Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umatnya sampai akhir
zaman tentang perkara-perkara aneh
(ghaib) di dunia.Al Qur’an dan Sunnah telah memberi penjelasan dan petunjuk
tentang kejadian-kejadian yang aneh pada masa yang lampau (pada zaman kuno)
sampai pada masa sekarang dan akhir zaman/kehidupan akhirat.
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًۭى لِّلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa, (Al Baqarah : 2).
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka, (Al Baqarah : 3)
وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن
قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
(Al Baqarah : 4)
Tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi umat Nabi Muhammad SAW yang melihat kebenaran dengan mata hatinya
bahwa bumi dan langit beserta isinya penuh dengan kegaiban-kegaiban dan
kejadian-kejadian yang aneh pada masa lampau sampai pada kehidupan
akhirat. Allah SWT menjelaskan tentang
hal ini pada awal Al Qur’an untuk meyakini umat Nabi Muhammad SAW bahwa pada
ayat-ayat berikutnya Allah SWT menceritakankeghaiban dan kejadian-kejadian yang
aneh tersebut sebagai petunjuk bagi umatnya di akhir zaman. Dan dalam surat An
Nahl : 63-64 Allah SWT mempertegas lagi dan mengingatkan lagi bahwa Al Qur’an
ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umatnya di akhir
zaman.
تَٱللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍۢ مِّن قَبْلِكَ
فَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَعْمَٰلَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ ٱلْيَوْمَ
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۭ
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu
memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin
mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih (An Nahl ; 63)
وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ
ٱلَّذِى ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ ۙ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an)
ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An
Nahl; 64)
B. Beberapa Peristiwa Sejarah di
dalam Al qur’an
Sesungguhnya beberapa peristiwa
sejarah yang terdapat dalam Al Qur’an adalah merupakan petunjuk bagi umat Nabi
Muhammad SAW di akhir zaman.
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَةًۭ لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ ٱلْءَاخِرَةِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمٌۭ مَّجْمُوعٌۭ
لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوْمٌۭ مَّشْهُودٌۭ
Sesungguhnya dalam peristiwa
sejarah itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab
akhirat.Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk
(menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala
makhluk). (Hud ; 103)
Beberapa peristiwa yang terdapat
dalam Al Qur’an yang berhubungan dengan topik ini antara lain :
1. Tanah Suci (Yerusalem) yang
dijanjikan Allah SWT
Allah SWT menguji Nabi
Ibrahim a.s dengan memerintahkannya untuk meninggalkan bayi dan istrinya di
padang gurun tanpa makan, air dan tempat tinggal, kemudian Allah SWT mengujinya
untuk kedua kalinya dengan memerintahkannya untuk menyembe
.lih putra kesayangannya
(Ismail a.s).Dan Nabi Ibrahim a.s lulus dari kedua ujian tersebut, lalu Allah SWT
memberikannya sebuah status melalui firmanNya: "Sesungguhnya Aku akan
menjadikanmu (Ibrahim a.s) imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata:
"(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman:
"Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".“
(Al Baqarah : 124)
Nabi Ibrahim a.s adalah imam bagi seluruh umat manusia,
agamanya adalah agama untuk seluruh umat manusia dan karena itu hanya ada satu
agama yang benar yaitu agamanya Ibrahim a.s.
Kemudian dalam Surat An Nahl ; 123) Allah SWT berfirman ; “ Kemudian Kami wahyukan
kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan
bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. Dengan demikian agama Ibrahim a.s akan di
turunkan kepada umat Yahudi, Nasrani dan juga umatnyaNabi Muhammad SAW
masing-masing pada masanya.
Kemudian Nabi Ibrahim a.s
menuju ke suatu negeri yang telah di berkahi oleh Allah SWT dan tinggal di
sana. Ini menandakan bahwa negeri ini
adalah milik semua umat manusia yang mengikuti agamanya Nabi Ibrahim a.s.
Dalam Al Qur’an Surat Al
Anbyaa’ : 71
وَنَجَّيْنَٰهُ وَلُوطًا إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَٰرَكْنَا فِيهَا لِلْعَٰلَمِينَ
Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang
Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia..
“Ke sebuah negeri yang Kami
telah memberkahinya…..” Inilah pembukaan tanah yang dijanjikan/Tanah suci di
dalam Al Qur’an untuk semua umat manusia yang beriman dan Al Qur’an
menceritakan ini setelah Bani Israel di bawa ke Tanah Suci.Inilah Tanah Suci
yang dijanjikan yang pada awalnya terjadi pada masa Nabi Ibrahim a.s.
Dalam Al Qur’an juga dijelaskan bahwa bertahun-tahun kemudian
setelah Bani Israel di bawa ke Mesir dan hidup di sana selama beberapa abad dan
di sana mereka diperbudak oleh Firaun, lalu Allah SWT membangkitkan seorang
nabi dan memerintahkannya untuk berjuang membebaskan Bani Israel dari
perbudakan di Mesir yaitu Nabi Musa a.s.Nabi Musa a.s datang membawa kebenaran
namun Firaun menolaknya dan Nabi Musa a.s datang dengan tanda dari Allah SWT
namun Firaun tetap menolaknya.Firaun tetap bersikukuh dengan arogansinya
melawan kebenaran yang datang bersama Nabi Musa a.s. Lalu saat masa nya tiba untuk peringatan
terakhir kepada Firaun, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa a.s dan Bani Israel
untuk melarikan diri dari Mesir dan Firaun mengejar mereka, sampai di Laut Merah.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Musa a.s untuk memukulkan
tongkatnya ke laut, atas izin Allah SWT laut tersebut terbelah dan Nabi Musa
a.s beserta pengikutnya menyebrangi laut dan Allah SWT menyelamatkan mereka dan
menenggelamkan Firaun dan para pengikutnya.
Allah SWT telah berjanji pada
Nabi Ibrahim a.s untuk memberinya tanah suci (Yerusalem) kepada keturunannya
yaitu Nabi Musa a.s dengan pengikutnya. Di dalam Surat Al Maidah 5;20-26:
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ يَٰقَوْمِ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ
ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكًۭا
وَءَاتَىٰكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًۭا مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya:
"Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi
di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya
kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara
umat-umat yang lain". ( Q.S 5; 20)
يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ
ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟
خَٰسِرِينَ
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah
ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut
kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
( Q.S 5; 21)
قَالُوا۟ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوْمًۭا جَبَّارِينَ وَإِنَّا
لَن نَّدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِنَّا
دَٰخِلُونَ
Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri
itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak
akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar
daripadanya, pasti kami akan memasukinya."
قَالَ رَجُلَانِ مِنَ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ
عَلَيْهِمَا ٱدْخُلُوا۟ عَلَيْهِمُ ٱلْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ
غَٰلِبُونَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut
(kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah
mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya
niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal,
jika kamu benar-benar orang yang beriman".
قَالُوا۟ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدْخُلَهَآ أَبَدًۭا مَّا
دَامُوا۟ فِيهَا ۖ فَٱذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَٰتِلَآ إِنَّا هَٰهُنَا
قَٰعِدُونَ
Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali-sekali tidak
akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu
pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami
hanya duduk menanti di sini saja."
قَالَ رَبِّ إِنِّى لَآ أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِى وَأَخِى ۖ
فَٱفْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ ٱلْقَوْمِ ٱلْفَٰسِقِينَ
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali
diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan
orang-orang yang fasik itu"
قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ أَرْبَعِينَ سَنَةًۭ ۛ
يَتِيهُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْفَٰسِقِينَ
Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya
negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka
akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu
bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu."
Allah SWT telah berjanji
memberikan tanah suci (Yerusalem) kepada keturunan Nabi Ibrahim a.s yaitu Nabi
Musa a.s beserta pengikutnya. Dan ketika
Nabi Musa a.s menyampaikan pesan ini kepada pengikutnya Bani Israel, mereka
masih berada di Mesir. . Mereka harus
menyebrang Laut Merah dan dia (Nabi Musa
a.s) mengatakan kepada mereka, “Wahai,
umatku ! Mari kita masuk ke tanah suci, di mana Allah SWT telah memberikannya
kepadamu !”.Namun Allah SWT tidak memberikan tanah suci tersebut tanpa
syarat, bahwa keadilan, kebenaran dan ke imanan adalah syarat untuk menjadi
bagian dari Tanah Suci ini. Namun
semangat perbudakan dan darah penakut yang telah meliputi sekujur tubuh umat Israel, menyebabkan mereka tidak
sanggup menghadapi perjuangan untuk merebut negeri yang telah di janjikan Allah
SWT buat mereka. Dengan tiada perasaan
malu, mereka berani dan lancang kepada Musa a.s, supaya Musa a.s dengan
Tuhannya berdua pergi berperang, sedangkan mereka duduk menanti sampai
kemenangan tercapai dan hasil kemenangan itu diserahkan kepada mereka. Akhirnya Allah SWT menghukum mereka, melarang
mereka masuk ke negeri tersebut selama 40 tahun hingga wafatnya Nabi Musa a.s.
