama-sama dinyatakan dalam ayat-ayat Surat Ibrani di atas. Ayat-ayat Surat Ibrani di atas sesungguhnya merupakan ayat-ayat Kitab Mazmur yang dikutip lengkap di bawah ini:
Kitab Mazmur:
95:1. Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.
 95:2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
 95:3 Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah.
 95:4 Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunungpun kepunyaan-Nya.
 95:5 Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya. 95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
 95:7. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya (Allah)!
 95:8 Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,
95:9 pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
95:10 Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."
95:11 Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Sungguh, telah terjadi sebuah distorsi pesan yang demikian menggelikan! Dengan mengambil bagian akhir dari Mazmur 95:7 dan menggabungkannya dengan Mazmur 95:8-11, tampak seolah-olah ayat-ayat tersebut merupakan firman Roh Kudus tentang Yesus. Padahal, ayat-ayat Mazmur yang dikutip penulis Surat Ibrani sebenarnya berbicara tentang firman Allah kepada Nabi/Raja Daud yang juga merupakan salah seorang rasul Allah kepada umat Israel, yang konon menerima wahyu dalam bentuk Kitab Mazmur.
Perhatikan kalimat "Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya", ia sama sekali bukanlah firman Roh Kudus, tetapi merupakan kata-kata dari penulis Kitab Mazmur, dan ia adalah bagian akhir dari Mazmur 95:1-7 yang mengajak umat Israel untuk menyembah hanya kepada Allah saja

14.  Muhammad Dalam Perjanjian Lama

Sekitar 2 abad setelah Kerajaan Israel yang musyrik dan tidak mempunyai rasa sesal digulingkan, dan seluruh penduduk dari 10 suku dideportasi ke Assyria, Yerusalem, dan bait agung Sulaiman diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, dan sisa-sisa keturunan suku Yudas dan Benjamin yang tidak terbantai dipindahkan ke Babylonia. Setelah penahanan selama beberapa 
tahun, bangsa Yahudi diizinkan untuk pulang ke negeri mereka dengan kewenangan penuh untuk membangun kembali kota dan bait mereka yang telah hancur. 
Ketika fondasi-fondasi rumah Tuhan yang baru diletakkan, terjadi luapan kegembiraan dan sambutan yang luar biasa dari umat; sementara para orang tua yang pernah menyaksikan bait Sulaiman yang indah sebelumnya tiba-tiba hanyut dalam tangisan pilu. Pada upacara yang khidmat inilah Yang Maha Kuasa mengutus hambaNya, Nabi Hagai, untuk menghibur umatnya yang sedih dengan pesan penting ini: 
“Aku akan menggoncangkan segala bangsa, dan Himda untuk semua bangsa ini akan datang, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi Syalom, demikianlah firman Tuhan semesta alam." (Haggai 2:7-9). 
Benyamin Kaldani mengungkapkan, "Saya telah menerjemahkan paragraf diatas dari salinan alkitab yang ada pada saya, yang dipinjamkan kepada saya oleh sepupu wanita Assyria dalam bahasa daerahnya. Tetapi, marilah kita melihat Bible versi bahasa Inggris, yang kami dapati telah mengubah kata himda dan Syalom dalam bahasa Yahudi aslinya menjadi berturut-turut desire (hasrat) dan Peace (perdamaian)". 
Para ahli tafsir Yahudi dan Kristen sama-sama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap dua janji yang terkandung dalam nubuat diatas. Mereka memahami prediksi mesias dalam kata Himda. Sebenarnya, disinilah nubuat yang sangat hebat, ditegaskan melalui sumpah Tuhan yang biasa dalam alkitab, “kata Tuhan Sabaoth” diulang-ulang 4 kali. 
Jika nubuat ini dipahami dari pengertian abstrak kata himda dan Syalom sebagai desire dan peace, maka nubuat menjadi tak lebih dari sebuah aspirasi yang tidak dapat kita pahami. Tetapi, jika kita memahami istilah himda sebagai sebuah gagasan konkrit, sebuah gagasan pribadi dan realitas, dan kata syalom, bukan suatu kondisi, melainkan suatu kekuatan yang hidup dan aktif dan sebuah agama yang pasti tidak dipungkiri adanya, maka nnubuat ini pasti benar dan terpenuhi pada sosok Ahmad dan tegaknya Islam. Karena himda dan Syalom-atau Sylama- persis memiliki pengertian yang sama dengan, berturut-turut, Ahmad dan Islam. 
Sebelum berusaha membuktikan pemenuhan nubuat ini, ada baiknya menjelaskan dulu etimologi dari dua kata itu sesingkat mungkin. 

