Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 27 April 2014

MUNCULNYA KAUM YAKJUJ DAN MAKJUJ (GOG AND MAGOG) DI AKHIR ZAMAN I


A.       Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat Nabi Muhammad SAW


Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW  sebagai petunjuk bagi umatnya sampai akhir zaman tentang  perkara-perkara aneh (ghaib) di dunia.Al Qur’an dan Sunnah telah memberi penjelasan dan petunjuk tentang kejadian-kejadian yang aneh pada masa yang lampau (pada zaman kuno) sampai pada masa sekarang dan akhir zaman/kehidupan akhirat.

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Al Baqarah : 2).  

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (Al Baqarah : 3)

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
(Al Baqarah : 4)

Tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi umat Nabi Muhammad SAW  yang melihat kebenaran dengan mata hatinya bahwa bumi dan langit beserta isinya penuh dengan kegaiban-kegaiban dan kejadian-kejadian yang aneh pada masa lampau sampai pada kehidupan akhirat.  Allah SWT menjelaskan tentang hal ini pada awal Al Qur’an untuk meyakini umat Nabi Muhammad SAW bahwa pada ayat-ayat berikutnya Allah SWT menceritakankeghaiban dan kejadian-kejadian yang aneh tersebut sebagai petunjuk bagi umatnya di akhir zaman. Dan dalam surat An Nahl : 63-64 Allah SWT mempertegas lagi dan mengingatkan lagi bahwa Al Qur’an ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umatnya di akhir zaman.

تَٱللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍۢ مِّن قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَعْمَٰلَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ ٱلْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ

Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih (An Nahl ; 63)

وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ ٱلَّذِى ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ ۙ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An Nahl; 64)

B.      Beberapa Peristiwa Sejarah di dalam Al qur’an

Sesungguhnya beberapa peristiwa sejarah yang terdapat dalam Al Qur’an adalah merupakan petunjuk bagi umat Nabi Muhammad SAW di akhir zaman.

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةًۭ لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ ٱلْءَاخِرَةِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمٌۭ مَّجْمُوعٌۭ لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوْمٌۭ مَّشْهُودٌۭ

Sesungguhnya dalam peristiwa sejarah itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat.Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). (Hud ; 103)


Beberapa peristiwa yang terdapat dalam Al Qur’an yang berhubungan dengan topik ini antara lain :
1.    Tanah Suci (Yerusalem) yang dijanjikan Allah SWT
Allah SWT menguji Nabi Ibrahim a.s dengan memerintahkannya untuk meninggalkan bayi dan istrinya di padang gurun tanpa makan, air dan tempat tinggal, kemudian Allah SWT mengujinya untuk kedua kalinya dengan memerintahkannya untuk menyembe
.lih putra kesayangannya (Ismail a.s).Dan Nabi Ibrahim a.s lulus dari kedua ujian tersebut, lalu Allah SWT memberikannya sebuah status melalui firmanNya: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu (Ibrahim a.s) imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".“ (Al Baqarah : 124)
Nabi Ibrahim a.s adalah imam bagi seluruh umat manusia, agamanya adalah agama untuk seluruh umat manusia dan karena itu hanya ada satu agama yang benar yaitu agamanya Ibrahim a.s.  Kemudian dalam Surat An Nahl ; 123) Allah SWT berfirman ; “ Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.  Dengan demikian agama Ibrahim a.s akan di turunkan kepada umat Yahudi, Nasrani dan juga umatnyaNabi Muhammad SAW masing-masing pada masanya.
Kemudian Nabi Ibrahim a.s menuju ke suatu negeri yang telah di berkahi oleh Allah SWT dan tinggal di sana.   Ini menandakan bahwa negeri ini adalah milik semua umat manusia yang mengikuti agamanya Nabi Ibrahim a.s.
Dalam Al Qur’an Surat Al Anbyaa’ : 71 

وَنَجَّيْنَٰهُ وَلُوطًا إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا لِلْعَٰلَمِينَ

Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia..

“Ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya…..” Inilah pembukaan tanah yang dijanjikan/Tanah suci di dalam Al Qur’an untuk semua umat manusia yang beriman dan Al Qur’an menceritakan ini setelah Bani Israel di bawa ke Tanah Suci.Inilah Tanah Suci yang dijanjikan yang pada awalnya terjadi pada masa Nabi Ibrahim a.s.