Kemudian Bani Israel di
pimpin oleh salah seorang muridnya Yusak bin Nun (Yosua Nabi Yahudi) dan masa
40 tahun cukup untuk melenyapkan angkatan tua dan menumbuhkan angkatan baru
yang sanggup berjuang untuk mencapai kemenangan yang telah dijanjikan. Ketika
dipimpin Yusak bin Nun Bangsa Israel berhasil menaklukan Kana’an (daerah
Lebanon dan sebagian Yordania, Suriah dan Mesir). Dan untuk sementara Bani
Israel bertahan di Tanah Kana’an ini.
Dalam Surah Al Isra’ 17 : 104 bahwa Bangsa Yahudi akan datang
dalam keadaan bercampur baur dengan musuh mereka yaitu bagsa Palestin.
وَقُلْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ لِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱسْكُنُوا۟
ٱلْأَرْضَ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًۭا
“ dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israel:
"Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami
datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu)".
Sesudah masa Nabi Musa a.s
dan muridnya Yusak bin Nun, Bangsa Israel dipimpin oleh Shamu’il (Samueladalah
Nabi Yahudi dari keturunan Yusuf) melawan Kaum Filistine. Generasi baru mulai tumbuh menjadi para pemuda yang berjuang
melawan Kaum Filistine yang dipimpin oleh seorang Raja Jaluth (Goliath). Pemuka-pemuka
Bani Israel meminta kepada Shamu’il agar menunjuk salah seorang dari kaumnya
sebagai raja dan memerintahkan berperang melawan kaum Jalut ( Goliath) agar dapat
menguasai Tanah Suci. Nabi mereka menjawab,” Mungkin kalian tidak mau
berperang jika perang itu diperintahkan” dan mereka menjawab, “Mengapa
kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir
dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?", dan ketika perang
itu diperintahkan hanya sedikit yang berjihad di jalan Allah. Dan ketika Shamu’il
menunjuk Thalut (Saul) sebagai raja, mereka pun protes, “Kenapa Thalut yang
menjadi raja Kami, Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya dan
lagi pula dia tidak kekayaan yang cukup.”Nabi merekapun menjawab, “
Sunggugh, Allah lah yang memilihnya menjadi rajamu dan menganugrahi ilmu yang
luas dan keperkasaan.” Kemudian Thalut memimpinmereka untuk berperang merebut Tanah Suci. Namun sebelum berangkat ke medan
perang, Thalut memperingatkan mereka, “Sesungguhnya Allah akan mengujimu
dengan sebuah sungai, siapa yang meminum airnya, maka mereka tidak termasuk
golonganKu dan siapa yang tidaka meminumnya, kecuali kalau hanya sesauk dengan
tangannya, maka ia adalah pengikutKu.”Merekapun melanggar perintah Allah
dengan meminum air sungai tersebut kecuali hanya sedikit dari mereka yang
mematuhinya, dan begitu telah menyeberang sungai, mereka yang melanggar
perintah Allah berkata, “Hari ini, rasanya kita tidak sanggup melawan Jalut
dan tentaranya…..”Begitulah Bani Israel yang selalu melanggar perintah
Allah SWT, hanya sedikit dari mereka yang mematuhi perintah Allah SWT.Akhirnya
Tanah Suci yang dijanjikan dapat ditaklukan dengan sebagian kecil pasukan
Thalut yang taat memegang teguh perintah Allah SWT, dan pada saat inilah muncul
seorang pemuda Daud a.s yang berhasil membunuh Jalut (Goliath) hanya
menggunakan senjata ketapel. Kemudian
Allah SWT memberkahinya dan mengangkatnya sebagai seorang nabi yang akan
memimpin Bani Israel.
(Kisah ini dapat dilihat dalam Al Qur’an Al
Baqarah ; 246-252)
2. Kisah Nabi Daud a.s dan Sulaiman a.s
Nabi Daud a.s hidup secara umum diperkirakan bertarikh 1070–970
SM
Setelah Raja Thalut meninggal, Dauda.s menggantikannya sebagai raja. Allah SWT mengangkat
Daud a.s sebagai nabi dan rasul-Nya.Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki
sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan
besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud a.s juga memiliki suara yang paling merdu dari
semua suara umat manusia, sama seperti Yusufa.s yang diberikan wajah yang paling tampan.
Sebelum kerajaan bersatu, suku
Israel hidup dalam konfederasi dua belas suku.Pada sekitar 1025 SM, di bawah ancaman dari orang orang-orang
asing, suku-suku tersebut bersatu membentuk Kerajaan Israel Bersatu dan kerajaan Israel bersatu menjadi kerajaan yang kuat.
Daud a.s, Raja Israel kedua,
menetapkan Yerusalem sebagai ibukota sekitar 3.000 tahun lalu.. Dia berhasil
menguatkan kampanye militer terhadap musuh-musuh Israel dan mengalahkan dengan
sengit musuhnya, membentuk batas pertahanan untuk Israel. Di bawah Raja Daud a.s, Israel tumbuh menjadi
kekuatan di wilayah tersebut. Di bawah Daud a.s, kerajaan Israel bersatu mencapai
kesejahteraan dan keunggulan melebihi tetangga-tetangganya.
Dauda.s yang mulai
pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh
anaknya Sulaimana.s, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud a.s meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis. Kemudian pemerintahan di lanjutkan oleh anaknya
Sulaiman a.s. Inilah khilafah yang pertama,
pemimpin yang diberkati dan dirahmati Allah SWTyang tertulis dalam Al
Qur’an.
Nabi Daud a.s dalam Islam di kenal dengan puasanya yaitu puasa
Daud,(sehari puasa sehari tidak)
يَٰدَاوُۥدُ
إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةًۭ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ
وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ
يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۢ بِمَا نَسُوا۟ يَوْمَ
ٱلْحِسَابِ
Artinya:Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia
dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shaad
: 26)
وَوَهَبْنَا
لِدَاوُۥدَ سُلَيْمَٰنَ ۚ نِعْمَ ٱلْعَبْدُ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ
Artinya: Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah
sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shaad : 30)
وَلَقَدْ
فَتَنَّا سُلَيْمَٰنَ وَأَلْقَيْنَا عَلَىٰ كُرْسِيِّهِۦ جَسَدًۭا ثُمَّ أَنَابَ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami
jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena
sakit), kemudian ia bertaubat. (Shaad : 34)
قَالَ
رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًۭا لَّا يَنۢبَغِى لِأَحَدٍۢ مِّنۢ بَعْدِىٓ ۖ
إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Artinya: Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun
sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi". (Shaad:35)
Sulaiman/Solomo (berkuasa sekitar 975-935 SM) merupakan seorang raja Israel, dan anak Raja Daud.Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil
ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi
nabi pada tahun 970 SM. Ia wafat di Rahbaam, Baitul Maqdis-Palestina. Sulaiman diagungkan sebagai salah satu dari empat raja yang
berhasil menaklukkan sebagian besar bumi, diantaranya adalah Dzul Qarnain, Bukhtanasar (Nebukadnezar) dan Namrudz.
Sulaiman adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian
menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Thalut (Saul) dan Daud a.s, ayahnya.Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam.
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul.Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman
diangkat menjadi raja di kerajaan Israil.Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga
atas binatang dan makhluk halus sepertijin dan lain-lain.
Baginda dapat memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia,
binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari
emasdan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa
yang dilaluinya.Misalnya, beliau coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi
Daud a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik
kebun dan pemilik kambing.
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas.Mulanya
Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada
pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan
kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku,
menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman
yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil
hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa
itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada
keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan
cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau
menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan
Sulaiman disetujui kedua pihak.Malah khalayak ramai yang menyaksikan
perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan
terbabit.
Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin
tersebar dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat
kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan
mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel.Namun, abangnya
Absyalum tidak merelakan beliau melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan
itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana
Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman.Absyalum mau mendapatkan tahta itu
dari bapak dan adiknya.Justru, dia mulai menunjukkan sikap baik terhadap
rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera,
membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja,
sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri.Tindakannya itu mengakibatkan
huru-hara di kalangan Bani Israel.Melihat keadaan itu, Nabi Daud keluar dari
Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun.Tindakannya
itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh
memasuki istana bapaknya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud a.s memohon petunjuk Allah
SWT supaya menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya
yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu
memerangi Absyalum.Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan
kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap
hidup-hidup.Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan
Absyalum mati juga karena dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa
hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada
Sulaiman.Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk
memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah.
Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana,
disuruhnyalah burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung itu
tiada berkenan ketika dipanggil.Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan
Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku
telah terbang untuk mengintip dan berjumpa suatu yang sangat penting untuk
diketahui oleh tuan..."
Firman Allah SWT, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah
hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum
mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang
diyakini.
"Sesungguhnya
aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala
sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain
Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandung
nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung
hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan
bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi
Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya
apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu,
tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
"Kembalilah
kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang
mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri
itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang
dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa
sendiri dengan Sulaiman.Keinginan Ratu Balqis untuk datang itu diketahui Nabi
Sulaiman terlebih dulu. Beliau segera memerintahkan seluruh tentaranya yang
terdiri dari manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut
kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman kemudian menitahkan untuk memindahkan
singasana Ratu Balqis ke istana beliau.
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti
inikah singgahsanamu?" Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Seakan-akan
singgasana ini singgasanaku".Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk
ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu
Balqis terpedaya, karena menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air,
sehingga ia menyingkap kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam
istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan
disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang
diperbuat daripada kaca".Berkatalah Balqis; "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri
bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu menyebabkan RatuBalqis berasa sangat aib
dan menyadari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama
ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian
beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk
di kursi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah: "Tatkala Kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu
melainkan rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah
tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib
tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."
(Kisah Nabi Daud a.s dan
Sulaiman a.s dalam Al Qur’an Surah An-Naml 27: 15-44)
3. Terpecahnya Kerajaan Israel
Di sekitar tahun 935 SM,setelah Nabi Sulaiman a.s(Salomo) wafatnegara terpecah menjadi dua kerajaan: Israel (termasuk kota Sikhemdan Samaria) di utara dengan ibukotanya adalah Samariadan Yehuda (termasuk Yerusalem) di selatan.Rehabeam, anaknya,
menjadi raja menggantikan Sulaiman a.s. Rehabeam sangat tidak bijaksana, sehingga baru
beberapa hari ia memerintah kerajaan Israel langsung terpecah menjadi dua,
yaitu Kerajaan Israel Utara (disebut "Israel") dengan
dukungan 10 suku Israel yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat dan Kerajaan Israel Selatan (disebut "Yehuda") dengan dukungan suku
Yehuda dan Benyamin yang dipimpin Rehabeam. Sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam (anak Nabi Sulaiman a.s/Salomo) sebagai raja
mereka.
Selama enam puluh tahun
pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap Kerajaan Utara, dan terjadi perang
yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya,
sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi
saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.
C.
Surat Al Israa’ dan Kehancuran Bani Israel
Surat Al Israa’ : 1-7
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ
ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ
لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)
Kami.Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS 17 : 1)
وَءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلْنَٰهُ هُدًۭى لِّبَنِىٓ
إِسْرَٰٓءِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا۟ مِن دُونِى وَكِيلًۭا
Dan
Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu
petunjuk bagi Bani Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil
penolong selain Aku, (QS 17 : 2)
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَبْدًۭا
شَكُورًۭا
(yaitu)
anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia
adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur (QS 17: 3)
وَقَضَيْنَآ إِلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ فِى ٱلْكِتَٰبِ
لَتُفْسِدُنَّ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّۭا كَبِيرًۭا
Dan
telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: "Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar." (QS 17 : 4)
فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًۭا
لَّنَآ أُو۟لِى بَأْسٍۢ شَدِيدٍۢ فَجَاسُوا۟ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِ ۚ وَكَانَ
وَعْدًۭا مَّفْعُولًۭا
Maka
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan)
itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang
besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang
pasti terlaksana. (QS 17 : 5)
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ ٱلْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَٰكُم
بِأَمْوَٰلٍۢ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَٰكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
Kemudian
Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami
membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok
yang lebih besar. (QS 17 : 6)
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ
فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ
وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍۢ وَلِيُتَبِّرُوا۟
مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا
Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat
hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan
muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja
yang mereka kuasai. (QS 17 : 7)
Surat Al Israa’ adalah Surat Makiyah, di buka dengan
tasbih yang berhubungan dengan peristiwa Isra’ Nabi Muhammad SAW dari Mesjid Al
Haram menuju masjid Al Aqsa, yang merupakan rumah dan bangunan suci yang
dibangun oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman a.s dan Allah SWT telah mensucikannya untuk Bani Israel.
Setelah itu surat ini menceritakan takdir Allah SWT
kepada Bani Israel, yaitu berupa kejayaan dan kejatuhannya, kemulian dan
kerendahannya. Namun jika mereka
menentang perjanjian yang telah dibuat dalam Kitab Taurat oleh Allah SWT, maka
Allah SWT akan menghancurkannya. Allah
SWT telah memerintahkan kepada mereka untuk bertauhid dan melarang mereka
berbuat syirik.Setelah diberi penjelasan kepada mereka tentang ajaran agama
serta isi Kitab Taurat.Jika terdapat seorang dari mereka berbuat baik, maka
AllahSWTakan memberi pahala.Demikian pula ssebaliknya. Allah SWT akan menghukum
jika mereka menentang perintah Allah SWT. Itulah Sunnatullah yang terjadi pada
umat-umat terdahulu. Dan di dalam Taurat
telah diberitakan adanya ketentuan Allah SWT yang kelak akan terjadi.
1.
Kehancuran Pertama Bani Israel
Setelah Nabi Sulaiman a.s wafat, anaknya Rehabaam
diangkat sebagai penggantinya serta memerintah Kerajaan Israel. Namun ia tidak mampu mencegah pecahnya
sepuluh suku Israel yang memberontak dan memerdekan diri dikarenakan kebijakannya
yang tidak diterima oleh masyarakat dan puncaknya terjadi tak kala Yeroboam
menjadi Raja Israel yang memerintah di Utara sebagai perwakilan dari sepuluh
suku Israel. Sementara Rehoboam
melarikan diri ke Selatan dan menetap di Yerusalem. Di sana dia menjadi raja bagi dua suku Israel
yang masih mempercayainya yaitu Suku Yehuda dan Benyamin.
Semenjak memerintah di Wilayah Utara, Yeroboam mulai
melegalkan penyembahan Yahweh (Tuhan
bagi Yahudi) disertai dengan kegiatan pagan seperti penyembahan berhala yang
berbentuk sapi emas. Ini adalah sebuah
penghinaan yanag dianggap kejam oleh kitab suci mereka, mereka telah melanggar
perjanjian yang telah di tetapkan Allah SWT dalam kitab suci mereka yaitu
Taurat sehingga mereka pantas mendapatkan bencana sesuai dengan apa yang mereka
lakukan.
Pada Surat Al Israa’ ayat 4 dan 5, di mana ayat ke 4
menjelaskan bahwa Bani Israel telah membuat kerusakan dua kali yaitu kembali
menyembah berhala (Syirik) dan membunuh para nabi yang diutus Allah SWT kepada
mereka seperti Nabi Zakaria a.s dan Nabi Yahya a.s. Kemudian pada ayat ke 5 Allah SWT memberi
hukuman yang pertama dari dua kali kerusakan yang diperbuatnya. Allah SWT mengirim sebuah kaum yang zalim
untuk menghancurkan Kerajaan Israel Utara.
Bencana pun datang ketika pasukan Assyiria, kaum Paganisme yang zalim
yang dipimpin oleh Salmaneser V mengepung Kerajaan Israel Utara selama 3 tahun
dengan ibu kota kerajaan Samaria.Namun dalam masa pengepungan, Raja Salmaneser
V meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Raja Sargon II.Penyerbuan ini berdampak
dengan terbunuhnya sebagian besar Kaum Yahudi, sebagian dibuang/diasingkan dan sebagian
lagi melarikan diri ke Selatan ke Yerusalem (Kerajaan Israel
Selatan/Yehuda).Inilah yang menyebabkan hilangnya ke sepuluh suku Israel di
Utara.Peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 722 SM dan dikenang sebagai
sebagai hari bersejarah bagi Israel, sebagai akibat dari penyimpangan praktek
ibadah yang dilakukannya seperti yang dijelaskan sebelumnya.Sargon juga
menggunakan orang-orang Asyiria untuk mengisi wilayah Israel dan menyembah
tuhan mereka sendiri, sehingga menjadi tempat yang dihuni oleh paham politeisme.