1. Himda. Ungkapan dalam bahasa ibraninya berbunyi “……ûb ā’û hemədat kāl-hagōwyim….” Yang secara harfiah berubah ke dalam bahasa inggris menjadi “ and will come the Himda of all nations” (dan akan datang Himda untuk semua bangsa). Akhiran hi dalam bahasa Ibrani, sebagaimana dalam bahasa Arab, diubah menjadi th, atau t apabila dalam kasus genitif. Kata “himda” berasal dari kata Ibrani –atau malah Arami- yang tidak dipakai lagi, yaitu hmd (konsonan-konsonan yang diucapkan hamad). 
Dalam bahasa Ibrani, hamad umumnya digunakan dalam arti keinginan, kerinduan, selera, dan hasrat yang besar. Perintah kesembilan dari Decalogue (Sepuluh perintah) adalah : “Lo tahmod ish reikha” (janganlah engkau merindukan istri tetanggamu) dalam bahasa Arab kata kerja hamida, dari konsonan yang sama hmd, artinya terpuji, dan seterusnya. Apa yang lebih terpuji dan terkenal dan paling diharapkan, dirindukan dan diinginkan? Yang mana, dari 2 makna itu, kenyataan bahwa Ahmad dalam bentuk bahasa Arab dan Himda tetap tak terbantahkan dan meyakinkan. 
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata.” (QS Ash Shaff 61:6). 
Al-Qur’an menyatakan bahwa Yesus memberitahukan kepada bangsa Israel akan kedatangan seorang rosul dari Tuhan yang namanya adalah Ahmad. Injil Yohannes, yang ditulis dalam bahasa Yunani, menggunakan nama Paracletos, sebuah kata yang tidak dikenal dalam literatur Yunani klasik. Namun, Periclytos, yang persis cocok dengan Ahmad dalam artian “amat terkenal”, 
“mulia”, dan “terpuji”, dalam tingkat superlatifnya, pasti merupakan terjemahan kedalam bahasa Yunani dari kata Himda atau mungkin dalam bentuk bahasa Arami nya yakni Hamida, sebagaimana yang diucapkan oleh Yesus. Waduh! Sudah tidak ada kitab Injil dalam bahasa asli yang digunkan oleh Yesus. 
2. Adapun mengenai etimologi dan pengertian dari kata Syalom, Syalam¸ dan kata arab Salam, Islam, saya tidak perlu menghambat pembaca dengan membawa-bawa kedalam uraian-uraian lingustik. Setiap sarjana bahasa Semit mengetahui bahwa Syalom dan Islam berasal dari satu kata yang sama dan bahwa keduanya berarti "kedamaian, ketundukan, dan penyerahan diri".
Saya bermaksud memberikan suatu penjelasan singkat mengenai nubuat Haggai ini. Agar dapat memahaminya dengan lebih baik, saya kutipkan nubuat lainnya, dari Perjanjian Lama kitab Maleakhi 3:1 “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuan (Adon) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan Semesta Alam.” 

Kemudian bandingkan dengan kearifan Al-Qur’an dibawah ini. 
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari (bait Allah) Masjid Harom (di Mekkah) ke (bait Allah) Masjid Aqsha (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (QS Al-Isro’ :1) 
Bahwa yang dimaksud orang yang datang mendadak/ tiba-tiba ke bait Allah, seperti yang didokumentasikan oleh 2 kitab suci diatas adalah Muhammad!, dan bukan Yesus. Maka argumen-argumen berikut pasti cukup meyakinkan setiap peneliti yang objektif : 

a. Hubungan erat dan mirip antara kedua tetrogram Himda dan Ahmad, dan identitas akar kata hmd dimana kedua kata tersebut berasal, tidak meninggalkan keraguan bahwa subjek dalam kalimat “Dan Himda untuk semua bangsa akan datang” adalah Ahmad (Muhammad). 
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Jubair bin Muthim, bahwasanya Rasullulah SAW (Muhammad) bersabda: "Sesungguhnya aku mempunyai banyak nama, aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahiy (penghapus) yg dengan aku (maka) Allah hapuskan segala kekufuran, aku adalah Al Hasyir (penghimpun) yg dengan aku manusia dikumpulkan dibawah naunganku, dan aku adalah Al'Aqib (penutup)". 
Tidak ada hubungan etimologis sedikit pun antara himda dan nama-nama lainnya seperti “Yesus” ataupun “Kristus”. Bahkan satu konsonan pun tidak ada yang sama diantara keduanya. 

b. Meskipun dibuktikan bahwa bentuk bahasa Ibrani Hmdh (baca Himdah) adalah kata benda abstrak yang berarti "keinginan, nafsu, kerinduan, dan pujian", namun argumen tersebut lagi-lagi cocok dengan tesis kita. Karena bentuk bahasa Ibrani tersebut, secara etimologis, justru sama dalam makna dan persis artinya dengan bahasa arab Himdah. Makna apapun yang Anda kehendaki dari tetrogram hmdh, hubungannya dengan Ahmad bersifat menentukan, dan tidak ada hubungannya dengan Yesus. Jika St. Jerome dan sebelum dia para penulis Septuagint, telah mempertahankan seutuhnya bentuk bahasa Ibrani Hmdh, daripada menuliskan kata latin Cupidatas atau kata Yunani Euthymia, barangkali para penerjemah yang ditunjuk oleh Raja 
James I dari Inggris juga sudah mereproduksi bentuk orisinilnya versi Bible yang disahkan, dan Bible Society telah menyesuaikan terjemahan-terjemahan mereka kedalam bahasa yang islami.