Dalam Al Qur’an juga dijelaskan bahwa bertahun-tahun kemudian setelah Bani Israel di bawa ke Mesir dan hidup di sana selama beberapa abad dan di sana mereka diperbudak oleh Firaun, lalu Allah SWT membangkitkan seorang nabi dan memerintahkannya untuk berjuang membebaskan Bani Israel dari perbudakan di Mesir yaitu Nabi Musa a.s.Nabi Musa a.s datang membawa kebenaran namun Firaun menolaknya dan Nabi Musa a.s datang dengan tanda dari Allah SWT namun Firaun tetap menolaknya.Firaun tetap bersikukuh dengan arogansinya melawan kebenaran yang datang bersama Nabi Musa a.s.  Lalu saat masa nya tiba untuk peringatan terakhir kepada Firaun, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa a.s dan Bani Israel untuk melarikan diri dari Mesir dan Firaun mengejar mereka, sampai di Laut  Merah.  Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke laut, atas izin Allah SWT laut tersebut terbelah dan Nabi Musa a.s beserta pengikutnya menyebrangi laut dan Allah SWT menyelamatkan mereka dan menenggelamkan  Firaun dan para pengikutnya.
Allah SWT telah berjanji pada Nabi Ibrahim a.s untuk memberinya tanah suci (Yerusalem) kepada keturunannya yaitu Nabi Musa a.s dengan pengikutnya. Di dalam Surat Al Maidah 5;20-26:
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكًۭا وَءَاتَىٰكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًۭا مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain". ( Q.S 5; 20)
يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَٰسِرِينَ
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
( Q.S 5; 21)
قَالُوا۟ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوْمًۭا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِنَّا دَٰخِلُونَ
Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya."
قَالَ رَجُلَانِ مِنَ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمَا ٱدْخُلُوا۟ عَلَيْهِمُ ٱلْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَٰلِبُونَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".
قَالُوا۟ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدْخُلَهَآ أَبَدًۭا مَّا دَامُوا۟ فِيهَا ۖ فَٱذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَٰتِلَآ إِنَّا هَٰهُنَا قَٰعِدُونَ
Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja."
قَالَ رَبِّ إِنِّى لَآ أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِى وَأَخِى ۖ فَٱفْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ ٱلْقَوْمِ ٱلْفَٰسِقِينَ
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu"
قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ أَرْبَعِينَ سَنَةًۭ ۛ يَتِيهُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْفَٰسِقِينَ
Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu."
Allah SWT telah berjanji memberikan tanah suci (Yerusalem) kepada keturunan Nabi Ibrahim a.s yaitu Nabi Musa a.s beserta pengikutnya.  Dan ketika Nabi Musa a.s menyampaikan pesan ini kepada pengikutnya Bani Israel, mereka masih berada di Mesir. .  Mereka harus menyebrang Laut  Merah dan dia (Nabi Musa a.s)  mengatakan kepada mereka, “Wahai, umatku ! Mari kita masuk ke tanah suci, di mana Allah SWT telah memberikannya kepadamu !”.Namun Allah SWT tidak memberikan tanah suci tersebut tanpa syarat, bahwa keadilan, kebenaran dan ke imanan adalah syarat untuk menjadi bagian dari Tanah Suci ini.   Namun semangat perbudakan dan darah penakut yang telah meliputi sekujur  tubuh umat Israel, menyebabkan mereka tidak sanggup menghadapi perjuangan untuk merebut negeri yang telah di janjikan Allah SWT buat mereka.  Dengan tiada perasaan malu, mereka berani dan lancang kepada Musa a.s, supaya Musa a.s dengan Tuhannya berdua pergi berperang, sedangkan mereka duduk menanti sampai kemenangan tercapai dan hasil kemenangan itu diserahkan kepada mereka.  Akhirnya Allah SWT menghukum mereka, melarang mereka masuk ke negeri tersebut selama 40 tahun hingga wafatnya Nabi Musa a.s.
Kemudian Bani Israel di pimpin oleh salah seorang muridnya Yusak bin Nun (Yosua Nabi Yahudi) dan masa 40 tahun cukup untuk melenyapkan angkatan tua dan menumbuhkan angkatan baru yang sanggup berjuang untuk mencapai kemenangan yang telah dijanjikan. Ketika dipimpin Yusak bin Nun Bangsa Israel berhasil menaklukan Kana’an (daerah Lebanon dan sebagian Yordania, Suriah dan Mesir). Dan untuk sementara Bani Israel bertahan di Tanah Kana’an ini.
Dalam Surah Al Isra’ 17 : 104 bahwa Bangsa Yahudi akan datang dalam keadaan bercampur baur dengan musuh mereka yaitu bagsa Palestin.
وَقُلْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ لِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱسْكُنُوا۟ ٱلْأَرْضَ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًۭا
“ dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israel: "Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu)".
Sesudah masa Nabi Musa a.s dan muridnya Yusak bin Nun, Bangsa Israel dipimpin oleh Shamu’il (Samueladalah Nabi Yahudi dari keturunan Yusuf) melawan Kaum Filistine.  Generasi baru mulai  tumbuh menjadi para pemuda yang berjuang melawan Kaum Filistine yang dipimpin oleh seorang Raja Jaluth (Goliath). Pemuka-pemuka Bani Israel meminta kepada Shamu’il agar menunjuk salah seorang dari kaumnya sebagai raja dan memerintahkan berperang melawan kaum Jalut ( Goliath) agar dapat menguasai Tanah Suci. Nabi mereka menjawab,” Mungkin kalian tidak mau berperang jika perang itu diperintahkan” dan mereka menjawab, “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?", dan ketika perang itu diperintahkan hanya sedikit yang berjihad di jalan Allah. Dan ketika Shamu’il menunjuk Thalut (Saul) sebagai raja, mereka pun protes, “Kenapa Thalut yang menjadi raja Kami, Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya dan lagi pula dia tidak kekayaan yang cukup.”Nabi merekapun menjawab, “ Sunggugh, Allah lah yang memilihnya menjadi rajamu dan menganugrahi ilmu yang luas dan keperkasaan.” Kemudian Thalut  memimpinmereka untuk berperang merebut  Tanah Suci. Namun sebelum berangkat ke medan perang, Thalut memperingatkan mereka, “Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai, siapa yang meminum airnya, maka mereka tidak termasuk golonganKu dan siapa yang tidaka meminumnya, kecuali kalau hanya sesauk dengan tangannya, maka ia adalah pengikutKu.”Merekapun melanggar perintah Allah dengan meminum air sungai tersebut kecuali hanya sedikit dari mereka yang mematuhinya, dan begitu telah menyeberang sungai, mereka yang melanggar perintah Allah berkata, “Hari ini, rasanya kita tidak sanggup melawan Jalut dan tentaranya…..”Begitulah Bani Israel yang selalu melanggar perintah Allah SWT, hanya sedikit dari mereka yang mematuhi perintah Allah SWT.Akhirnya Tanah Suci yang dijanjikan dapat ditaklukan dengan sebagian kecil pasukan Thalut yang taat memegang teguh perintah Allah SWT, dan pada saat inilah muncul seorang pemuda Daud a.s yang berhasil membunuh Jalut (Goliath) hanya menggunakan senjata ketapel.  Kemudian Allah SWT memberkahinya dan mengangkatnya sebagai seorang nabi yang akan memimpin Bani Israel.
 (Kisah ini dapat dilihat dalam Al Qur’an Al Baqarah ; 246-252)
2.      Kisah Nabi Daud a.s dan Sulaiman a.s  
Nabi Daud a.s  hidup secara umum diperkirakan bertarikh 1070–970 SM
Setelah Raja Thalut meninggal, Dauda.s  menggantikannya sebagai raja. Allah SWT mengangkat Daud a.s sebagai nabi dan rasul-Nya.Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud a.s  juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusufa.s yang diberikan wajah yang paling tampan.
Sebelum kerajaan bersatu, suku Israel hidup dalam konfederasi dua belas suku.Pada sekitar 1025 SM, di bawah ancaman dari orang orang-orang asing, suku-suku tersebut bersatu membentuk Kerajaan Israel Bersatu dan kerajaan Israel bersatu menjadi kerajaan yang kuat.
Daud a.s, Raja Israel kedua, menetapkan Yerusalem sebagai ibukota sekitar  3.000 tahun lalu.. Dia berhasil menguatkan kampanye militer terhadap musuh-musuh Israel dan mengalahkan dengan sengit musuhnya, membentuk batas pertahanan untuk Israel. Di bawah Raja Daud a.s, Israel tumbuh menjadi kekuatan di wilayah tersebut. Di bawah  Daud a.s, kerajaan Israel bersatu mencapai kesejahteraan dan keunggulan melebihi tetangga-tetangganya.
Dauda.s  yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaimana.s, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud a.s meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.  Kemudian  pemerintahan di lanjutkan oleh anaknya Sulaiman a.s. Inilah khilafah yang pertama,  pemimpin yang diberkati dan dirahmati Allah SWTyang tertulis dalam Al Qur’an.
Nabi Daud a.s dalam Islam di kenal dengan puasanya yaitu puasa Daud,(sehari puasa sehari tidak)
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةًۭ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۢ بِمَا نَسُوا۟ يَوْمَ ٱلْحِسَابِ
Artinya:Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shaad : 26)
وَوَهَبْنَا لِدَاوُۥدَ سُلَيْمَٰنَ ۚ نِعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ
Artinya: Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shaad : 30)
وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَٰنَ وَأَلْقَيْنَا عَلَىٰ كُرْسِيِّهِۦ جَسَدًۭا ثُمَّ أَنَابَ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. (Shaad : 34)
قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًۭا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍۢ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Artinya: Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Shaad:35)

Sulaiman/Solomo (berkuasa sekitar 975-935 SM) merupakan seorang raja Israel, dan anak Raja Daud.Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM.  Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina. Sulaiman diagungkan sebagai salah satu dari empat raja yang berhasil menaklukkan sebagian besar bumi, diantaranya adalah Dzul Qarnain, Bukhtanasar   (Nebukadnezar) dan Namrudz.
Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid dari keturunan Yahuza bin Ya'qub.
Sulaiman adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Thalut (Saul) dan Daud a.s, ayahnya.Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam.
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul.Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israil.Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan makhluk halus sepertijin dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emasdan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya.Misalnya, beliau coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas.Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak.Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.
Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel.Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan beliau melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman.Absyalum mau mendapatkan tahta itu dari bapak dan adiknya.Justru, dia mulai menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri.Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel.Melihat keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun.Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapaknya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud a.s memohon petunjuk Allah SWT supaya menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum.Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup.Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga karena dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman.Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah.
Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnyalah burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung itu tiada berkenan ketika dipanggil.Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku telah terbang untuk mengintip dan berjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."
Firman Allah SWT, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandung nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman.Keinginan Ratu Balqis untuk datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu. Beliau segera memerintahkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menitahkan untuk memindahkan singasana Ratu Balqis ke istana beliau.
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?" Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku".Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca".Berkatalah Balqis; "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu menyebabkan RatuBalqis berasa sangat aib dan menyadari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kursi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah: "Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."
 (Kisah Nabi Daud a.s dan Sulaiman a.s dalam Al Qur’an Surah An-Naml 27: 15-44)

