Mereka mengalirkan uang kepada "jongos-jongosnya" tersebut untuk menjaga kepentingan mereka bahkan mempengaruhi kebijakan pemerintah Indonesi. Dan jikapun ada keinginan dari seorang Prabowo Subianto untuk mengambil alih kekuasaan dari Sang Mertua, mungkin tidak terlalu sulit, karena dia memiliki pasukan besar yang loyal terhadapnya maupun pada Sang Mertua. Namun sebaliknya, Sang Mertua justru menganggapnya seorang pengkhianat, mengusirnya bahkan memisahkan dengan istrinya. Apakah Sang Mertua menerima hasutan dari para jendral yang iri dan dengki kepadanya karena "keajaiban" karier militernya, karena dendam masa lalunya atau karena arogansinya dia seorang mantu presiden ataukah karena kedekatannya dengan para tokoh reformis saat itu? Tapi yang jelas mereka dan pihak asing (zionisme) tidak menginginkan dia muncul sebagai pewaris tahta dari rezim yang berkuasa.
Sebelum terjadinya kerusuhan Mei 1998, didahului oleh krisis
ekonomi di dunia 1996/1997. Krisis ekonomi melanda Asia dan kawasan Asia
Tenggara. Sebelum merembet ke Indonesia,
krisis ekonomi yang terparah di Asia Tenggara terlebih dahulu melanda Negara
Thailand. Namun Thailand dapat mereka
bantu melalui donator riba nya yaitu IMF dengan catatan Thailand harus
mengikuti kebijakannya dan menjadi bagian dari mereka. Dan akhirnya juga melanda Indonesia. Soeharto yang awalnya bagian dari
mereka, kemudian dilengserkan di dahului
dengan gejolak ekonomi yang disponsori oleh IMF. Lewat perjanjian dengan IMF, mereka meminta subsidi BBM di cabut
(agar supaya pasar BBM mereka mengusai Indonesia), membatalkan kebijakan mobil
nasional/MOBNAS (Indonesia termasuk pangsa mobil terbesar bahkan ditentang
keras dan diprotes melalui WTO), menutup pabrik pesawat yang dirintis BJ.
Habibi (mengkhawatirkan mereka suau saat Indonesia akan mampu membuat pesawat
tempur sendiri) dan mengarahkan Indonesia ke liberalisasi dalam segala bidang
(saat ini kita sudah merasakan liberalisme sudah merasuki sendi-sendi kehidupan
kita seperti demokrasi/politik, perdagangan, ekonomi bahkan agama Islampun
sedang terancam dengan arus liberalisasi ini) .
Namun penutupan pabrik pesawat terbang ini ditentang B.J Habibi, bahkan
antara Suharto dan Habibi terjadi perselisihan, puncaknya ketika Suharto turun
dari jabatan dan digantikan oleh B.J Habibi dan ini dianggap sebuah
pengkhianatan B.J Habibi terhadap Keluarga Cendana karena menurut mereka
harusnya B.J Habibi juga meninggalkan jabatan sebagai Wakil Presiden. Demi mempertahankan pabrik pesawat terbang
PT. DI, B.J Habibi menolaknya. Namun
demikian B.J Habibi juga dapat diturunkan melalui tangan-tangan mereka di
parlemen, pertanggungjawaban BJ Habibi sebagai presiden menggantikan Soeharto di tolak. Jadi mereka tidak menyukai kebijakan tentang Subsidi BBM, mobil nasional dan industry pesawat terbang
yang jelas merugikan mereka, di mana Indonesia termasuk pangsa pasar terbesar
di dunia kemudian diikuti gejolak sosial, terjadinya kerusuhan di
mana-dimana. Mereka menghancurkan
ekonomi Indonesia karena Soeharto dianggap sudah tidak menguntungkan mereka
lagi. Dengan demikian, jelaslah pemicu
kerusuhan Mei 1998 adalah kaum zionis melalui IMFnya yang mengakibatkan
kehancuran ekonomi Indonesia, dan menimbulkan gejolak social serta
kerusuhan. Kenapa Soeharto yang
mempunyai kekuasaan dengan otoriter, tidak mempertahankan kekuasaannya pada hal
dia menguasai tentara dan polisi ? Jawabannya adalah karena kaum zionis tidak
menghendaki Soeharto lagi dan Soeharto harus turun dari jabatannya. Dan ketika Soeharto sudah mau turun dari
jabatan, pihak zionis pasti sudah merencanakan dan mesetting tentang pergantian
dari rezim ORBA ke rezim baru yaitu rezim reformasi. Namun sebenarnya, rezim reformasi hanya
jualan mereka dan kelompok yang mengaku reformis, hanya sebagai kedok. Tapi tujuan mereka sebenarnya adalah
menjadikan Indonesia sebagai Negara liberalisasi dalam segala bidang.