Setelah
Kerajaan Israel di Utara dihancurkan Asyiria, sebagian orang Israel juga melarikan diri ke selatan
ke Yerusalem dan setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu
setengah abad namun mereka tetap melakukan penyembahan
terhadap berhala hingga ditaklukkan oleh
bangsa Babilonia yang dipimpin oleh Nebukadnezar II, salah satu
raja Babylonia pada abad ke 6 hingga ke 7 SM. Pada masanya Babylonia dikenal
tidak hanya karena puncak keemasannya berupa kebudayaan arsitektur, seperti
berdirinya taman gantung (Hanging Garden of Babylonia), tapi juga penaklukannya
terhadap Kerjaan Yudea (Kerajaan Israel Selatan). Pada abad ke 6 SM, Raja Babylonia tersebut
mengekspansi kekuasaannya hingga jauh ke Barat, termasuk Kerajaan Yudea di
Kanaan. Pada tahun 597 SM, Babylonia
mengepung Yerusalem selama beberapa bulan dan menginvasi kota tersebut. Hingga tahun 586 SM, Kota Yerusalem secara
sistematis hancur. Tahun itu merupakan
peristiwa kelam bagi bangsa Yahudi di mana peristiwa ini pula yang menyebabkan
hilangnya/hancurnya Bait Pertama, Kuil Suci pertama milik Bangsa Israel bernama
“Solomon Temple” serta eksodusnya bangsa Israel ke seantaro dunia. Sebagian besardi bunuh, dibuang dan dijadikan
budak oleh orang-orang Babylonia.Ada yang melarikan diri keMesir sampai ke
Pegunungan Kaukasus.
2. Kehancuran Kedua
Bani Israel
Pada Surat Al Israa’ ; 6
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ
ٱلْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَٰكُم بِأَمْوَٰلٍۢ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَٰكُمْ
أَكْثَرَ نَفِيرًا
Kemudian
Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami
membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok
yang lebih besar. (QS 17 : 6)
Setelah Bait Pertama dihancurkan hingga Babylonia ditaklukan oleh
Persia dengan Raja Cyrus Yang Agung/Koresh Agung pada tahun 537 SM.Sekitar 50 tahun masa
pembuangan Bangsa Yahudi, Cyrus Yang
Agung mengizinkan orang-orang buangan Yahudi untuk kembali ke Tanah Suci asal
mereka. Tahun 520 SM orang-orang Yahudi
terbebas dari tawanan dan dapat membangun kembali Kota Yerusalem.Setelah
kehancurannya, pembangunan Bait Kedua di mulai dan selesai sekitar tahun 51 SM
pada masa Raja Darius Yang Agung.Kerajaan Persia di taklukan oleh Kerajaan
Macedonia dan Yerusalem pun dikuasai Macedonia, kemudian dilanjutkan Dinasti
Ptolemaios dan Dinasti Seleukus dari Yunani-Macedonia.Pada tahun 168 SM terjadilah
Revolusi Makabe yaitu perlawanan orang-orang Yahudi yang dipimpin oleh keluarga
Makabe melawan Dinasti Seleukus dan mendirikan Kerajaan Hasmonayim di Israel
sekitar abad ke 2 SM dan abad pertama SM. Dengan demikian berdirilah Negara
Yahudi merdeka yaitu Kerajaan Israel Hashmonayim dibawah Dinasti Hashmonea
dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Kerajaan Israel ini bertahan sekitar 100 tahun, hingga dikuasai Dinasti
Herodes di bawah kendali Kerajaan Romawi Pagan.
Dinasti Herodes adalah raja boneka Yahudi yang bekerja untuk Kerajaan
Romawi, memperindah Kota Yerusalem serta Bait kedua setelah kehancuran dan dia memerintah dengan kejamnya dengan
membunuh para nabi utusan Allah SWT (Zakaria a.s dan Yahya a.s) bahkan membunuh
anak-anak di Bethlehem karena mendengar kabar akan kelahiran Mesias atau Al
Masih. Inilah kerusakan kedua Kaum
Yahudi yang dijelaskan dalam Surat Al Israa’ 7:
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ
فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ
وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍۢ وَلِيُتَبِّرُوا۟
مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu
sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami
datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk
ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan
untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS 17 : 7)
Bangsa Yahudi, Kota Yerusalem dan Bait Suci (Baitul
Maqdis) dihancurkan kedua kalinya, sekitar tahun 70 M Allah SWT mendatangkan orang-orang Romawi
Pagan dipimpin Kaisar Titus menghancurkannya dan pada masa Kaisar
Hadrianus negara Israel menjadi bagian dari propinsi Romawai dan melarang orang
Yahudi melaksanakan ritual ibadah dan melarangnya untuk memasuki Kota Yerusalem
yang sudah hancur. Kemudian Kekaisaran
Romawi mengganti nama dengan Syiria Palestine agar orang yahudimenjauhi kota tersebut.
D. Ciri-Ciri dan Asal Usul Yakjuj dan Makjuj
1. Ciri-Ciri
Yakjuj dan Makjuj
Kaum Yakjuj dan Makjuj adalah sebutan
suatu kaum atau bangsa yang muncul di akhir
zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan
di muka bumi.
Siapakah Yakjuj dan Makjuj
itu?Di dalam hadis Qudsi Muslim, Allah
SWT menyatakan tentang Yakjuj dan Makjuj: “Aku ciptakan makhluk yang amat
berkuasa dimana tiada orang lain yang dapat menghancurkan mereka kecuali Aku”.Artinya
Yakjuj dan Makjuj mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang tidak dapat dimusnahkan
di dunia kecuali Allah SWT. .
Ibnu
Katsir juga menjelaskan bahwa mereka adalah keturunan Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan
Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang
dibangun oleh Dzulkarnaen.
Yakjuj
dan Makjuj merupakan manusia biasa keturunan anak laki-laki Nabi Nuh a.s
bernama Yafits dan berhijrah ke Eropah
dan Rusia bagian Selatan selepas banjir Nuh, keturunan Sam bin Nuh
hijrah di sekitar bumi Kkan’an membetnuk Bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham bin Nuh berhijrah ke Afrika dan
membentuk Bangsa Afrika.
Setelah Kerajaan Israel (Bani Israel) di
hancurkan Babylonia, sebagian
orang-orang Yahudi berhasil melarikan diri, mereka berpencar berbagai tempat
(Diaspora) sampai ke daerah terpencil, ke pegunungan yaitu ke Pegunungan
Kaukasus dan daerah di sekitarnya.
Mereka di sana sudah bercampur dengan penduduk pribumi dan melahirkan
keturunan/generasi yang baru.
Ciri
utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika
mereka turun dari gunung sekan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai
berbicara dan tidak fasih(bahasanya susah dimengerti) , bermata kecil (sipit),
berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan wajahnya seperti
perisai, pakaian, sepatu dan sandal mereka
terbuat dari buludan Mereka tinggal di daerah-daerah yang diselimuti oleh salju-salju
yang sangat tebal. Mereka disebut juga Bangsa Khazar/Bangsa Mongol/Bani
Qanthura/kaum Turk/Tartar/Suku Barbar.
Kelak di akhir zaman Bani Qanthura’
yang berwajah lebar dan bermata sipit akan datang menyerbu, sehingga mereka
mencapai tepian sungai Dajlah. Pada saat itulah penduduk daerah itu akan
terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengikuti ekor sapi (menuntun binatang
mereka) dan menyelamatkan diri ke pedalaman, Mereka akan binasa. Satu kelompok
lainnya memilih menyelamatkan dirinya dengan jalan memilih kekafiran.Adapun
kelompok terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan
bertempur melawan musuh.Mereka itulah orang-orang yang akan mati syahid.”HR. Abu Daud, dihasankan oleh Al
Albani.
Dalam lafal yang lain diterangkan
bahwa sisa-sisa kelompok umat Islam yang berperang ini akan mampu mengalahkan
Bani Qanthura’:“Adapun
satu kelompok yang terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka
dan mereka maju berperang menyongsong musuh. Orang-orang yang terbunuh di
antara mereka adalah orang-orang yang mati syahid, dan Allah akan melimpahkan
kemenangan kepada mereka melalui orang-orang yang tersisa.”HR. Ahmad-shahih.