c. Bait Zorobabel lebih agung dibandingkan Bait Sulaiman, karena sebagaimana yang diramalkan oleh Maleakhi, Utusan Besar yang dijanjikan (Adon) akan mengunjungi baitNya secara mendadak/ tiba-tiba, sebagaimana yang benar-benar dilakukan pada waktu Isro-Mi’roj nabi Muhammad saw. 
Bait Zorobabel direnovasi/ dibangun kembali oleh Herodes Yang Agung. Dan Yesus, tentu saja, pada setiap kesempatan kunjungannya yang sering ke bait itu, menghormati bait itu demi orang suci dan kehadirannya. Sudah pasti, kehadiran setiap nabi di bait Tuhan telah menambah kemuliaan dan kesucian tempat tersebut. Tetapi setidaknya harus diakui, bahwa kitab-kitab Injil yang merekam kunjungan-kunjungan Yesus ke bait ini dan pengajaran-pengajaran dia didalamnya tidak menyebutkan satu pun percakapan diantara pendengarnya. Semua kunjungannya ke bait itu konon berakhir dalam pertengkaran sengit dengan para pendeta dan Pharisee yang tidak beriman. 

Harus juga disimpulkan bahwa Yesus bukan saja tidak membawa “kedamaian” kedunia sebagaimana yang dinyatakannya secara sengaja dalam Matius 10:34, tetapi Yesus juga meramalkan kehancuran total bait itu dalam Matius pasal 24, yang terpenuhi sekitar 40 tahun kemudian oleh bangsa Romawi. 
d. Ahmad yang merupakan bentuk lain dari nama Muhammad dan dari akar kata serta pengertian yang sama yakni yang paling mulia, selama perjalanan Isro-Mi’roj nya mengunjungi bait yang hancur tersebut, seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an, dan seketika itu juga, sesuai dengan hadis yang dinyatakan berulang kali oleh nabi Muhammad kepada para sahabatnya, bahwa ia memimpin para nabi sembahyang kepada Allah dan kemudian Allah memberkahi sekeliling bait (di Yerusalem) itu dan menunjukkan tanda-tandaNya. 
Jika Musa dan Ilyas dapat muncul secara fisik diatas gunung perubahan bentuk, maka mereka dan ribuan nabi semuanya dapat juga muncul disekeliling bait di Yerusalem. Dan selama kedatangan yang mendadak sang Adon ke baitnya (Maleakhi 3:1) itulah Tuhan benar-benar mengisinya dengan keagungan (Haggai pasal 2). 
Bahwa Aminah (ibu kandungnya nabi Muhammad) seorang janda dari Abdullah (bapak kandungnya nabi Muhammad) harus menamai anaknya dengan sebuah nama yang tidak pernah ada sebelumnya –Muhammad atau Ahmad-, kata benda yang merupakan keajaiban besar untuk agama Islam. Khalifah Umar bin Khotob membangun kembali bait (di Yerusalem) itu, dan Masjid yang penuh keagungan di Yerusalem akan tetap kokoh berdiri hingga akhir zaman, adalah monumen fantastis tentang kebenaran dan perjanjian abadi yang dibuat oleh Allah untuk Ibrahim dan Ismail dalam kitab Kejadian 15:18.

Nubuat yang paling menakjubkan dan paling nyata berdasarkan historis adalah tentang misi nabiNya yang dinubuatkan oleh Kitab Daniel yang patut dikaji secara objektif dan kritis. Karena didalamnya telah terjadi peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah umat manusia, yang ditunjukkan oleh sosok/ gambaran empat monster besar dalam penglihatan mimpinya Daniel.

Berkatalah Daniel : "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa bersayap burung rajawali ; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti Beruang ; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti Macan tutul ; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat , yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh . Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong . Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah yang lanjut usianya; pakaiannya putih seperti salju dan rambutnya bersih seperti bulu domba; kursinya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapannya; seribu kali beribu-ribu melayani dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapannya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab . Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu ; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada yang lanjut usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:2-14).