Sebagai umat Islam, Allah SWT dalam
Al Qur'an telah memperingatkan kita tentang Zionisme yaitu persekutuan Yahudi
dan Nasrani.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ
ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ
ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya: Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (Q.S. Al Baqarah 2 : 120)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ
وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ وَمَن
يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ
ٱلظَّٰلِمِينَ
Artimya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
lalim (Q.S Al Maidah 5 : 51)
Tidak semua Yahudi dan Nasrani yang
jahat dan suka dengan penindasan. Namun merekalah kaum Zionisme yaitu
persekutuan Yahudi dan Nasrani (Eropa Barat yang berpusat di Vatikan Roma) yang
merusak dan menindas baik menindas secara pisik, peradaban manusia dan aqidah
umat muslim. Merekalah yang
mengendalikan dan menguasai dunia, merekalah yang menguasai kekayaan alam
Negara lain dengan menghalakan segala cara, termasuk dengan membunuh dan
menghancurkan Negara lain dengan invasi militer. Bagi kaum muslim yang mengikuti cara mereka,
bersekutu dengan mereka, menjadikan mereka sebagai pemimpin bahkan ikut serta
dalam menindas maka sesungguhnya kaum muslim tersebut sudah menjadi bagian dari
mereka.
Siapa 'aktor" atau
"pemain" yang menjadi jongos mereka dalam kerusuhan Mei1998 untuk melaksanakan kepentingan dan
tujuan mereka tersebut ?
Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh kontraversi yang sering
disebut-sebut dalam peristiwa Mei 1998.
Dia adalah mantan mantu Presiden Soeharto waktu itu. Dia adalah seorang yang berotak cerdas dan
memiliki loyalitas yang tinggi baik terhadap bawahan maupun atasannya. Dia memiliki karier militer yang sangat
cemerlang bahkan dalam waktu usia muda (46thn) sudah menyandang bintang satu,
dan dia dijuluki "the rising
star". Hal ini menimbulkan
kecemburuan sosial, iri dan dengki bagi sebagain perwira
TNI lainnya, bahkan mereka beranggapan karena dia menjadi mantu presiden yang menyebabkan kariernya
melejit. Rasanya tidak mungkin jika
seorang presiden mengambil seorang mantu yang tidak memiliki kelebihan atau
kecerdasan serta loyalitas yang tinggi.
Pada tahun 1983, Prabowo,
menurut Sintong
Panjaitan, terlibat perselisihan dengan beberapa
jenderal yang dianggap akan mengkudeta Suharto. Sampai pada akhirnya pada bulan
Maret 1983, di Datasaemen 81, Prabowo diceritakan mencoba melakukan upaya
penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani yang diduga hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soeharto, namun upaya
ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den
81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Mayor Luhut memerintahkan pembatalan aksi
tersebut dan memerintahkan agar senjata dan alat komunikasi diamankan. Ancaman
kudeta tersebut akhirnya tidak terbukti, dan Prabowo dianggap dalam keadaan
stress dan diberikan cuti
Pada tahun 1988, Prabowo kembali berhadapan dengan LB
Moerdani. Menurut cerita versi Kivlan Zen,
menjelang Sidang Umum MPR/RI pada tahun 1988, beredar kabar bahwa LB Moerdani
akan memanfaatkan posisinya sebagai Panglima ABRI
untuk mendapat dukungan dari Fraksi ABRI agar bisa maju menjadi Wakil Presiden.
Prabowo Subianto segera melaporkan dugaan ini kepada Suharto. Suharto menerima
masukan ini dan mengganti Panglima ABRI dengan Jendral Try Soetrisno,
sehingga akhirnya jabatan Wakil Presiden jatuh ke tangan Soedharmono. Penggantian
LB Moerdhani memunculkan kekhawatiran kudeta. Maka menurut Kivlan Zen, Prabowo
menyiapkan 1 Batalyon Kopassus, Batalyon Infanteri
Linud 328,
Batalyon Infanteri 303, Batalyon Infanteri 321, Batalyon Infanteri 315. Satu batalyon umumnya berkekuatan
700 personel. Meskipun akhirnya kekhawatiran tersebut tidak terbukti, namun
memperlihatkan besarnya pengaruh Prabowo di ABRI dan terhadap keputusan seorang
Presiden Indonesia pada masa tersebut.