3.   Terpecahnya Kerajaan Israel
Di sekitar tahun 935 SM,setelah Nabi Sulaiman a.s(Salomo) wafatnegara terpecah menjadi dua kerajaan: Israel (termasuk kota Sikhemdan Samaria) di utara dengan ibukotanya adalah Samariadan Yehuda (termasuk Yerusalem) di selatan.Rehabeam, anaknya, menjadi raja menggantikan Sulaiman a.s. Rehabeam sangat tidak bijaksana, sehingga baru beberapa hari ia memerintah kerajaan Israel langsung terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel Utara (disebut "Israel") dengan dukungan 10 suku Israel yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat dan Kerajaan Israel Selatan (disebut "Yehuda") dengan dukungan suku Yehuda dan Benyamin yang dipimpin Rehabeam.  Sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam (anak Nabi Sulaiman a.s/Salomo) sebagai raja mereka.
Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap Kerajaan Utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.


C.        Surat Al Israa’ dan Kehancuran Bani Israel
Surat Al Israa’ : 1-7
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS 17 : 1)
وَءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلْنَٰهُ هُدًۭى لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا۟ مِن دُونِى وَكِيلًۭا
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (QS 17 : 2)
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَبْدًۭا شَكُورًۭا
(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur (QS 17: 3)
وَقَضَيْنَآ إِلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ فِى ٱلْكِتَٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّۭا كَبِيرًۭا
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." (QS 17 : 4)
فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًۭا لَّنَآ أُو۟لِى بَأْسٍۢ شَدِيدٍۢ فَجَاسُوا۟ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًۭا مَّفْعُولًۭا
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (QS 17 : 5)
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ ٱلْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَٰكُم بِأَمْوَٰلٍۢ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَٰكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. (QS 17 : 6)
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍۢ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS 17 : 7)
Surat Al Israa’ adalah Surat Makiyah, di buka dengan tasbih yang berhubungan dengan peristiwa Isra’ Nabi Muhammad SAW dari Mesjid Al Haram menuju masjid Al Aqsa, yang merupakan rumah dan bangunan suci yang dibangun oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman a.s dan Allah SWT telah mensucikannya  untuk Bani Israel. 
Setelah itu surat ini menceritakan takdir Allah SWT kepada Bani Israel, yaitu berupa kejayaan dan kejatuhannya, kemulian dan kerendahannya.  Namun jika mereka menentang perjanjian yang telah dibuat dalam Kitab Taurat oleh Allah SWT, maka Allah SWT akan menghancurkannya.  Allah SWT telah memerintahkan kepada mereka untuk bertauhid dan melarang mereka berbuat syirik.Setelah diberi penjelasan kepada mereka tentang ajaran agama serta isi Kitab Taurat.Jika terdapat seorang dari mereka berbuat baik, maka AllahSWTakan memberi pahala.Demikian pula ssebaliknya. Allah SWT akan menghukum jika mereka menentang perintah Allah SWT. Itulah Sunnatullah yang terjadi pada umat-umat terdahulu.  Dan di dalam Taurat telah diberitakan adanya ketentuan Allah SWT yang kelak akan terjadi.
1.         Kehancuran Pertama Bani Israel
Setelah Nabi Sulaiman a.s wafat, anaknya Rehabaam diangkat sebagai penggantinya serta memerintah Kerajaan Israel.  Namun ia tidak mampu mencegah pecahnya sepuluh suku Israel yang memberontak dan memerdekan diri dikarenakan kebijakannya yang tidak diterima oleh masyarakat dan puncaknya terjadi tak kala Yeroboam menjadi Raja Israel yang memerintah di Utara sebagai perwakilan dari sepuluh suku Israel.  Sementara Rehoboam melarikan diri ke Selatan dan menetap di Yerusalem.  Di sana dia menjadi raja bagi dua suku Israel yang masih mempercayainya yaitu Suku Yehuda dan Benyamin.
Semenjak memerintah di Wilayah Utara, Yeroboam mulai melegalkan penyembahan  Yahweh (Tuhan bagi Yahudi) disertai dengan kegiatan pagan seperti penyembahan berhala yang berbentuk sapi emas.  Ini adalah sebuah penghinaan yanag dianggap kejam oleh kitab suci mereka, mereka telah melanggar perjanjian yang telah di tetapkan Allah SWT dalam kitab suci mereka yaitu Taurat sehingga mereka pantas mendapatkan bencana sesuai dengan apa yang mereka lakukan.
Pada Surat Al Israa’ ayat 4 dan 5, di mana ayat ke 4 menjelaskan bahwa Bani Israel telah membuat kerusakan dua kali yaitu kembali menyembah berhala (Syirik) dan membunuh para nabi yang diutus Allah SWT kepada mereka seperti Nabi Zakaria a.s dan Nabi Yahya a.s.  Kemudian pada ayat ke 5 Allah SWT memberi hukuman yang pertama dari dua kali kerusakan yang diperbuatnya.  Allah SWT mengirim sebuah kaum yang zalim untuk menghancurkan Kerajaan Israel Utara.  Bencana pun datang ketika pasukan Assyiria, kaum Paganisme yang zalim yang dipimpin oleh Salmaneser V mengepung Kerajaan Israel Utara selama 3 tahun dengan ibu kota kerajaan Samaria.Namun dalam masa pengepungan, Raja Salmaneser V meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Raja Sargon II.Penyerbuan ini berdampak dengan terbunuhnya sebagian besar Kaum Yahudi, sebagian dibuang/diasingkan dan sebagian lagi melarikan diri ke Selatan ke Yerusalem (Kerajaan Israel Selatan/Yehuda).Inilah yang menyebabkan hilangnya ke sepuluh suku Israel di Utara.Peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 722 SM dan dikenang sebagai sebagai hari bersejarah bagi Israel, sebagai akibat dari penyimpangan praktek ibadah yang dilakukannya seperti yang dijelaskan sebelumnya.Sargon juga menggunakan orang-orang Asyiria untuk mengisi wilayah Israel dan menyembah tuhan mereka sendiri, sehingga menjadi tempat yang dihuni oleh paham politeisme.
Setelah Kerajaan Israel di Utara dihancurkan Asyiria, sebagian orang Israel juga melarikan diri ke selatan ke Yerusalem dan setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad namun mereka tetap melakukan penyembahan terhadap berhala hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia yang dipimpin oleh Nebukadnezar II, salah satu raja Babylonia pada abad ke 6 hingga ke 7 SM. Pada masanya Babylonia dikenal tidak hanya karena puncak keemasannya berupa kebudayaan arsitektur, seperti berdirinya taman gantung (Hanging Garden of Babylonia), tapi juga penaklukannya terhadap Kerjaan Yudea (Kerajaan Israel Selatan).  Pada abad ke 6 SM, Raja Babylonia tersebut mengekspansi kekuasaannya hingga jauh ke Barat, termasuk Kerajaan Yudea di Kanaan.  Pada tahun 597 SM, Babylonia mengepung Yerusalem selama beberapa bulan dan menginvasi kota tersebut.  Hingga tahun 586 SM, Kota Yerusalem secara sistematis hancur.  Tahun itu merupakan peristiwa kelam bagi bangsa Yahudi di mana peristiwa ini pula yang menyebabkan hilangnya/hancurnya Bait Pertama, Kuil Suci pertama milik Bangsa Israel bernama “Solomon Temple” serta eksodusnya bangsa Israel ke seantaro dunia.  Sebagian besardi bunuh, dibuang dan dijadikan budak oleh orang-orang Babylonia.Ada yang melarikan diri keMesir sampai ke Pegunungan Kaukasus.
2.    Kehancuran Kedua Bani Israel
Pada Surat  Al Israa’ ; 6
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ ٱلْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَٰكُم بِأَمْوَٰلٍۢ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَٰكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. (QS 17 : 6)
Setelah Bait Pertama dihancurkan hingga Babylonia ditaklukan oleh Persia dengan Raja Cyrus Yang Agung/Koresh Agung  pada tahun 537 SM.Sekitar 50 tahun masa pembuangan Bangsa Yahudi,  Cyrus Yang Agung mengizinkan orang-orang buangan Yahudi untuk kembali ke Tanah Suci asal mereka.  Tahun 520 SM orang-orang Yahudi terbebas dari tawanan dan dapat membangun kembali Kota Yerusalem.Setelah kehancurannya, pembangunan Bait Kedua di mulai dan selesai sekitar tahun 51 SM pada masa Raja Darius Yang Agung.Kerajaan Persia di taklukan oleh Kerajaan Macedonia dan Yerusalem pun dikuasai Macedonia, kemudian dilanjutkan Dinasti Ptolemaios dan Dinasti Seleukus dari Yunani-Macedonia.Pada tahun 168 SM terjadilah Revolusi Makabe yaitu perlawanan orang-orang Yahudi yang dipimpin oleh keluarga Makabe melawan Dinasti Seleukus dan mendirikan Kerajaan Hasmonayim di Israel sekitar abad ke 2 SM dan abad pertama SM. Dengan demikian berdirilah Negara Yahudi merdeka yaitu Kerajaan Israel Hashmonayim dibawah Dinasti Hashmonea dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.  Kerajaan Israel ini bertahan sekitar 100 tahun, hingga dikuasai Dinasti Herodes di bawah kendali Kerajaan Romawi Pagan.  Dinasti Herodes adalah raja boneka Yahudi yang bekerja untuk Kerajaan Romawi, memperindah Kota Yerusalem serta Bait kedua setelah kehancuran  dan dia memerintah dengan kejamnya dengan membunuh para nabi utusan Allah SWT (Zakaria a.s dan Yahya a.s) bahkan membunuh anak-anak di Bethlehem karena mendengar kabar akan kelahiran Mesias atau Al Masih.  Inilah kerusakan kedua Kaum Yahudi yang dijelaskan dalam Surat Al Israa’ 7:

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍۢ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS 17 : 7)
Bangsa Yahudi, Kota Yerusalem dan Bait Suci (Baitul Maqdis) dihancurkan kedua kalinya, sekitar tahun 70 M  Allah SWT mendatangkan orang-orang Romawi Pagan dipimpin Kaisar  Titus  menghancurkannya dan pada masa Kaisar Hadrianus negara Israel menjadi bagian dari propinsi Romawai dan melarang orang Yahudi melaksanakan ritual ibadah dan melarangnya untuk memasuki Kota Yerusalem yang sudah hancur.  Kemudian Kekaisaran Romawi mengganti nama dengan Syiria Palestine agar orang yahudimenjauhi kota tersebut.

D.    Ciri-Ciri dan Asal Usul Yakjuj dan Makjuj
1.   Ciri-Ciri Yakjuj dan Makjuj
Kaum Yakjuj dan Makjuj adalah sebutan suatu kaum atau bangsa yang muncul di akhir  zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.
Siapakah Yakjuj dan Makjuj itu?Di dalam hadis Qudsi  Muslim, Allah SWT menyatakan tentang Yakjuj dan Makjuj: “Aku ciptakan makhluk yang amat berkuasa dimana tiada orang lain yang dapat menghancurkan mereka kecuali Aku”.Artinya Yakjuj dan Makjuj mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang tidak dapat dimusnahkan di dunia kecuali Allah SWT.  .
Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa mereka adalah keturunan  Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulkarnaen.
Yakjuj dan Makjuj merupakan manusia biasa keturunan anak laki-laki Nabi Nuh a.s bernama Yafits dan berhijrah ke Eropah  dan Rusia bagian Selatan selepas banjir Nuh, keturunan Sam bin Nuh hijrah di sekitar bumi Kkan’an membetnuk Bangsa Arab dan sekitarnya.  Keturunan Ham bin Nuh berhijrah ke Afrika dan membentuk Bangsa Afrika.
Setelah Kerajaan Israel (Bani Israel) di hancurkan  Babylonia, sebagian orang-orang Yahudi berhasil melarikan diri, mereka berpencar berbagai tempat (Diaspora) sampai ke daerah terpencil, ke pegunungan yaitu ke Pegunungan Kaukasus dan daerah di sekitarnya.  Mereka di sana sudah bercampur dengan penduduk pribumi dan melahirkan keturunan/generasi yang baru.

Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung sekan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih(bahasanya susah dimengerti) , bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan wajahnya seperti perisai, pakaian, sepatu dan sandal mereka  terbuat dari buludan Mereka tinggal di daerah-daerah yang diselimuti oleh salju-salju yang sangat tebal. Mereka disebut juga Bangsa Khazar/Bangsa Mongol/Bani Qanthura/kaum Turk/Tartar/Suku Barbar.
Kelak di akhir zaman Bani Qanthura’ yang berwajah lebar dan bermata sipit akan datang menyerbu, sehingga mereka mencapai tepian sungai Dajlah. Pada saat itulah penduduk daerah itu akan terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengikuti ekor sapi (menuntun binatang mereka) dan menyelamatkan diri ke pedalaman, Mereka akan binasa. Satu kelompok lainnya memilih menyelamatkan dirinya dengan jalan memilih kekafiran.Adapun kelompok terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan bertempur melawan musuh.Mereka itulah orang-orang yang akan mati syahid.”HR. Abu Daud, dihasankan oleh Al Albani. 
Dalam lafal yang lain diterangkan bahwa sisa-sisa kelompok umat Islam yang berperang ini akan mampu mengalahkan Bani Qanthura’:Adapun satu kelompok yang terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan mereka maju berperang menyongsong musuh. Orang-orang yang terbunuh di antara mereka adalah orang-orang yang mati syahid, dan Allah akan melimpahkan kemenangan kepada mereka melalui orang-orang yang tersisa.”HR. Ahmad-shahih.
Imam  Syamsul Haq ‘Azhim Abadi dalam ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud menulis bahwa riwayat imam Muslim dengan lafal "mereka memakai pakaian yang terbuat dari bulu, dan memakai alas kaki yang juga terbuat dari bulu"….
Dalam hadis shahih Bukhari dan Muslim juga dijelaskan bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah ummah kepada Bani Adam.Jadi mereka adalah manusia biasa.Walaupun mereka manusia biasa keturunan Adam a.s mereka memiliki sifat yang khas yang berbeda dengan manusia biasa.Rasulullah SAW bersabda,” Kalian mengatakan tidak ada musuh.  Pada hal sesungguhnya kalian akan terus memerangi  musuh sampai datangnya Yakjuj dan Makjuj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya dan adawarna putih di rambut  atas.  Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.”(Hadist Riwayat Imam Ahmad).
Secara tegas menunjukkan bahwa pakaian mereka terbuat dari bulu, demikian pula halnya dengan alas kaki (sandal dan sepatu) mereka.Sebagaimana dikatakan oleh imam Ibnu Dihyah dan para ulama yang lain, model pakaian seperti ini disesuaikan dengan iklim lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di daerah-daerah yang diselimuti oleh salju-salju yang sangat tebal  .  Jadi kelak dalam peperangan akhir zaman Kaum Yakjuj dan Makjuj akan kembali memperlihatkan wujudnya asli.  Wallahu’alam…
2.   Asal Usul Yakjuj dan Makjuj
Dalam Bahasa Arab Ya’juj (Gog) berasal dari “Aj” dan “Ajij” yang berarti “gejolak api”.  Kata “Ajja” sama dengan  “Asra’ yang berarti “dia berjalan cepat”. Kata Ma’juj (Magog) perpaduan kata-kata Arab “Maja dan Yamooj” yang berarti “gelombang atau menyebar”.Jadi secara keseluruhan kita melihat korelasinya dengan “api menyala dengan mengembang dan menyebar dengan cepat dan akhirnya menghancurkan apa yang dilaluinya”.
Kisah Dzulkarnain
Dzul Qarnain adalah julukan seorang raja yang disebutkan di dalam Al Qur'an, ia digambarkan sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dikisahkan bahwa ia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah dari serangan Ya’juj dan Ma’juj, yang ditemuinya dalam perjalanannya menuju timur.
Secara harfiah Dzul Qarnain memiliki arti "Pemilik Dua Tanduk" atau "Ia yang memiliki Dua Tanduk." Beberapa pendapat mengenai etimologi dari Dzul Qarnain adalah sebagai berikut:
·         Ia pernah meninggal dan hidup kembali setelah mendapat pukulan tepat di kepala bagian kanan dan kiri.
·          Rancangan ketopong besinya memiliki tanduk.
·          Dia bisa melihat dengan jelas di siang hari dan di kegelapan malam.
·          Dia pernah hidup selama dua abad sehingga ia dapat disebut "Dzu al-Qarnain"
·          "Qarn" (Arab: قرن Qorn) berarti: Kekuasaan, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Barat hingga Timur, tapi Qarn dapat juga diartika usia/zaman dan itulah sebabnya dia disebut “Dzul qarnayn” karena ia hidup selama dua abad.  Dzul Qarnayn adalah seseorang yang diberkati Allah SWT dengan kekuasaannya yang tak tertahankan.  Dzul Qarnayn di katakan dalam Al Qur’an adalah seorang muslim dan seorang Arab dan ia telah banyak disebutkan di dalam sajak-sajak mereka.  Diriwayatkan bahwa ketika Dzul Qarnayn pergi haji, dan di dalam perjalanannya Nabi Ibrahim a.s mendengar hal ini bahwa Dzul Qarnayn datang untuk haji.  Nabi Ibrahim a.s bertemu dan menyapa Dzul Qarnayn di Mekah. 
Menurut kisah dari Ubaid bin Umair (tokoh dari kalangan tabi'in) bahwa Dzul Qarnain adalah sepupuKhidr dari pihak ibu, bertepatan dengan masa Ibrahim dan Luth. Dikatakan pula bahwa Khidr menjadi penasehat spiritualnya.
Sedangkan menurut sejarawan Muslim yang lain, Dzul Qarnain memiliki nama asli Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut At-Tababi’ah.
Dalam buku yang berjudul Jejak Yakjuj dan Makjuj karya Wisnu Sasongko ,
Dzul Qarnain seorang raja Arab memiliki nama asli Abdullah bin adh Dhahhak, catatan lain mengisahkan namanya Mush'ab bin Abdullah keturunan Kahlal bin Saba'.
Dialah Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh.Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian barat sampai timur.Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”, artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”.Maksudnya, Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat.
Dia juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, diantara dua Gunung.Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini disebut  Georgia, negara pecahan Uni Soviet.
Secara topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah.Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darial sepanjang 100 Meter kurang lebih.Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj.
Kisah ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. Oleh karena kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”, Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The Great.
Namun cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang yang berbeda dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander Thr Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, yang terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid.
Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun.“Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya.
Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya – Qarnun,yaitu rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain,pemilik dua Tanduk, serta memberinya kekuasaan.
Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i. Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah.Lalu mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati.Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah.Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi.Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.
Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.
Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi, menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.
Setelah mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi.Mereka terbagi dalam beberapa golongan.”
Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali engkau  sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.”
Kemudian Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu,  menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu akan berkeliling di belakangmu.
Kisah Dzulkarnain Dalam Surat Al Kahfi  :
Di dalam Surah Al Kahfi 18 ; 83-99 (dinamakan juga surah akhir zaman ), juga menceritakan tentang Kisah Perjalanan Zulkarnaen.
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَن ذِى ٱلْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُوا۟ عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya". (Al Kahfi : 83)
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ وَءَاتَيْنَٰهُ مِن كُلِّ شَىْءٍۢ سَب
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu (Al Kahfi : 84)
فَأَتْبَعَ سَبَبًا              
maka dia pun menempuh suatu jalan (Al Kahfi :85)
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِى عَيْنٍ حَمِئَةٍۢ وَوَجَدَ عِندَهَا قَوْمًۭا ۗ قُلْنَا يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِمَّآ أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّآ أَن تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًۭا
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka".  (Al Kahfi ; 86)
قَالَ أَمَّا مَن ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُۥ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِۦ فَيُعَذِّبُهُۥ عَذَابًۭا نُّكْرًۭا
Berkata Zulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya .(Al Kahfi; 87)
وَأَمَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًۭا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلْحُسْنَىٰ ۖ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًۭا
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami". (Al Kahfi; 88)
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا   
Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). (AlKahfi ; 89)
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍۢ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن دُونِهَا سِتْرًۭا
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,  (Al Kahfi ; 90)
كَذَٰلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًۭا
demikianlah. Dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. (Al Kahfi; 91)
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا 
Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi).(Al Kahfi ; 92)
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًۭا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًۭا
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan (Al Kahfi ; 93)
قَالُوا۟ يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰٓ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّۭا
Mereka berkata: "Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (Al Kahfi; 94)
قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌۭ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا
Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
(Al Kahfi ; 95)
ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًۭا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًۭا
berilah aku potongan-potongan besi" Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu". (Al Kahfi; 96)
فَمَا ٱسْطَٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًۭا
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (Al Kahfi ; 97)
قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌۭ مِّن رَّبِّى ۖ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ رَبِّى جَعَلَهُۥ دَكَّآءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّى حَقًّۭا
Zulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". (Al Kahfi;98)
وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍۢ يَمُوجُ فِى بَعْضٍۢ ۖ وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَجَمَعْنَٰهُمْ جَمْعًۭا
Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al Kahfi ; 99)