Sebagai seorang dari keluarga kerajaan ketika penghancuran Bani Israel oleh Babylonia. Daniel dibawa bersama oleh tiga pemuda Yahudi lainnya ke istana raja Babylonia , disana ia dididik berbagai macam ilmu bangsa Khaldea. Ia tinggal disana sampai dengan penaklukan Persia dan jatuhnya kerajaan Babylonia . Ia menjadi nabi bagi kaum bani Israel dimasa Nebukadnezer dan juga Darius.
Para pengkaji Alkitab tidak menganggap bahwa pengarang seluruh kitab Daniel adalah Daniel, yang hidup dan mati setidaknya dua abad sebelum penaklukan Yunani, yang ia sebut dengan “Yavan= Ionia ”. Delapan pasal pertama Kitab Daniel , ditulis dalam bahasa Khaldea dan pasal-pasal selanjutnya dalam bahasa Ibrani.
Menurut interpretasi sang malaikat, masing-masing dari empat binatang itu menunjukkan empat kerajaan. Binatang pertama adalah Singa bersayap rajawali berarti kerajaan Khaldea, yang sekuat dan secepat burung rajawali dalam menyambar musuh. Binatang kedua adalah Beruang yang menunjukkan “Madai-Paris” atau Kerajaan Medo-Persia yang daerah taklukannya hingga laut Adriatik dan Ethiopia , Jadi menahan dengan gigi-giginya satu tulang iga tumbuh masing-masing dari tiga benua dibelahan dunia timur. Binatang ketiga adalah Macan tutul yang memiliki sifat loncatannya cepat dan menggambarkan bagaimana seorang raja Macedonia yang bernama Alexander Agung menaklukan negeri-negeri dengan cepat. Namun setelah wafatnya kerajaan terbagi menjadi empat kerajaan.
Tetapi malaikat yang menafsirkan penglihatan ini tidak berhenti menjelaskan secara terperinci tiga kerajaan yang pertama. Namun menekankan binatang buas yang keempat, yakni seekor monster dan setan yang besar. Inilah kerajaan Romawi yang hebat. Sepuluh tanduk adalah sepuluh kaisar Romawi yang menyiksa kaum Nasrani generasi awal. Sekarang buka lah lembaran Sejarah Gereja dari abad pertama sampai dengan Konstantin Yang Agung. kita akan menemukan kengerian “sepuluh penyiksaan” yang dilakukan oleh kerajaan Romawi yang terkenal itu.
Sekarang mari kita periksa dengan kritis, siapakah tanduk kecil itu? Karena jika kita berhasil mengidentifikasi siapa tanduk kecil, maka identitas Bar Nasha akan diketahui. Tanduk kecil muncul setelah sepuluh penyiksaan dibawah pemerintahan Romawi. Kemudian kekaisaran Romawi nyaris pecah dengan empat orang  Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Konstantin, dan Licinius) yang memperebutkan pengaruh untuk menjadi Raja Romawi. Tiga orang lainnya mati atau tewas dalam pertempuran, dan Konstantin berhasil menduduki tahta kekaisaran Romawi.
Para juru tafsir Kristen awal telah bekerja sia-sia menisbahkan si Tanduk Kecil yang bodoh ini sebagai Anti Kristus/Dajjal, sebagai Paus Roma menurut kaum Protestan, dan sebagai pendiri Islam ( Naudzubillah! ). Tetapi para kritikus Alkitab yang belakangan tidak tahu bagaimana memecahkan problem binatang buas keempat yang cenderung mereka identifikasi sebagai kekaisaran Yunani dan si Tanduk Kecil sebagai Antiochus.
Sebagai kritikus, misalnya Carpenter, menganggap Kekaisaran Medo-Persia sebagai dua kerajaan terpisah. Tetapi kekaisaran ini tidaklah lebih tua dari bekas Kekaisaran Austro-Hungaria. Eksplorasi-eksplorasi yang dilaksanaka oleh misi ilmiah sarjana Perancis, M.Morgan, di Shushan ( Susa ) dan di tempat-tempat lainnya tidak meninggalkan keraguan soal ini. Oleh karena itu, binatang buas keempat tidak lain selain Konstantin Yang Agung. Maka argumen-argumen berikut dapat diajukan dengan aman:
1. Konstantin menguasai Maximian setelah tiga rivalnya (Galerius, Maximinus, dan Licinius) tumbang, serta menjadi raja dan mengakhiri penyiksaan kaum Kristen. Menurut saya, The Decline and Fall of The Roman Empire karangan Gibon adalah karya terbaik yang dapat memberikan keterangan kepada kita. Dan Anda tidak akan pernah menemukan empat orang yang saling bersaing memperebutkakan tahta Romawi setelah sepuluh penyiksaan selain ini. Yakni kemunculan Konstantin dan rival-rivalnya setelah sepuluh penyiksaan, dan kemenangan Konstantin atas tiga rival lainnya laksana Tanduk Kecil yang menang atas Tiga Tanduk Lainnya. 

2. Keempat binatang buas semuanya digambarkan sebagai kerajaan kejam. Tetapi, Sang Tanduk Kecil mempunyai mulut dan mata manusia, dengan kata lain, merupakan gambaran Sang Tanduk Kecil diberikan kemampuan akal dan kemampuan orator. Konstantin memproklamasikan agama Kristen sebagai agama yang benar, menyerahkan kota Roma kepada Paus, dan menjadikan Byzantium/Konstantinopel sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi. Ia berpura-pura mengakui agama Kristen, tetapi ia sendiri tidak pernah dibaptis hingga kematiannya. Dan inipun menjadi persoalan yang diperselisihkan.
Dongeng bahwa kepindahannya memeluk agama Kristen karena melihat salib dilangit sudah lama sejak –seperti cerita tentang Yesus Kristus yang disisipkan dalam Antiquities karya Josephus – diekspos sebagai pemalsuan.
Kebencian binatang buas-binatang buas itu terhadap orang-orang yang beriman kepada Tuhan sangatlah biadab. Konstantin inilah yang masuk dalam kategori seorang seperti domba, tetapi dalam hatinya ia sama sekali bukan orang beriman. 