Jendral LB Moerdani salah satu
jendral yang menguasai intelenjen selain Ali Moertopo pada waktu itu terkenal
dengan loyalitas dan tanggung jawabnya terhadap anak buahnya. Bahkan kariernya di RPKAD terhenti karena perselisihan dengan Dan
RPKAD saat itu yang akan mengeluarkan dari satuan RPKAD prajurit yang terluka
atau cacat dalam penugasan. Moerdani mempertanyakan kelanjutan karier anak
buahnya nanti tetapi tidak mendapat tanggapan. Loyalitas kepada anak buah dan
penghargaan kepada prajurit yang berkorban demi bangsa dan negara ( mati
ataupun hidup dengan cacat fisik permanen )membuat Moerdani melepas "baret
merah" dan sejak saat itu keluar dari Cijantung, Moerdani tak mau lagi
mengenakan "baret merah" (hingga Sintong menjabat Danjen Kopassandha,
berhasil membujuknya memakai "baret merah" kembali ). Moerdani masuk
Kostrad dan oleh Letkol Ali Moertopo
ditugaskan sebagai perwira inteljen di Bangkok. Moerdani menjalin kontak dengan
Malaysia untuk menjembatani perdamaian. Karier inteljen dilanjutkan menjadi
atase di Korea. Setelah kejadian Malari, Moerdani dipanggil Soeharto
kembali ke Jakarta menjadi Brigjen untuk memegang komando inteljen. Penugasan
kontroversial adalah operasi terselubung menjelang Operasi Seroja.
Nama Moerdani terkenal saat berhasil membujuk pemerintah Kerajaan Thai
(yang beliau kenal saat menjadi perwira inteljen di Bangkok) untuk mengizinkan
operasi militer terhadap pesawat Woyla.
Kontroversi Moerdani dalam keterlibatannya dalam Peristiwa Tanjung Priok pernah membuat Moerdani diadili di mahkamah militer dalam skandal militer Indonesia di
kala rezim Orde Baru. Dalam buku 'Tragedi
Seorang Loyalis', saat menjabat Panglima ABRI Moerdani memberi komentar
mengenai bisnis anak-anak Soeharto. Soeharto marah dan mecopot jabatan
Moerdani. Dalam buku Sintong Panjaitan (komandan Den81 yang menyerbu Woyla),
disebutkan Kapten Prabowo Subianto (menantu Soeharto) pernah merencanakan menculik Moerdani
karena tuduhan makar. Prabowo Subianto tidak memberi komentar mengenai
peristiwa ini dalam bukunya. (Kutipan dari Wikiepedia)
Dengan loyalitas terhadap bawahannya, LB Moerdani sangat disegani
dan dihormati oleh bawahannya. Banyak
jendral-jendral didikannya yang selalu setia kepadanya antara lain Sintong,
Luhut P, Alm. Theo Syafei, Hendro P dan lain-lain yang justru sekarang menjadi
lawan politik Prabowo. Apakah ini
kebetulan atau karena perbedaan ideology politik ? Rasanya mustahil, kalau
tidak ada dendam masa lalu........
Sekarang kita kembali kepada peristiwa kerusuhan Mei 1998, apakah
terjadi secara spontan? Yang jelas
peristiwa kerusuhan Mei 1998 di mana terjadi pembakaran di mana-mana dan
memakan ribuan korban jiwa serta terjadi pemerkosaan terhadap etnis Tionghoa
adalah hal yang berbeda dengan peristiwa penculikan aktivis oleh aparat. Peristiwa penculikan para aktivis oleh aparat
di bawah garis komando, dan atas perintah pemegang tertinggi komando. Jadi
kalau dalam hal ini dimintai pertanggung jawaban, seharusnya para petinggi TNI
pada waktu itu harus bertanggung jawab, bukan hanya seorang Prabowo saja yang
harus bertanggung jawab. Di sini sudah
jelas terselubung dendam masa lalu, di mana pada masa lalu ada seorang bawahan
yang berpangkat Kapten (Prabowo) berani melawan seorang Jendral yang menguasai
intelejen (Alm. LB Moerdani) dan memiliki jendral-jendral didikannya yang loyal
kepadanya yang mana LB Moerdani dianggap mau mengambil alih kepemimpinan dari
tangan Seoharto.