Allah SWT telah memberikan kekuasaan kepada Dzul Qarnayn, tapi kekuasaan pada Dzul Qarnayn terletak berdasarkan pada dasar-dasar iman yaitu iman kepada Allah SWT.  Allah SWT memberikan kekuasaan kepadanya dan telah memberikan jalan kepadanya  melakukan apa saja untuk mencapai segala sesuatu.
Al Qur’an menggambarkan saat perjalanan pertamanya ke arah terbenamnya Matahari dan bertemu dengan air berlumpur yang gelap (hitam).  Dia bertemu dengan suatu kaum mendatangi mereka dan mengatakan kepada orang tersebut “Mereka yang bersalah atas tindakan “dhulm” (penindasan) , Aku akan menghukum mereka.”Kemudia dia berkata, “Mereka yang memiliki iman (iman kepada Allah SWT), yang benar dalam perilaku mereka, Kami akan memperlakukan mereka dengan baik dan akan dihargai.”Ketika kekuasaan terletak pada dasar-dasar iman, kekuasaan digunakan untuk menghukum para penindas dan menghargai orang-orang yang memiliki iman dan bertindak atas kebenaran.  Kemudian Dzul Qarnayn pergi kle arah yang berlawanan yaituarah terbitnya Matahari, dan di sana dia menemukan suatu kaum yang menutupi diri dari musuhnya dan hidup dengan cara primitive. Dia menghormati cara mereka yang hidup secara primitive, melanjutkan hidup dengan cara adat mereka untuk mempertahankan integritas mereka.
Dzul Qarnaynmelanjutkan perjalanannya ke arah yang ke tiga, di sana dia lewat diantara dua pegunungan dan saat lewat, dia bertemu dengan suatu kaum/bangsa.  Al Qur’an menggambarkan tentang ini “laa yakaadouna yafkahouna kawla”, suatu kaum yang tidak bisa dimengerti bahasa mereka, karena mereka tidak pernah berinteraksi dengan kaum lain, tidak ada perdagangan apapun dengan kaum lain sehingga merekatidak pernah melakukan perjalanan untuk belajar bahasa perdagangan.  Mereka tidak pernah berjalan di atas panggung sejarah seperi peradaban China, Mesir, Babylonia, Afrika, Meksiko dan lain-lain dan mereka adalah orang yang hidup pada dasarnya seperti suku-suku utama namun tidak diketahui dalam sejarah dan tidak ada yang tahu bahasanya. 
Setelah beberapa lama tinggal Dzul Qarnayn baru bisa berkomunikasi dengan menggunakan penterjemah.  Ketika dapat berkomunikasi dengan Dzul Qarnayn, kemudian memberitahu Dzul Qarnayn “inna ya’juu ja wa ma’juja mufsiduuna fil ardhi”.Inilah Ya’juj dan Ma’juj yang melakukan kerusakan di Bumi, yang melakukan “fasad” yaitu merusak segala sesuatu yang mereka sentuh.  “Dapatkah kamu membantu kami?” .  “Dapatkah Kamu membangun sebuah penghalang untuk melindungi Kami dari mereka ?” .  Mengapa mereka tidak meminta zul Qarnayn, yang memiliki kekuatan dan menghancurkan mereka sehingga mereka tidak akan kembali berbuat kerusakan ?Meskipun Dzul Qarnayn memiliki kekuatan, dia juga tidak kuasa menghancurkan mereka, yang bisa dia lakukanlah adalah membangun sebuah penghalang.Dzul Qarnayn mengakui dan membenarkan tentang kekuatan yang luar biasa dari Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog).Kemudian dia mengatakan “Baiklah, Aku tidak membutuhkan uang mu …., Bantu Aku dengan tenaga, bawakan Aku “Zubar Al Hadid” (balok dari besi).  Penghalang ini dibangun untuk menghalangi dan terdapat di suatu sisi di Pegunungan Kaukasus terletak di dekat “Modern Day Goergia” dan diantara dua pertemuan pegunungan tersebut terdapat ruang sempit, disitulah dibuat penghalang dari balok besi yang  disebut Daryal Goerge/Gerbang Iberian/ Gerbang Kaukasus.  Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog) di batasi oleh penghalang yang sang kokoh sampai waktu yang telah ditentukan Allah SWT. 
Dimanakah pengembaraan tersebut?
Jika menuju ke Yerusalem, akan melalui laut Galilea dalam perjalan ke Yerusalem (laut Galilea berada di bagian utara Yerusalem), sedangkan benteng yang dimaksud berada di bagian utara Yerusalem.  Jika Zulkarnaen mengembara ke bagian barat, berarti berada di kawasan di mana matahari sedang terbenam di suatu kawasan berair dan airnya dijelaskan berwarna hitam dan berlumpur yaitu Laut Hitam.Jika ke Bagian Timur menuju Laut Kaspia. Jadi ketika pengembaraan yang ketiga Zulkarnaen berada diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia, ia berada di kawasan pegunungan yaitu Gunung Kaukasus. Dan di sana dia menemukan sekumpulan orang,  bahasa yang mereka gunakan tidak dapat dipahami dan berbeda dengan bahasa yang digunakan di sekitar kawasan tersebut. Mereka menggunakan bahasa Georgia ( bahasa tersebut jauh berbeda dengan negeri-negri sekitarnya), sedangkan kaum yang mendiami kawasan tersebut adalah kaum Khazar. 