3. Kaisar Konstantin - Sang Tanduk Kecil – berbicara “sombong” menentang Yang Maha Tinggi. Mengucapkan kata-kata penghinaan terhadap Tuhan. Mempersekutukan Tuhan dengan Nabi-Nya, dan menisbahkan kepada-Nya nama-nama dan sifat-sifat yang bodoh, seperti yang “memperanakkan” dan “diperanakkan”, “kelahiran” dan “prosesi” (orang kedua dan ketiga), “Ke-Esaan dalam Trinitas” dan “doktrin Tuhan bereinkarnasi menjadi seorang manusia” adalah jelas bentuk-bentuk penghinaan. Sejak nabi-nabi awal diutus oleh Nya sampai dengan sahadat dan UU Dewan Nicea diproklamirkan dan diberlakukan melalui sebuah maklumat Kerajaan Konstantin ditengah-tengah kengerian dan protes dari anggota-anggota yang beriman pada 325M, Keesaan Tuhan tidak pernah dengan begitu resmi dan terang-terangan dicemarkan oleh mereka yang berpura-pura menjadi umatNya seperti Konstantin dan gerombolan kaum Gereja yang kufur!
Karena Sang Tanduk Kecil berkata sombong dengan melontarkan kata-kata penuh penghinaan terhadap Tuhan adalah seorang Raja (sebagaimana keterangan yang ada pada kitab Daniel), karena maklumatnyalah ia memproklamirkan keyakinan atas Trinitas, suatu syahadat yang dikutuk keras sebagai penghujatan terhadap Perjanjian Lama, dan yang dibenci oleh kaum Yahudi maupun Muslim.
Seandainya Sang Tanduk Kecil bukan Konstantin, lantas siapakah gerangan dia itu? Dia sudah datang dan pergi, dan bukan seorang AntiKristus yang muncul sesudah ini, yang mungkin kita tidak dapat mengidentifikasinya.

Seandainya kita tidak mengetahui bahwa Sang Tanduk Kecil yang dibicarakan sudah datang, lantas bagaimana kita harus menafsirkan keempat binatang buas itu, dimana binatang buas yang pertama sudah pasti Kerajaan Khaldea, binatang kedua Medo-Persia, dan seterusnya? Jika binatang buas keempat tidak mewakili Kerajaan Romawi, bagaimana kita dapat menafsirkan yang ketiga, yang memiliki empat kepala sebagai Kekaisaran Alexander yang pecah menjadi empat kerajaan setelah kematiannya? Adakah kekuasaan lain yang menggantikan Kekaisaran Yunani sebelum Kekaisaran Romawi dengan sepuluh raja yang menyiksa orang-orang beriman kepada Tuhan? Cara berpikir yang menyesatkan dan ilusi tidaklah berguna.

4. Si Tanduk Kecil yang berkembang menjadi “penglihatan yang sedikit lebih hebat” daripada tanduk lainnya, tidak hanya mengucapkan kata-kata menentang Tuhan Yang Maha Tinggi, tetapi juga ia memerangi dan menaklukan umat Yang Maha Tinggi dan menaklukan mereka (Daniel 7:25). Lebih dari seribu rohaniwan yang dipanggil ke Majelis Umum di Nicea, dan hanya 318 orang yang tunduk pada keputusan-keputusan Majelis Nicea, dan mereka pun membentuk tiga faksi yang berlawanan dengan masing-masing ungkapannya yang ambigu dan kotor seperti “ homousion ” (=memiliki substansi, sifat, dan esensi yang sama dengan tiga oknum Trinitas), “Konsubstansial” (=orang Kristen yang mendukung definisi kaum Trinitas tentang Majelis Nicea tentang Yesus anak Tuhan sebagai konsubstansial dengan Tuhan Bapak), dan istilah-istilah asing lainnya yang ngawur dan aneh bagi nabi-nabi Israel, tetapi hanya bermanfaat bagi Sang Tanduk Kecil.
Kaum Kristen yang menderita penyiksaan dan mati – dibawah kaisar-kaisar Romawi penyembah berhala – karena mereka beriman pada satu Tuhan, kini dihukum atas peintah Konstantin “Kristen” dengan siksaan-siksaan yang bahkan lebih kejam karena menolak untuk memuja sang hamba Yesus.
Para sesepuh dan pendeta akidah Aria, yakni Qshishi dan Mashmshani -seperti itulah mereka disebut oleh kaum Kristen Yahudi awal – dipecat dan dibuang, kitab-kitab mereka diberangus, dan gereja-gereja mereka dirampas dan diserahkan kepada para uskup dan imam Trinitarian. Setiap karya bersejarah Gereja akan memberikan banyak informasi kepada kita tentang jasa Konstantin kepada munculnya akidah Trinitas, dan tirani kepada para penentangnya. Pasukan-pasukan kejam ditempatkan di setiap provinsi untuk membantu otoritas Gereja.
Konstantin melambangkan sebuah rejim teror dan perang yang sengit terhadap kaum unitarian (ahlutauhid), yang keberadaanya di timur berakhir selama tiga setengah abad, ketika kaum Muslim menegakkan agama Allah dan mengambil kekuasaan serta dominion atas negeri-negeri yang diinjak-injak dan dihancurkan oleh empat binatang buas. 