Imam
Syamsul Haq ‘Azhim Abadi dalam ‘Aunul
Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud menulis bahwa riwayat imam Muslim
dengan lafal "mereka
memakai pakaian yang terbuat dari bulu, dan memakai alas kaki yang juga terbuat
dari bulu"….
Dalam hadis
shahih Bukhari dan Muslim juga dijelaskan bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah
ummah kepada Bani Adam.Jadi mereka adalah manusia biasa.Walaupun mereka
manusia biasa keturunan Adam a.s mereka memiliki sifat yang khas yang berbeda
dengan manusia biasa.Rasulullah SAW bersabda,” Kalian mengatakan tidak ada musuh. Pada hal sesungguhnya kalian akan terus
memerangi musuh sampai datangnya Yakjuj
dan Makjuj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya dan adawarna putih di rambut atas.
Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah
mereka seperti perisai.”(Hadist Riwayat Imam Ahmad).
Secara tegas menunjukkan bahwa
pakaian mereka terbuat dari bulu, demikian pula halnya dengan alas kaki (sandal
dan sepatu) mereka.Sebagaimana dikatakan oleh imam Ibnu Dihyah dan para ulama
yang lain, model pakaian seperti ini disesuaikan dengan iklim lingkungan tempat
mereka tinggal. Mereka tinggal di daerah-daerah yang diselimuti oleh
salju-salju yang sangat tebal . Jadi kelak dalam peperangan akhir zaman Kaum
Yakjuj dan Makjuj akan kembali memperlihatkan wujudnya asli. Wallahu’alam…
2. Asal Usul Yakjuj dan Makjuj
Dalam Bahasa Arab Ya’juj (Gog) berasal dari “Aj” dan “Ajij” yang
berarti “gejolak api”. Kata “Ajja” sama
dengan “Asra’ yang berarti “dia berjalan
cepat”. Kata Ma’juj (Magog) perpaduan kata-kata Arab “Maja dan Yamooj” yang
berarti “gelombang atau menyebar”.Jadi secara keseluruhan kita melihat
korelasinya dengan “api menyala dengan mengembang dan menyebar dengan cepat
dan akhirnya menghancurkan apa yang dilaluinya”.
Kisah Dzulkarnain
Dzul
Qarnain adalah julukan
seorang raja yang
disebutkan di dalam Al Qur'an,
ia digambarkan sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dikisahkan
bahwa ia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah
dari serangan Ya’juj dan Ma’juj, yang ditemuinya dalam
perjalanannya menuju timur.
Secara
harfiah Dzul Qarnain memiliki arti "Pemilik Dua Tanduk"
atau "Ia yang memiliki Dua Tanduk." Beberapa pendapat mengenai
etimologi dari Dzul Qarnain adalah sebagai berikut:
· Ia
pernah meninggal dan hidup kembali setelah mendapat pukulan tepat di kepala
bagian kanan dan kiri.
·
"Qarn" (Arab: قرن Qorn)
berarti: Kekuasaan, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Barat hingga Timur, tapi Qarn dapat juga diartika
usia/zaman dan itulah sebabnya dia disebut “Dzul qarnayn” karena ia hidup
selama dua abad. Dzul Qarnayn adalah
seseorang yang diberkati Allah SWT dengan kekuasaannya yang tak
tertahankan. Dzul Qarnayn di katakan
dalam Al Qur’an adalah seorang muslim dan seorang Arab dan ia telah banyak
disebutkan di dalam sajak-sajak mereka.
Diriwayatkan bahwa ketika Dzul Qarnayn pergi haji, dan di dalam
perjalanannya Nabi Ibrahim a.s mendengar hal ini bahwa Dzul Qarnayn datang
untuk haji. Nabi Ibrahim a.s bertemu dan
menyapa Dzul Qarnayn di Mekah.
Sedangkan
menurut sejarawan Muslim yang lain, Dzul Qarnain memiliki nama asli Abu Karb
Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah
(115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut At-Tababi’ah.
Dzul
Qarnain seorang raja Arab memiliki nama asli Abdullah bin adh Dhahhak,
catatan lain mengisahkan namanya Mush'ab bin Abdullah keturunan Kahlal
bin Saba'.
Dialah Raja Muslim
yang sangat berkuasa namun saleh.Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian
barat sampai timur.Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”,
artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”.Maksudnya,
Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat.
Dia
juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu,
diantara dua Gunung.Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari
besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus.
Daerah itu kini disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet.
Secara
topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut
Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah.Kecuali pada
bagian kecil sempit yang disebut celah Darial
sepanjang 100 Meter kurang lebih.Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun
tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj.
Kisah
ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah
orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya
meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. Oleh karena
kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”,
Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi
ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The
Great.
Namun
cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan
dalam Al-Qur’an. Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang
yang berbeda dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar
Zulkarnain. Alexander Thr Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah
membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, yang
terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah
tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid.
Sejarawan
Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang
sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai
ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak
dan waktu sampai 2000 tahun.“Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang bisa
terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya.
Ibnu
Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan
seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu
mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul
tanduknya – Qarnun,yaitu
rambut kepala yang di ikat
– sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun
kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia
mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain,pemilik dua Tanduk, serta memberinya kekuasaan.
Cerita
yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i.
Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat
kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah.Lalu mereka memukul tanduknya
yang kanan hingga mati.Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali
mengajak kaumnya mengesakan Allah.Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang
kiri hingga mati lagi.Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya
kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.
Di
samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga
mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain
adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang
paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia
hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan
dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.
Imam
Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi, menceritakan, sejak masih kecil dan
masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik
sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya,
sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.
Setelah
mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga
Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada
umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka
adalah umat yang berada disegala penjuru bumi.Mereka terbagi dalam beberapa
golongan.”
Mendapat
amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah
menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali
engkau sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan
kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan
mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula
aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.”
Kemudian
Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku
akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan
memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa
memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang
sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu,
melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun,
menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu,
menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua
tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga
kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun
yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah
satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu
akan berkeliling di belakangmu.
Kisah Dzulkarnain Dalam Surat Al Kahfi :
Di dalam Surah Al Kahfi 18 ; 83-99 (dinamakan juga surah akhir
zaman ), juga menceritakan tentang Kisah Perjalanan Zulkarnaen.
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَن ذِى ٱلْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُوا۟
عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Zulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita
tentangnya". (Al Kahfi : 83)
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ وَءَاتَيْنَٰهُ مِن كُلِّ
شَىْءٍۢ سَب
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di
(muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu (Al Kahfi : 84)
فَأَتْبَعَ سَبَبًا
maka dia pun
menempuh suatu jalan (Al Kahfi :85)
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ
مَغْرِبَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِى عَيْنٍ حَمِئَةٍۢ وَوَجَدَ عِندَهَا
قَوْمًۭا ۗ قُلْنَا يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِمَّآ أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّآ أَن
تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًۭا
Hingga apabila dia telah
sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut
yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata:
"Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap
mereka". (Al Kahfi ; 86)
قَالَ أَمَّا مَن ظَلَمَ
فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُۥ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِۦ فَيُعَذِّبُهُۥ عَذَابًۭا
نُّكْرًۭا
Berkata Zulkarnain:
"Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia
dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada
taranya .(Al Kahfi; 87)
وَأَمَّا مَنْ ءَامَنَ
وَعَمِلَ صَٰلِحًۭا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلْحُسْنَىٰ ۖ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنْ
أَمْرِنَا يُسْرًۭا
Adapun orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan,
dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah
kami". (Al Kahfi; 88)
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Kemudian dia menempuh
jalan (yang lain). (AlKahfi ; 89)
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ
مَطْلِعَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍۢ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن
دُونِهَا سِتْرًۭا
Hingga apabila dia telah
sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu
menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang
melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
(Al Kahfi ; 90)
كَذَٰلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا
بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًۭا
demikianlah. Dan
sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. (Al Kahfi; 91)
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Kemudian dia menempuh
suatu jalan (yang lain lagi).(Al Kahfi ; 92)
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ
بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًۭا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ
قَوْلًۭا
Hingga apabila dia telah
sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu
suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan (Al Kahfi ; 93)
قَالُوا۟ يَٰذَا
ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ فَهَلْ
نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰٓ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّۭا
Mereka berkata:
"Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Makjuj itu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
(Al Kahfi; 94)
قَالَ مَا مَكَّنِّى
فِيهِ رَبِّى خَيْرٌۭ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ
رَدْمًا
Zulkarnain berkata:
"Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih
baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
(Al Kahfi ; 95)
ءَاتُونِى زُبَرَ
ٱلْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟ ۖ
حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًۭا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًۭا
berilah aku
potongan-potongan besi" Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: Tiuplah (api itu)".
Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas
itu". (Al Kahfi; 96)
فَمَا ٱسْطَٰعُوٓا۟ أَن
يَظْهَرُوهُ وَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًۭا
Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (Al Kahfi ; 97)
قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌۭ
مِّن رَّبِّى ۖ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ رَبِّى جَعَلَهُۥ دَكَّآءَ ۖ وَكَانَ
وَعْدُ رَبِّى حَقًّۭا
Zulkarnain berkata:
"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar". (Al Kahfi;98)
وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ
يَوْمَئِذٍۢ يَمُوجُ فِى بَعْضٍۢ ۖ وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَجَمَعْنَٰهُمْ
جَمْعًۭا
Kami biarkan mereka di
hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi
sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al Kahfi ; 99)
Allah SWT telah memberikan
kekuasaan kepada Dzul Qarnayn, tapi kekuasaan pada Dzul Qarnayn terletak
berdasarkan pada dasar-dasar iman yaitu iman kepada Allah SWT. Allah SWT memberikan kekuasaan kepadanya dan
telah memberikan jalan kepadanya melakukan
apa saja untuk mencapai segala sesuatu.
Al Qur’an menggambarkan saat
perjalanan pertamanya ke arah terbenamnya Matahari dan bertemu dengan air
berlumpur yang gelap (hitam). Dia
bertemu dengan suatu kaum mendatangi mereka dan mengatakan kepada orang
tersebut “Mereka yang bersalah atas tindakan “dhulm” (penindasan) , Aku akan
menghukum mereka.”Kemudia dia berkata, “Mereka yang memiliki iman (iman
kepada Allah SWT), yang benar dalam perilaku mereka, Kami akan memperlakukan
mereka dengan baik dan akan dihargai.”Ketika kekuasaan terletak pada
dasar-dasar iman, kekuasaan digunakan untuk menghukum para penindas dan
menghargai orang-orang yang memiliki iman dan bertindak atas kebenaran. Kemudian Dzul Qarnayn pergi kle arah yang
berlawanan yaituarah terbitnya Matahari, dan di sana dia menemukan suatu kaum
yang menutupi diri dari musuhnya dan hidup dengan cara primitive. Dia
menghormati cara mereka yang hidup secara primitive, melanjutkan hidup dengan
cara adat mereka untuk mempertahankan integritas mereka.
Dzul Qarnaynmelanjutkan
perjalanannya ke arah yang ke tiga, di sana dia lewat diantara dua pegunungan
dan saat lewat, dia bertemu dengan suatu kaum/bangsa. Al Qur’an menggambarkan tentang ini “laa
yakaadouna yafkahouna kawla”, suatu kaum yang tidak bisa dimengerti bahasa
mereka, karena mereka tidak pernah berinteraksi dengan kaum lain, tidak ada
perdagangan apapun dengan kaum lain sehingga merekatidak pernah melakukan
perjalanan untuk belajar bahasa perdagangan.
Mereka tidak pernah berjalan di atas panggung sejarah seperi peradaban
China, Mesir, Babylonia, Afrika, Meksiko dan lain-lain dan mereka adalah orang
yang hidup pada dasarnya seperti suku-suku utama namun tidak diketahui dalam
sejarah dan tidak ada yang tahu bahasanya.
Setelah beberapa lama tinggal
Dzul Qarnayn baru bisa berkomunikasi dengan menggunakan penterjemah. Ketika dapat berkomunikasi dengan Dzul
Qarnayn, kemudian memberitahu Dzul Qarnayn “inna ya’juu ja wa ma’juja
mufsiduuna fil ardhi”.Inilah Ya’juj dan Ma’juj yang melakukan kerusakan di
Bumi, yang melakukan “fasad” yaitu merusak segala sesuatu yang mereka sentuh. “Dapatkah kamu membantu kami?” . “Dapatkah Kamu membangun sebuah penghalang
untuk melindungi Kami dari mereka ?” .
Mengapa mereka tidak meminta zul Qarnayn, yang memiliki kekuatan dan
menghancurkan mereka sehingga mereka tidak akan kembali berbuat kerusakan
?Meskipun Dzul Qarnayn memiliki kekuatan, dia juga tidak kuasa menghancurkan
mereka, yang bisa dia lakukanlah adalah membangun sebuah penghalang.Dzul
Qarnayn mengakui dan membenarkan tentang kekuatan yang luar biasa dari Ya’juj
dan Ma’juj (Gog dan Magog).Kemudian dia mengatakan “Baiklah, Aku tidak
membutuhkan uang mu …., Bantu Aku dengan tenaga, bawakan Aku “Zubar Al Hadid”
(balok dari besi). Penghalang ini
dibangun untuk menghalangi dan terdapat di suatu sisi di Pegunungan Kaukasus
terletak di dekat “Modern Day Goergia” dan diantara dua pertemuan pegunungan
tersebut terdapat ruang sempit, disitulah dibuat penghalang dari balok besi
yang disebut Daryal Goerge/Gerbang
Iberian/ Gerbang Kaukasus. Ya’juj dan
Ma’juj (Gog dan Magog) di batasi oleh penghalang yang sang kokoh sampai waktu
yang telah ditentukan Allah SWT.
Dimanakah pengembaraan
tersebut?
Jika menuju ke Yerusalem,
akan melalui laut Galilea dalam perjalan ke Yerusalem (laut Galilea berada di
bagian utara Yerusalem), sedangkan benteng yang dimaksud berada di bagian utara
Yerusalem. Jika Zulkarnaen mengembara ke
bagian barat, berarti berada di kawasan di mana matahari sedang terbenam di
suatu kawasan berair dan airnya dijelaskan berwarna hitam dan berlumpur yaitu
Laut Hitam.Jika ke Bagian Timur menuju Laut Kaspia. Jadi ketika pengembaraan
yang ketiga Zulkarnaen berada diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia, ia berada di
kawasan pegunungan yaitu Gunung Kaukasus. Dan di sana dia menemukan sekumpulan
orang, bahasa yang mereka gunakan tidak
dapat dipahami dan berbeda dengan bahasa yang digunakan di sekitar kawasan
tersebut. Mereka menggunakan bahasa Georgia ( bahasa tersebut jauh berbeda
dengan negeri-negri sekitarnya), sedangkan kaum yang mendiami kawasan tersebut
adalah kaum Khazar.
Sejarah Bangsa Khazar
Bangsa Khazar
adalah orang-orang Turkik setengah nomaden dari Asia Tengah. Banyak di antara mereka telah memeluk Yudaisme. Nama 'Khazar' tampaknya berkaitan dengan kata kerja bahasa Turkik yang berarti "mengembara" (gezer dalam bahasa Turki) modern. Pada abad ke-7M mereka mendirikan sebuah Khaganat yang mandiri di Kaukasus Utara di sepanjang Laut Kaspia, dan di sana lambat laun Yudaisme menjadi agama negara. Pada puncak
kejayaannya, mereka dan cabang-cabang mereka menguasai sebagian besar dari
wilayah Rusia selatan sekarang, Kazakhstan barat, Ukraina timur, dan sebagian besar
Kaukasus (termasuk Dagestan, Azerbaijan, Georgia, dan lain-lain.), dan daerah Krim.
Bangsa Khazar adalah sekutu penting Kekaisaran Bizantium dalam menghadapi Kekaisaran Sassania, dan merupakan kekuatan utama di wilayah itu pada puncak kejayaannya.
Mereka terlibat dalam serangkaian peperangan yang mereka menangi dengan KekhalifahanArab, kemungkinan menghalangi invasi Arab ke Eropa Timur. Pada akhir abad ke-10, kekuasaan mereka dipatahkan oleh Rus Kiev, dan bangsa Khazar boleh dikatakan lenyap dari sejarah. Sejumlah
sejarahwan mengajukan teori bahwa bangsa Khazar ikut menurunkan orang Yahudi Ashkenazim modern.