Sejarah Bangsa Khazar
                            
Bangsa Khazar adalah orang-orang Turkik setengah nomaden dari Asia Tengah. Banyak di antara mereka telah memeluk Yudaisme. Nama 'Khazar' tampaknya berkaitan dengan kata kerja bahasa Turkik yang berarti "mengembara" (gezer dalam bahasa Turki) modern. Pada abad ke-7M mereka mendirikan sebuah Khaganat yang mandiri di Kaukasus Utara di sepanjang Laut Kaspia, dan di sana lambat laun Yudaisme menjadi agama negara. Pada puncak kejayaannya, mereka dan cabang-cabang mereka menguasai sebagian besar dari wilayah Rusia selatan sekarang, Kazakhstan barat, Ukraina timur, dan sebagian besar Kaukasus (termasuk Dagestan, Azerbaijan, Georgia, dan lain-lain.), dan daerah Krim.
Bangsa Khazar adalah sekutu penting Kekaisaran Bizantium dalam menghadapi Kekaisaran Sassania, dan merupakan kekuatan utama di wilayah itu pada puncak kejayaannya. Mereka terlibat dalam serangkaian peperangan yang mereka menangi dengan KekhalifahanArab, kemungkinan menghalangi invasi Arab ke Eropa Timur. Pada akhir abad ke-10, kekuasaan mereka dipatahkan oleh Rus Kiev, dan bangsa Khazar boleh dikatakan lenyap dari sejarah. Sejumlah sejarahwan mengajukan teori bahwa bangsa Khazar ikut menurunkan orang Yahudi Ashkenazim modern.
 Setelah memeluk Yudaisme, bangsa Khazar sendiri menelusuri asal usul mereka kepada Kozar, anak dari Togarma. Togarma disebutkan dalam Kitab Suci Ibrani sebagai cucu Yafet. Sejumlah sejarahwan telah mencari kemungkinan hubungan antara bangsa Khazar dengan suku-suku Israel yang hilang, namun para sarjana modern umumnya menganggap mereka sebagai bangsa Turki yang bermigrasi dari Timur. Para sarajana di bekas Uni Soviet menganggap bangsa Khazar sebagai penduduk pribumi dari Kaukasus Utara. Sebagian sarjana, seperti D.M. Dunlop, menganggap bangsa Khazar terkait dengan sebuah konfederasi suku Tiele yang disebut He'san dalam sumber-sumber Tiongkok dari abad ke-7 (Suishu, 84). Namun demikian, bahasa Khazar tampaknya merupakan bahasa Oghurik, yang serupa dengan bahasa yang digunakan oleh bangsa Bulgar kuno. Karena itu, muncul dugaan pula bahwa mereka berasal dari bangsa Hun. Karena bangsa-bangsa Turkik secara etnis tidak pernah homogen, gagasannya tidak dianggap saling eksklusif. Ada kemungkinan bahwa bangsa Khazar terdiri dari suku-suku yang berasal dari berbagai latar belakang etnis, karena bangsa-bangsa steppa biasanya menyerap bangsa-bangsa yang mereka taklukkan.
Catatan sejarah Armenia mengandung rujukan-rujukan kepada bangsa Khazar sejak akhir abad kedua. Catatan-catatan ini biasanya dianggap sebagai anakronisme, dan kebanyakan sarjana percaya bahwa mereka sesungguhnya merujuk kepada bangsa-bangsa Sarmatian atau Skitia. Priscus mengisahkan bahwa salah satu bangsa-bangsa dalam konfederasi Hun disebut Akatziroi. Raja mereka bernama Karadach atau Karidachus. Sebagian orang melihat adanya persamaan antara kata Akatziroi dan "Ak-Khazar", mengajukan spekulasi bahwa bangsa Akatziroi adalah proto-bangsa Khazar yang awal.
Dmitri Vasil'ev dari Universitas Negeri Astrakhan baru-baru ini mengajukan hipotesis bahwa bangsa Khazar pindah ke wilayah steppa Pontik baru pada akhir tahun 500-an, dan mula-mula hidup di Transoxiana. Menurut Vasil'ev, populasi Khazar tetap tinggal di Transoxiana di bawah Pecheneg dan pertuananOghuz, kemungkinan tetap berhubungan dengan kumpulan utama bangsa mereka.
Struktur kesukuan bangsa Khazar tidak dipahami benar. Mereka seperti banyak bangsa-bangsa Turkik, tampaknya terbagi antara Ak-Khazar ("bangsa Khazar putih") dan Kara-Khazar ("bangsa Khazar hitam"). Para penulis seperti misalnya Graetz keliru meyakini bahwa ini adalah pembagian rasial. Kenyataannya, pembagian itu tidak ada hubungannya dengan penampilan fisik ataupun identifikasi rasial. Pembedaan Hitam-Putih ini adalah pembagian sosial yang umum di kalangan suku-suku nomadik Eurasia. Kelompok "Putih" mewakili kaum bangsawan, elit perwira dan kelas penguasa, sementara kelompok "Hitam" terdiri dari rakyat jelata, pedagang, dan lain-lain.
Sejarah Khazar awal erat terkait dengan sejarah imperium Gokturk, yang didirikan ketika klan Ashina menggulingkan kaum Juan Juan pada 552 M. Dengan runtuhnya imperium Gokturk / konfederasi kesukuan yang disebabkan oleh konflik internal pada abad ke-7, bagian barat dari imperium Turkik terpecah menjadi dua konfederasi, yaitu bangsa Bulgar, yang dipimpin oleh klan Dulo, dan bangsa Khazar, yang dipimpin oleh klan Ashina, para penguasa tradisional dari imperium Gokturk. Pada 670, bangsa Khazar telah menghancurkan konfederasi Bulgar, dan menyisakan tiga kelompok Bulgar di Volga, Laut Hitam dan di daerah Donau.
Penampilan signifikan pertama bangsa Khazar dalam sejarah adalah ketika mereka membantu peperangan Kaisar Heraclius dari Bizantium dalam melawan dinasti Sassania dari Persia. Pemerintah Khazar, Ziebel (kadang-kadang diidentifikasikan sebagai Khagan Tong Yabghu dari bangsa Turk Barat) membantu bangsa Bizantium dalam mengalahkan Georgia. Bahkan direncanakan perkawinan antara anak laki-laki Ziebel dengan anak perempuan Heraclius, tetapi tidak pernah terjadi.
Pada abad ke7 dan ke-8 bangsa Khazar melakukan serangkaian peperangan melawan KekhalifahanUmayyah, yang sedang berusaha memperluas pengaruhnya ke wilayah Transoxiana dan Kaukasus. Perang yang pertama berlangsung pada awal tahun 660-an dan berakhir dengan kekalahan pasukan Arab yang dipimpin oleh Abd ar-Rahman ibn Rabiah di luar kota Khazar, Balanjar, setelah pertempuran di mana kedua belah pihak menggunakan mesin-mesin pengepungan terhadap pasukan-pasukan lawannya.
Sejumlah sumber Rusia memberikan nama seorang khagan Khazar, Irbis, dari masa ini dan menggambarkannya sebagai seorang cangkokan dari keluarga kerajaan Gokturk, Ashina.
Beberapa konflik lebih lanjut meletus dalam dekade-dekade yang berikutnya, dengan serangan-serangan Arab dan Khazar ke Kurdistan dan Iran. Ada bukti dari laporan al-Tabari bahwa bangsa Khazar membentuk sebuah front bersama dengan sisa-sisa bangsa Gokturk di Transoxiana.
Seorang penulis Yahudi, Arts Kistler, seorang sarjana yang jarang ada tandingannya di kalangan Yahudi, memandang bahwa Yahudi Khazar inilah kabilah ketiga belas. Dan Kistler secara praktis berkesimpulan dalam bukunya The Thirteenth Tribe, bahwa mayoritas kaum Yahudi sekarang ini bukan berasal dari dua belas kabilah keturunan Nabi Ya'qub sebagaimana kisah tentang mereka disebutkan dalam Alquran dan Taurat. Bahkan, mereka telah menyimpang dari kabilah Khazar, kabilah ketiga belas. Keturunan mereka ini menyebar di berbagai negara Eropa Timur, khususnya Polandia, Hongaria dan Rusia. Artinya, mereka tidak berasal dari Palestina, tetapi dari Kaukasia dan Asia Tengah. Ini bisa menolak dan membatalkan istilah lahirnya permusuhan di kalangan orang-orang Semit dari benih-benih orang Palestina.
Demikian pula menurut pengakuan Profesor Abraham Bolyake, seorang Yahudi keturunan Rusia, yang kemudian berhijrah ke Palestina dengan ayahnya pada tahun 1923. Pada masa selanjutnya , ia menjadi guru besar sejarah Yahudi di Universitas Tel Aviv. Dalam berbagai kajian dan tulisannya, ia menyatakan bahwa Yahudi yang sekarang itu menyempal dari Khazar, suku ketiga belas. Bahkan, beliau dengan terang-terangan menyerang pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi sekarang adalah pelarian dari kabilah yang konsisten pada Taurat. Tentu saja pendapatnya tersebut sekaligus membantah cerita atau dongeng tentang kaum Yahudi sebagai bangsa pilihan.
William G. Car, dalam bukunya Bebatuan di Papan Catur, mengatakan, "Mulailah etnis selain Semit, Turki dan Finlandia, mengirimkan utusannya ke Eropa; (mereka) datang dari Asia sejak abad ke-1 M di sepanjang perjalanan bumi yang terjadi di sebelah utara laut Caspienne (Qiswin/Khazar). Sejarah mencatat bangsa-bangsa penyembah berhala itu bernama Khazar. Mereka pernah tinggal di wilayah timur jauh Eropa. Disitu mereka membentuk kerajaan Khazar yang kuat. Lalu mereka membentangkan kekuasaannya sedikit demi sedikit melalui peperangan berkali-kali sehingga, pada akhir abad ke-2 M, mereka mampu menguasai sejumlah besar wilayah di Eropa Timur atau sebelah barat gunung Qural dan sebelah utara Laut Hitam. Ketika itu, orang-orang Khazar lebih suka memilih agama Yahudi ketimbang agama Kristen atau Islam. Mereka dirikan gereja dan sekolah-sekolah untuk mengajarkan dan mengembangkan ajaran Yahudi di seluruh pelosok wilayah kerajaan atau kekuasaannya. Di puncak kekuasaan dan kekuatannya, pemerintah Yahudi Khazar menarik upeti secara paksa dari dua puluh lima bangsa. Saking kuatnya, pemerintah Khazar mampu bertahan dalam kekuasaannya selama hampir lima ratus tahun. Akhirnya, pemerintahan yang kuat itu jatuh di akhir abad ke-13 M di tangan pemerintahan Rusia yang menyerang mereka dari sebelah utara. Praktis jiwa pemberontakan berpindah dari pemerintahan Khazar Yahudi ke tangan pemerintahan Rusia. Pemberontakan mereka berlanjut sampai terjadi Pemberontakan Merah pada tahun 1917. Serangan prajurit Khazar Yahudi pada awal abad ke-13 M menjelaskan kepada kita bahwa orang-orang yang kita sebut sebagai orang-orang Yahudi itu telah menetap secara praktis dalam pemerintahan Komunis Rusia." (Demikian William G. Car).
Sementara itu, Profesor Abraham dalam bukunya yang sangat bagus tentang Khazariya, yang diterbitkan dan disebarluaskan dalam bahasa Ibrani untuk pertama kali pada tahun 1944 di Tel Aviv, mengatakan, "Bangsa Yahudi (Khazari) itu dapat kita anggap sebagai inti (cikal bakal) bagi pendudukan Yahudi terbesar di wilayah timur Eropa. Sesunguhnya silsilah keturunan penduduk ini- yakni, mereka yang menetap di tempat asalnya dan mereka yang hijrah ke Amerika Serikat, serta yang berpindah ke negara-negara lainnya, ditambah lagi dengan mereka yang pergi ke Israil-semuanya, pada saat sekarang, telah membentuk mayoritas kaum Yahudi di dunia. Realitas menyatakan bahwa mayoritas terbesar orang-orang Yahudi di seluruh dunia, pada saat sekarang ini, berasal dari sebelah timur Eropa, oleh karena itu, sangat boleh jadi bahwa kebanyakan mereka atau bahkan semuanya berasal dari Yahudi Khazar (Caspienne). Ini berarti bahwa nenek moyang mereka bukan dari Urdun (Ardan), melainkan dari Sungai Volga (Al-Fulja). Mereka juga bukan berasal dari tanah Kan'an (Mesir). Mereka berasal dari Kaukasia yang sejak dulu diyakini sebagai tempat kelahiran ras Aria. Dari segi struktur keturunan, mereka lebih dekat ke kabilah Hon, Uigur dan Magyar, ketimbang kabilah keurunan Nabi Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub."
Bangsa Khazar dan Bizantium
Kekuasaan bangsa Khazar terhadap sebagian besar wilayah Krim bermula pada akhir tahun 600-an. Pada pertengahan 700-an bangsa Goth Krim yang pemberontak ditaklukkan dan kota mereka, Doros ( Mangup-Kale modern) diduduki. Seorang tudun Khazar merupakan penduduk di Cherson pada tahun 690-an, meskipun kenyataannya kota ini secara nominal takluk kepada Kekaisaran Bizantium.
Mereka juga diketahui bersekutu dengan Kekaisaran Bizantium selama sekurang-kurangnya bagian dari tahun 700-an. Pada 704/705Yustinianus II, yang hidup di pembuangan di Cherson, melarikan diri ke wilayah Khazar dan menikahi saudara perempuan Khagan waktu itu, Busir. Dengan pertolongan istrinya, ia melarikandiri dari Busir, yang sedang menyusun intrik dengan Tiberius III yang merebut kekuasaan, membunuh dua pejabat Khazar dalam prosesnya. Ia melarikandiri ke Bulgaria, yang pemimpinnya, Khan Tervel menolongnya merebut kembali takhtanya. Bangsa Khazar belakangan memberikan bantuan kepada jenderal pemberontak Bardanes, yang merebut takhta pada 711 sebagai Kaisar Filipikus.
Kaisar Bizantium Leo III menikahkan anaknya, Konstantin (belakangan Konstantin V Kopronimus) dengan putrid Khazar Tzitzak (anak Khagan Bihar) sebagai bagian dari persekutuan antara kedua imperium. Tzitzak, yang dibaptiskan dengan nama Irene, belakangan terkenal karena pakaian pernikahannya, yang merupakan awal dari keranjingan fesyen di Konstantinopel untuk jenis jubah (untuk laki-laki) yang disebut tzitzakion. Anak mereka Leo (Leo IV) belakangan lebih dikenal sebagai "Leo si orang Khazar".
Perang Khazar-Arab
Permusuhan pecah kembali dengan Kekhalifahan pada 710-an, dengan serangan bolak-balik melintasi pegunungan Kaukasus namun hanya sedikit pertempuran yang menentukan.. Bangsa Khazar, yang dipimpin oleh seorang pangeran bernama Barjik, menyerang Iran barat laut dan mengalahkan pasukan-pasukan Umayyah di Ardebil pada 730, membunuh panglima Arab al-Djarrah al-Hakami dan untuk sementara waktu menduduki kotanya. Tahun berikutnya mereka dikalahkan di Mosul; di sana Barjik memimpin pasukan-pasukan Khazar dari sebuah singgasana yang bagian atasnya dipasangi kepala al-Djarrah yang dipenggal, dan Barjik terbunuh. Pasukan-pasukan Arab mula-mula dipimpin oleh pangeran Arab Maslamah ibn Abd al-Malik dan kemudian oleh Marwan ibn Muhammad (belakangan Khalifah Marwan II) menyerbu melintasi Kaukasus dan akhirnya (pada 737) mengalahkan suatu pasukan Khazar yang dipimpin oleh Hazer Tarkhan, yang untuk waktu singkat menduduki Atil sendiri dan kemungkinan memaksa Khagan untuk memeluk Islam. Ketidakstabilan rezim Umayyah tidak memungkinkan pendudukan yang permanen di situ; pasukan-pasukan Arab menarik diri dan kemerdekaan Khazar kembali ditegakkan. Ada spekulasi bahwa pemelukan Yudaisme (yang secara teoretis diduga terjadi sekitar 740) merupakan bagian dari penegakan kembali kemerdekaan ini.
Klaim bangsa Khazar juga telah menjadi katalis bagi anti-semitisme negara di Uni Soviet dan pembenaran untuk melakukan penaklukan oleh kaum nasionalis Rusia.
Sumber; Wikipedia: Bangsa Khazar...
 