 5. “Tanduk Yang Berbicara” dituduh telah mengubah “Hukum dan Waktu”. Ini adalah sebuah tuduhan yang sangat serius terhadap Sang Tanduk Kecil. Hujatan-hujatannya atau “kata-kata sombong menentang Yang Maha Tinggi” bisa saja mempengaruhi orang lain, tetapi mengubah Hukum Tuhan dan hari-hari serta perayaan-perayaan suci sudah pasti akan menumbangkan juga agama. Dua perintah Hukum Musa, mengenai keesaan Tuhan yang mutlak dan pelarangan yang keras membuat gambar dan patung untuk pemujaan, benar-benar dilanggar dan dicabut atas perintah Konstantin.
Memproklamirkan tiga oknum dalam Ketuhanan dan mengakui bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kekal dikandung dan dilahirkan oleh perawan Maria adalah penghinaan paling besar terhadap Hukum Tuhan dan merupakan pemberhalaan yang kotor.
Membuat patung emas atau kayu untuk pemujaan sudah cukup berat sekali, tetapi membuat makhluk hidup sebagai objek pemujaan dengan menyatakannya sebagai Tuhan, dan bahkan memuja roti dan anggur Ekaristi sebagai “tubuh dan darah Tuhan”, adalah suatu penghinaan yang sangat besar.
Lantas, bagi setiap orang Yahudi yang beriman dan bagi seorang nabi seperti Daniel, yang sejak muda menjadi pelaksana Hukum Musa yang paling taat, apa yang mungkin lebih menjijikkan daripada penggantian Paskah dengan Domba Paskah (Paschal Lamb [yakni, Kristus]) yang dimakan pada perayaan agung paskah dan pengorbanan “Domba Tuhan” diatas kayu salib, dan diatas ribuan altar setiap hari?
Penghapusan hari Sabat adalah suatu pelanggaran langsung atas perintah keempat dari sepuluh perintah Tuhan ( Ten Commandments atau Decologue ), dan kebiasaan hari minggu malah berubah-ubah karena berlawanan. Memang benar, Al-Qur'an menghapuskan hari Sabath, bukan karena hari Jum'at hari suci, melainkan karena kaum Yahudi menyalahgunakannya dengan menyatakan bahwa setelah Tuhan bekerja enam hari menciptakan alam semesta maka pada hari tujuhnya Tuhan istirahat. Sehingga Tuhan seakan-akan seorang manusia yang ditimpa kelelahan.

6. Sang Tanduk dibolehkan untuk memerangi orang beriman sekitar tiga setengah masa (abad).
Salah satu kaki tangannya si tanduk Iblis adalah Paulus Tarsus(Solus)

Sumber:
"Menguak Misteri Muhammad SAW", "Muhammad dalam Bibel" Prof. Benjamin Keldani
.

Arti Dari Injil Yoh 14:6 (Ayat Andalan Para Missionaris)

http/;Muallaf Bongkar Kesesatan Kristen Secara Total/Alexander Yesaya Wong

Pernahkah saudara mendengar dan melihat kalimat diatas ? Sebagai representatif dari penginjil kristen yang menggebu-gebu ? sebagai dasar opini bahwa yesus adalah jalan kebenaran dan hidup ? sehingga siapa yang tidak percaya kepada yesus akan di jebloskan ke neraka ? Tak mungkin dipungkiri bahwa ayat favorit dari evangelis adalah yang senada dengan judul diatas.
Saya akan mengutip penuh ayat yang dimaksud dan sering di gembar gemborkan oleh evangelis, yakni Yohanes pasal 14 ayat 6 :

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Bagaimana ? Menarik bukan ? Seorang Nabi yang suci berkata bahwa tidak seorangpun yang datang kepada Bapa jika tidak melalui Nabi tersebut, ini adalah suatu pernyataan yang gamblang, bahwa sesungguhnya jika ingin datang kepada Bapa harus melalui Yesus, apakah dengan duduk bersama disamping yesus kita telah datang kepada Bapa ? Jikalau demikian orang-orang yang tidak menjumpai yesus didunia ini tidak akan datang kepada bapa. Lantas bagaimana ?
Jelas yang dimaksud adalah datang dengan mematuhi perintah Bapa melalui yesus, ajaran yesus lah yang harus diikuti, namun kita tidak akan membahas lebih jauh tentang ajaran yesus dalam treahd ini. Kita akan fokus kepada perkataan yesus ditujukan untuk siapa ? Untuk seluruh dunia atau domba sesat dari Israe ? Mari kita uji.
Pertama, sebelum yesus mengatakan bahwa beliau adalah jalan kebenaran dan hidup, yesus juga mengatakan :
Yohanes
14:2
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Yesus berkata bahwa dirumah Bapanya BANYAK TEMPAT TINGGAL, dan Yesus datang kesana untuk menyediakan TEMPAT TINGGAL BAGI mu! Hal yang perlu di jelaskan adalah Bahwa di Rumah Bapa (Di Sorga) banyak tempat tinggal, dalam artian tempat tinggal tersebut tidak dimonopoli oleh yesus sendiri,masih banyak nabi-nabi yang lain yang mempunyai dan menyiapkan tempat tinggal bagi umatnya disorga sana. Sehingga sorga tersebut tidak serta merta menjadi milik yesus sendiri!
Kemudian perhatikan kalimat : “Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat tinggal bagimu”, bagimu ? bagi siapa ? Jelas sekali diayat yang lain yesus mengatakan bahwa beliau diutus HANYA untuk DOMBA SESAT dari ISRAEL.
Berikut ayat yang mendukung argumetasi saya :