Setelah memeluk
Yudaisme, bangsa Khazar sendiri menelusuri asal usul mereka kepada Kozar, anak dari Togarma. Togarma disebutkan dalam
Kitab Suci Ibrani sebagai cucu Yafet. Sejumlah sejarahwan
telah mencari kemungkinan hubungan antara bangsa Khazar dengan suku-suku Israel yang hilang, namun para sarjana modern umumnya menganggap mereka sebagai bangsa Turki
yang bermigrasi dari Timur. Para sarajana di bekas Uni Soviet menganggap bangsa Khazar sebagai penduduk pribumi dari Kaukasus Utara. Sebagian sarjana, seperti D.M. Dunlop, menganggap bangsa Khazar terkait dengan sebuah konfederasi suku Tiele yang disebut He'san dalam sumber-sumber Tiongkok dari abad ke-7 (Suishu, 84). Namun
demikian, bahasa Khazar tampaknya merupakan bahasa Oghurik, yang serupa dengan bahasa yang digunakan oleh bangsa Bulgar kuno. Karena itu, muncul dugaan pula bahwa mereka berasal dari bangsa Hun.
Karena bangsa-bangsa Turkik secara etnis tidak pernah homogen, gagasannya tidak
dianggap saling eksklusif. Ada kemungkinan bahwa bangsa Khazar terdiri dari
suku-suku yang berasal dari berbagai latar belakang etnis, karena bangsa-bangsa
steppa biasanya menyerap bangsa-bangsa yang mereka taklukkan.
Catatan sejarah Armenia mengandung rujukan-rujukan kepada bangsa Khazar sejak akhir abad kedua. Catatan-catatan ini biasanya dianggap sebagai anakronisme, dan kebanyakan sarjana percaya bahwa mereka sesungguhnya merujuk kepada
bangsa-bangsa Sarmatian atau Skitia. Priscus mengisahkan bahwa salah
satu bangsa-bangsa dalam konfederasi Hun disebut Akatziroi. Raja mereka bernama Karadach atau Karidachus. Sebagian
orang melihat adanya persamaan antara kata Akatziroi dan "Ak-Khazar",
mengajukan spekulasi bahwa bangsa Akatziroi adalah proto-bangsa Khazar yang
awal.
Dmitri Vasil'ev dari Universitas Negeri Astrakhan baru-baru ini mengajukan hipotesis bahwa bangsa Khazar pindah ke wilayah
steppa Pontik baru pada akhir tahun 500-an, dan mula-mula hidup di Transoxiana. Menurut Vasil'ev, populasi Khazar tetap tinggal di Transoxiana di bawah Pecheneg dan pertuananOghuz, kemungkinan tetap
berhubungan dengan kumpulan utama bangsa mereka.
Struktur kesukuan bangsa Khazar tidak dipahami benar.
Mereka seperti banyak bangsa-bangsa Turkik, tampaknya terbagi antara Ak-Khazar
("bangsa Khazar putih") dan Kara-Khazar ("bangsa Khazar
hitam"). Para penulis seperti misalnya Graetz keliru meyakini bahwa ini
adalah pembagian rasial. Kenyataannya, pembagian itu tidak ada hubungannya
dengan penampilan fisik ataupun identifikasi rasial. Pembedaan Hitam-Putih ini
adalah pembagian sosial yang umum di
kalangan suku-suku nomadik Eurasia. Kelompok "Putih" mewakili kaum
bangsawan, elit perwira dan kelas penguasa, sementara kelompok
"Hitam" terdiri dari rakyat jelata, pedagang, dan lain-lain.
Sejarah Khazar awal erat terkait dengan sejarah imperium Gokturk, yang didirikan ketika
klan Ashina menggulingkan kaum Juan Juan pada 552 M. Dengan runtuhnya imperium Gokturk / konfederasi kesukuan yang
disebabkan oleh konflik internal pada abad ke-7, bagian barat dari imperium Turkik terpecah menjadi dua konfederasi, yaitu
bangsa Bulgar, yang dipimpin oleh klan Dulo, dan bangsa Khazar, yang
dipimpin oleh klan Ashina, para penguasa
tradisional dari imperium Gokturk. Pada 670, bangsa Khazar telah menghancurkan konfederasi Bulgar, dan menyisakan tiga
kelompok Bulgar di Volga, Laut Hitam dan di daerah Donau.
Penampilan signifikan pertama bangsa Khazar dalam sejarah
adalah ketika mereka membantu peperangan Kaisar Heraclius dari Bizantium dalam melawan dinasti Sassania dari Persia. Pemerintah Khazar, Ziebel (kadang-kadang diidentifikasikan sebagai Khagan Tong Yabghu dari bangsa Turk Barat) membantu bangsa Bizantium dalam mengalahkan Georgia. Bahkan direncanakan
perkawinan antara anak laki-laki Ziebel dengan anak perempuan Heraclius, tetapi
tidak pernah terjadi.
Pada abad ke7 dan ke-8 bangsa Khazar melakukan serangkaian peperangan melawan KekhalifahanUmayyah, yang sedang berusaha memperluas pengaruhnya ke wilayah Transoxiana dan Kaukasus. Perang yang pertama
berlangsung pada awal tahun 660-an dan berakhir dengan kekalahan pasukan Arab yang dipimpin oleh Abd ar-Rahman ibn Rabiah di luar kota Khazar, Balanjar, setelah pertempuran di
mana kedua belah pihak menggunakan mesin-mesin pengepungan terhadap pasukan-pasukan lawannya.
Sejumlah sumber Rusia memberikan nama seorang khagan
Khazar, Irbis, dari masa ini dan menggambarkannya sebagai seorang cangkokan
dari keluarga kerajaan Gokturk, Ashina.
Beberapa konflik lebih lanjut meletus dalam dekade-dekade
yang berikutnya, dengan serangan-serangan Arab dan Khazar ke Kurdistan dan Iran. Ada bukti dari laporan al-Tabari bahwa bangsa Khazar membentuk sebuah
front bersama dengan sisa-sisa bangsa Gokturk di Transoxiana.
Seorang penulis Yahudi, Arts Kistler, seorang sarjana
yang jarang ada tandingannya di kalangan Yahudi, memandang bahwa Yahudi Khazar
inilah kabilah ketiga belas. Dan Kistler secara praktis berkesimpulan dalam
bukunya The Thirteenth Tribe, bahwa mayoritas kaum Yahudi sekarang ini bukan
berasal dari dua belas kabilah keturunan Nabi Ya'qub sebagaimana kisah tentang
mereka disebutkan dalam Alquran dan Taurat. Bahkan, mereka telah menyimpang
dari kabilah Khazar, kabilah ketiga belas. Keturunan mereka ini menyebar di
berbagai negara Eropa Timur, khususnya Polandia, Hongaria dan Rusia. Artinya,
mereka tidak berasal dari Palestina, tetapi dari Kaukasia dan Asia Tengah. Ini
bisa menolak dan membatalkan istilah lahirnya permusuhan di kalangan
orang-orang Semit dari benih-benih orang Palestina.
Demikian pula menurut pengakuan Profesor Abraham Bolyake,
seorang Yahudi keturunan Rusia, yang kemudian berhijrah ke Palestina dengan
ayahnya pada tahun 1923. Pada masa selanjutnya , ia menjadi guru besar sejarah
Yahudi di Universitas Tel Aviv. Dalam berbagai kajian dan tulisannya, ia
menyatakan bahwa Yahudi yang sekarang itu menyempal dari Khazar, suku ketiga
belas. Bahkan, beliau dengan terang-terangan menyerang pendapat yang mengatakan
bahwa orang-orang Yahudi sekarang adalah pelarian dari kabilah yang konsisten
pada Taurat. Tentu saja pendapatnya tersebut sekaligus membantah cerita atau
dongeng tentang kaum Yahudi sebagai bangsa pilihan.
William G. Car, dalam bukunya Bebatuan di Papan Catur,
mengatakan, "Mulailah etnis selain Semit, Turki dan Finlandia, mengirimkan
utusannya ke Eropa; (mereka) datang dari Asia sejak abad ke-1 M di sepanjang
perjalanan bumi yang terjadi di sebelah utara laut Caspienne (Qiswin/Khazar).