Kaum Khazar ini telah menganut agama Yudaisma yaitu agama yang dianut oleh bangsa Yahudi.Mereka telah bertukar agama dan telah menjadi Yahudi, namun mereka bukanlah Bani Israel dan mereka bukan keturunan Nabi Ibrahim AS dan Bani Yakub AS.  Mereka orang-orang Eropa  yang telah bertukar agama dan menjadi Yahudi yang dinamakan juga Yahudi Eropa. Dalam sebuah buku yang berjudul “The Thirteenth Trib” oleh seorang ahli sejarah Hungary dijelaskan bahwa Yahudi Eropa dianggap sebagai keturunan Bani Israel yang ke 13, sebab Bani Israel yang asli hanya ada 12 kaum/suku.  Jadi kaum Yahudi sekarang mayoritas campuran dari kaum Khazar mereka biasa disebut  Yahudi Askenazi.  Sebagian Yahudi Khazar ini telah bertukar agama dari Yahudi menjadi Kristiani. Di antara Khazar  Yahudi dan Khazar Kristiani ini sering terjadi perselisihan dan mereka tidak saling menyukai.  Kemudian pada suatu saat mereka bersekutu, mereka membentuk dan menciptakan suatu pergerakan yang dinamakan pergerakan Zionisme.Jadi Yakjuj dan Makjuj telah muncul dalam persekutuan Judeo Kristian Zionis (Kristian Zionis Eropa).


1 komentar:

  1. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari fitnah akhir zaman.............. amiiinn..

    BalasHapus