Matius
10:5. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
15:24 Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Bagaimanapun ayat diatas tidak mungkin dibatalkan, jika tidak mungkin dibatalkan maka pernyataan YESUS diatas adalah benar, bahwa yesus menyediakan tempat disorga HANYA UNTUK BANI ISRAEL.
Bukti lainnya adalah dengan PINTU SORGA yang berjumlah DUA BELAS, sejumlah SUKU ISRAEL Yang dibimbing oleh YESUS :
Wahyu 21:12-13
Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya
dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua be-las malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel, Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.
Keduabelas Suku yang dimaksud pada wahyu diatas adalah sebagai berikut :
Matius
10:2
Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
10:3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,
10:4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Wahyu 7:5-8
Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan,
dari suku Ruben dua belas ribu,
dari suku Gad dua belas ribu,
dari suku Asyer dua belas ribu,
dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
dari suku Simeon dua belas ribu,
dari suku Lewi dua belas ribu,
dari suku Isakhar dua belas ribu,
dari suku Zebulon dua belas ribu,
dari suku Yusuf dua belas ribu,
dari suku Benyamin dua belas ribu.
Yesuspun hanya akan menghakimi dua belas suku israel:
19:28 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
AKULAH JALAN KEBENARAN DAN HIDUP. Jelas Sekali bahwa Jalan itu adalah untuk bangsa Israel dan Nabi Isa a.s diutus hanya kepada Bani Israel !
                     
Riwayat singkat Prof. David Benjamin Kaldani (Profesor Teologi) 


 Syaikh ‘Abdul Ahad Dawud yang dulunya bernama Prof. David Benjamin Kaldani, seorang Profesor Teologi, dan seorang Imam Katholik bagi sekelompok orang Kaldan, yang menguasai beberapa bahasa.

Akan tetapi setelah penelitian mendalam terhadap Al-Kitab, dia mengungkap sesuatu yang tidak diragukan lagi,  yaitu kebatilan agama Kristen dan Bilbel.
 Lalu dia mengumumkan keislamannya di Instambul Turki, kemudian menyusun buku “
Muhammad In The Bible” (Muhammad dalam al-Kitab) dan buku-buku lainnya.
Sesungguhnya beberapa pendorong yang menjadikan seorang Imam Katolik menyatakan keislamannya adalah banyak.

Dia berkata saat ditanya, ‘Bagaimana Anda menjadi seorang muslim?’

Dia menulis, ‘Sesungguhnya hidayahku kepada Islam tidak mungkin dinisbatkan kepada sebab apapun selain pertolongan Allah SWT. Tanpa hidayah Allah, maka setiap bacaan dan penelitian, dan berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai kebenaran akan sia-sia. Maka masa-masa yang aku di dalamnya beriman kepada keesaan Allah, dan dengan Nabi-Nya yang mulia  menjadi satu titik perpindahanku menuju jalan orang yang beriman.’

Termasuk di antara sebab yang juga dia sebutkan, yang menjadikannya menyatakan ketidaktaatannya kepada gereja adalah dituntutnya iman dengan syafaat antara Allah dan makhluk-Nya dengan beberapa perkara; seperti syafaat untuk bebas dari neraka, seperti butuhnya manusia kepada orang yang memberikan syafaat secara membabi buta. Dan bahwa pemberi syafaat itu adalah seorang Tuhan sempurna dan Manusia sempurna. Dan bahwa para biarawan gereja juga para pemberi syafaat mutlak. Sebagaimana Gereja memerintahnya untuk bertawassul (menjadikan perantara) kepada para pemberi syafaat itu yang tidak mungkin bisa membatasi mereka.

Dari studinya tentang doktrin salib, dia menemukan bahwa al-Qur`an mengingkarinya, sementara injil yang beredar menetapkan. Padahal asli keduanya adalah dari satu sumber. Seharusnya, yang wajar adalah tidak ada perbedaan di antara keduanya. Akan tetapi terjadi perselisihan dan pertentangan di antara keduanya. Maka harus menghukumi adanya distorsi pada salah satu dari keduanya.

Dia pun meneruskan penelitian dan pengecekannya untuk masalah ini, hingga dia sampai pada satu hakikat, seraya berkata:

Hasil dari penelitianku bahwa aku percaya dan yakin bahwa kisah pembunuhan al-Masih, penyaliban dan bangkitnya dia dari kematian adalah dongeng belaka.

Dia juga berkata, ‘Bahwa keyakinan Kristen terhadap Trinitas, dan klaim mereka bahwa sifat itu mendahului yang disifati menjadi salah satu sebab yang mengajaknya untuk keluar dari Kristen.’