Sejarah mencatat bangsa-bangsa penyembah berhala itu bernama Khazar. Mereka
pernah tinggal di wilayah timur jauh Eropa. Disitu mereka membentuk kerajaan
Khazar yang kuat. Lalu mereka membentangkan kekuasaannya sedikit demi sedikit melalui
peperangan berkali-kali sehingga, pada akhir abad ke-2 M, mereka mampu
menguasai sejumlah besar wilayah di Eropa Timur atau sebelah barat gunung Qural
dan sebelah utara Laut Hitam. Ketika itu, orang-orang Khazar lebih suka memilih
agama Yahudi ketimbang agama Kristen atau Islam. Mereka dirikan gereja dan
sekolah-sekolah untuk mengajarkan dan mengembangkan ajaran Yahudi di seluruh
pelosok wilayah kerajaan atau kekuasaannya. Di puncak kekuasaan dan
kekuatannya, pemerintah Yahudi Khazar menarik upeti secara paksa dari dua puluh
lima bangsa. Saking kuatnya, pemerintah Khazar mampu bertahan dalam
kekuasaannya selama hampir lima ratus tahun. Akhirnya, pemerintahan yang kuat
itu jatuh di akhir abad ke-13 M di tangan pemerintahan Rusia yang menyerang
mereka dari sebelah utara. Praktis jiwa pemberontakan berpindah dari
pemerintahan Khazar Yahudi ke tangan pemerintahan Rusia. Pemberontakan mereka
berlanjut sampai terjadi Pemberontakan Merah pada tahun 1917. Serangan prajurit
Khazar Yahudi pada awal abad ke-13 M menjelaskan kepada kita bahwa orang-orang
yang kita sebut sebagai orang-orang Yahudi itu telah menetap secara praktis
dalam pemerintahan Komunis Rusia." (Demikian William G. Car).
Sementara itu, Profesor Abraham dalam bukunya yang sangat
bagus tentang Khazariya, yang diterbitkan dan disebarluaskan dalam bahasa
Ibrani untuk pertama kali pada tahun 1944 di Tel Aviv, mengatakan, "Bangsa
Yahudi (Khazari) itu dapat kita anggap sebagai inti (cikal bakal) bagi
pendudukan Yahudi terbesar di wilayah timur Eropa. Sesunguhnya silsilah
keturunan penduduk ini- yakni, mereka yang menetap di tempat asalnya dan mereka
yang hijrah ke Amerika Serikat, serta yang berpindah ke negara-negara lainnya,
ditambah lagi dengan mereka yang pergi ke Israil-semuanya, pada saat sekarang,
telah membentuk mayoritas kaum Yahudi di dunia. Realitas menyatakan bahwa
mayoritas terbesar orang-orang Yahudi di seluruh dunia, pada saat sekarang ini,
berasal dari sebelah timur Eropa, oleh karena itu, sangat boleh jadi bahwa
kebanyakan mereka atau bahkan semuanya berasal dari Yahudi Khazar (Caspienne).
Ini berarti bahwa nenek moyang mereka bukan dari Urdun (Ardan), melainkan dari
Sungai Volga (Al-Fulja). Mereka juga bukan berasal dari tanah Kan'an (Mesir).
Mereka berasal dari Kaukasia yang sejak dulu diyakini sebagai tempat kelahiran
ras Aria. Dari segi struktur keturunan, mereka lebih dekat ke kabilah Hon,
Uigur dan Magyar, ketimbang kabilah keurunan Nabi Ibrahim, Ishaq dan
Ya'qub."
Bangsa Khazar dan
Bizantium
Kekuasaan bangsa Khazar terhadap sebagian besar wilayah Krim bermula pada akhir tahun 600-an. Pada pertengahan 700-an bangsa Goth Krim yang pemberontak
ditaklukkan dan kota mereka, Doros ( Mangup-Kale modern) diduduki. Seorang tudun Khazar merupakan penduduk di Cherson pada tahun 690-an, meskipun kenyataannya kota ini secara nominal takluk kepada Kekaisaran Bizantium.
Mereka juga diketahui bersekutu dengan Kekaisaran Bizantium selama sekurang-kurangnya bagian dari tahun 700-an. Pada 704/705Yustinianus II, yang hidup di pembuangan di Cherson, melarikan diri ke
wilayah Khazar dan menikahi saudara perempuan Khagan waktu itu, Busir. Dengan pertolongan
istrinya, ia melarikandiri dari Busir, yang sedang menyusun intrik dengan Tiberius III yang merebut kekuasaan, membunuh dua pejabat Khazar dalam prosesnya. Ia
melarikandiri ke Bulgaria, yang pemimpinnya, Khan Tervel menolongnya merebut kembali takhtanya. Bangsa Khazar belakangan memberikan
bantuan kepada jenderal pemberontak Bardanes, yang merebut takhta pada
711 sebagai Kaisar Filipikus.
Kaisar Bizantium Leo III menikahkan anaknya, Konstantin (belakangan Konstantin V Kopronimus) dengan putrid Khazar Tzitzak (anak Khagan Bihar) sebagai bagian dari persekutuan antara kedua imperium. Tzitzak, yang
dibaptiskan dengan nama Irene, belakangan terkenal
karena pakaian pernikahannya, yang merupakan awal dari keranjingan fesyen di
Konstantinopel untuk jenis jubah (untuk laki-laki) yang disebut tzitzakion.
Anak mereka Leo (Leo IV) belakangan lebih dikenal
sebagai "Leo si orang Khazar".
Perang Khazar-Arab
Permusuhan pecah kembali dengan Kekhalifahan pada 710-an, dengan serangan bolak-balik melintasi pegunungan Kaukasus namun hanya
sedikit pertempuran yang menentukan.. Bangsa Khazar, yang dipimpin oleh seorang
pangeran bernama Barjik, menyerang Iran barat laut dan mengalahkan pasukan-pasukan Umayyah di Ardebil pada 730, membunuh panglima Arab al-Djarrah al-Hakami dan untuk sementara waktu menduduki kotanya. Tahun berikutnya mereka
dikalahkan di Mosul; di sana Barjik memimpin
pasukan-pasukan Khazar dari sebuah singgasana yang bagian atasnya dipasangi
kepala al-Djarrah yang dipenggal, dan Barjik terbunuh. Pasukan-pasukan Arab
mula-mula dipimpin oleh pangeran Arab Maslamah ibn Abd al-Malik dan kemudian oleh Marwan ibn Muhammad (belakangan Khalifah Marwan II) menyerbu melintasi Kaukasus dan akhirnya (pada 737) mengalahkan suatu pasukan Khazar yang dipimpin oleh Hazer Tarkhan, yang untuk waktu singkat menduduki Atil sendiri dan kemungkinan
memaksa Khagan untuk memeluk Islam. Ketidakstabilan rezim Umayyah tidak
memungkinkan pendudukan yang permanen di situ; pasukan-pasukan Arab menarik
diri dan kemerdekaan Khazar kembali ditegakkan. Ada spekulasi bahwa pemelukan Yudaisme (yang secara teoretis diduga terjadi sekitar 740) merupakan bagian dari penegakan kembali kemerdekaan ini.
Klaim bangsa Khazar juga telah menjadi katalis bagi
anti-semitisme negara di Uni Soviet dan pembenaran untuk melakukan penaklukan
oleh kaum nasionalis Rusia.
Sumber; Wikipedia: Bangsa Khazar...
Kaum Khazar ini telah menganut agama Yudaisma yaitu agama yang dianut oleh bangsa Yahudi.Mereka telah bertukar agama dan telah menjadi Yahudi, namun mereka bukanlah Bani Israel dan mereka bukan keturunan Nabi Ibrahim AS dan Bani Yakub AS. Mereka orang-orang Eropa yang telah bertukar agama dan menjadi Yahudi yang dinamakan juga Yahudi Eropa. Dalam sebuah buku yang berjudul “The Thirteenth Trib” oleh seorang ahli sejarah Hungary dijelaskan bahwa Yahudi Eropa dianggap sebagai keturunan Bani Israel yang ke 13, sebab Bani Israel yang asli hanya ada 12 kaum/suku. Jadi kaum Yahudi sekarang mayoritas campuran dari kaum Khazar mereka biasa disebut Yahudi Askenazi. Sebagian Yahudi Khazar ini telah bertukar agama dari Yahudi menjadi Kristiani. Di antara Khazar Yahudi dan Khazar Kristiani ini sering terjadi perselisihan dan mereka tidak saling menyukai. Kemudian pada suatu saat mereka bersekutu, mereka membentuk dan menciptakan suatu pergerakan yang dinamakan pergerakan Zionisme.Jadi Yakjuj dan Makjuj telah muncul dalam persekutuan Judeo Kristian Zionis (Kristian Zionis Eropa).
Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari fitnah akhir zaman.............. amiiinn..
BalasHapus