Dia pun bertemu dengan sejumlah ulama kaum muslimin. Setelah dia bertatap muka berulang kali bersama dengan mereka, dia pun yakin dengan Islam dan memeluknya.

Dia tinggalkan dunia selama sebulan penuh di dalam rumahnya. Dia ulangi lagi membaca al-Kitab dengan bahasa-bahasanya yang kuno, dan dengan nash-nash aslinya berulang kali. Dia mempelajarinya dengan mendalam dan dengan perbandingan. Yang kemudian dia kumpulkan sebagian dalam kitabnya, Muhammad In The Bibble, dan akhirnya dia memeluk Islam di Kota Instambul. Dan diantara karyanya adalah Bible and the Cross (Injil dan Salib).

Terakhir, Prof. Abdul Ahad Dawud berkata, ‘Waktu yang di dalamnya saya beriman dengan Keesaan Allah, dan Nabi-Nya yang mulia, maka mulailah langkah perubahanku menuju jalan keimanan laa ilaaha illallaah (Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah). Inilah keyakinan yang akan menaungi keyakinan setiap mukmin yang sebenarnya terhadap Allah hingga hari kiamat… Saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk memahami makna al-Kitab dan rohnya adalah mempelajarinya dari sisi keislaman.’(dm)

Demikianlah, serial keislaman para ulama Kristen akan terus berlangsung, dan tidak akan berhenti, sementara tidak ada satu orang ulama pun dari kaum muslimin yang masuk Nasrani sejak dibangkitkannya Nabi i hingga hari ini, yaitu sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Sesungguhnya saya berharap dari setiap orang yang jujur lagi pencari kebenaran dari orang-orang Nasrani untuk menghadapkan pertanyaan kepada para Imam Gereja tentang penyebab masuk Islamnya ulama Nasrani, sementara tidak pernah ditemukan seorang ulama dari kaum muslimin yang menyatakan kekristenannya sejak 1400 tahun yang lalu?

Betapa kami sangat rindu untuk mendengarkan jawaban atas pertanyaan sederhana ini…!!

Setelah masuk Islam, David Benjamin Keldani mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Dawud. Dia adalah mantan pendeta katolik Roma dari sekte Uniate-Khaldean. Ia lahir pada 1867 di Urmia, Persia. Ia mengenyam pendidikan sejak kecil dikota itu. Dari 1886-1889 (3 tahun) ia menjadi staf pengajar Arbischop of Canterbury’s Mission untuk Assyrian (Nestorian) Christians di Urmia.

Pada 1892, ia diutus oleh Kardinal Vaughan ke Roma. Disana ia mempelajari filsafat dan teologi pada Propaganda Fide College, dan pada tahun 1895 dinobatkan sebagai pendeta. Pada tahun 1892 ia menulis serangkaian artikel di The Tablet tentang “Assyria, Romawi, dan Canterbury”; dan juga pada Irish Record tentang “keotentikan Pentateuch”-Pentateuch adalah lima kitab perjanjian lama yang terdiri atas Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan- . Ia mempunyai beberapa terjemahan Ave Maria dalam bahasa berbeda-beda yang diterbitkan di Illustrated Catholic Missions.
Ketika berada di Istanbul – dalam perjalanannya ke Persia pada 1895 – ia menulis serangkaian artikel panjang tentang “Gereja-Gereja Timur” dalam bahasa Inggris dan Perancis di surat kabar harian yang terbit disana dengan nama The Levant Herald. Pada tahun 1895, ia bergabung dengan French Lazarist Mission di Urmia, dan terbit untuk pertama kali dalam sejarah misi itu sebuah majalah berkala dalam bahasa Syria yang bernama Qala-la-Syara (Suara Kebenaran).

Pada 1867 ia diutus oleh dua uskup besar Uniate-Khaldean dari Urmia dan Salmas untuk mewakili Katolik Timur pada Kongres Ekaristi yang diselenggarakan di Paray-le-monial, Perancis, dibawah pimpinan Kardinal Perraud –tentu saja ini adalah undangan resmi. Makalah yang dibacakan di kongres oleh “Bapa Benjamin” disiarkan dalan Tawarikh Kongres Ekaristik tahun lalu, yang disebut “Le Pellerin”. Dalam makalah ini, Khaldean Arch-Priest (begitu gelar resminya) menyesalkan sistem pendidikan Katholik dikalangan Nestorian, dan meramalkan kemunculan yang sudah dekat dari pendeta Rusia di Urmia.

Pada tahun 1888, Bapak Benjamin kembali lagi ke Persia. Di kampung halamannya, Digala, sekitar 1 mil dari kota, ia membuka sekolah gratis.

Tahun berikutnya ia dikirim oleh otoritas Gereja untuk memimpin Keuskupan Salmas, dimana konflik yang tajam dan berbau skandal antara Uskup Besar Uniate, Khudabash, dan para Bapa Lazarist yang sudah berlangsung lama telah mengancam terjadinya perpecahan. (Sumber :
http://kristolog.com/category/muhammad-in-the-bible/)

Subhanallah.....
Semoga kisah ini bisa menjadi hikmah buat kita semua..