Kesalahan dari seorang Prabowo Subianto adalah loyalitas dia yang bagian
dari masa lalu, bagian dari pada rezim yang berkuasa saat itu dan sebagai
mantan seorang mantu dari pemimpin rezim yang berkuasa pada masa lalu. Dan jauh hari dia memang tidak disukai atau
disenangi oleh pihak barat (zionis) sebagai penerus Soeharto karena kedekatan
dia terhadap pejabat atau pemimpin negara muslim (Arab) salah satunya Raja
Yordania sekarang. Dan ketika pihak
barat (zionis) sudah tidak menyukai kepemimpin Soeharto, terjadinya demonstrasi
di mana-mana menuntut turunnya Soeharto dari tahta kepresidennya, di sinilah
kepentingan zionis menyusup dengan memanfaatkan jongos-jongosnya antara lain
para pejabat TNI yang menguasai intelenjen, aktivis dan lembaga kajian seperti
CSIS. Dalam moment seperti inilah dendam masa lalu terlampiaskan, dengan
menghancurkan karier Prabowo Subianto yaitu dengan memanfaatkan dia sebagai
bagian dari rezim bahkan sebagai mantu dari penguasa rzim saat itu serta
rivalitas dia dengan Jendral Wiranto.
Sehingga sampai sekarangpun, orang akan memvonis bahwa dia adalah
sebagai pelaku dari kerusuhan Mei 1998 untuk mengambil alih kekuasaan. Dengan kata lain bahwa kerusuhan Mei 1998
adalah operasi intelejn yang disponsori oleh pihak asing (zionis).
CSIS merupakan lembaga kajian kebijakan pemerintah yang dimotori
jendral-jendral dan Tianghoa keturunan yang bergama Katholik, yang berafiliasi
dengan AS dan Vatikan Roma. Berdasarkan sumber Wikiepedia; Alm.
Moertopo Pada tahun 1971, bersama Soedjono Hoemardhani, asisten pribadi Soeharto, ia merintis pendirian CSIS (Centre for Strategic and
International Studies) yang merupakan lembaga
penelitian kebijakan pemerintahan. Pada tahun 1972, ia menerbitkan tulisan Dasar-dasar Pemikiran tentang Akselerasi
Modernisasi Pembangunan 25 Tahun yang selanjutnya diterima MPR sebagai strategi pembangunan jangka panjang (PJP (Kutipan wikiepedia)). Selama Soeharto berkuasa, CSIS salah
satu penopang kekuasaan Soeharto. Namun detik-detik turunnya Soeharto, justru
orang-orang di CSIS ikut menghujat dan meminta Soeharto turun dari jabatannya. Apakah CSIS ini...???
Berikut kita bahas CSIS ini, sumber
dikutip dari Wikie pedia :
Center for Strategic and International
Studies (CSIS)
adalah sebuah wadah pemikir untuk kebijakan luar negeri yang berbasis di Washington,
D.C., Amerika
Serikat. Pusat ini
didirikan pada 1964 oleh Admiral Arleigh Burke dan sejarahwan David
Manker Abshire,
mula-mula sebagai bagian dari Universitas
Georgetown. CSIS
adalah sebuah lembaga yang sepenuhnya mandiri dan bipartisan, yang melakukan
studi kebijakan dan analisis strategis tetang masalah-masalah politik, ekonomi,
dan keamanan. Presiden dan CEO CSIS sekarang adalah John Hamre, yang pernah menjabat sebagai Wakil
Menteri Pertahanan. Jabatan ini dipegangnya sejak April 2000.
Ketua Dewan Penyantunnya adalah Sam Nunn, mantan Senator Demokrat dari Georgia dan yang lama menjabat sebagai ketua Komite
Dinas Militer Senat Amerika Serikat. Dewan Penyantunnya terdiri dari banyak bekas
pejabat pemerintah senior termasuk Henry
Kissinger, Zbigniew Brzezinski, William Cohen, dan Brent
Scowcroft.
Kemudian
CSIS didirikan di Indonesia pada 1971. Lembaga ini adalah sebuah institusi independen dan bipartisan yang
melakukan penelitian kebijakan dan analisis strategis dalam politik, ekonomi,
dan keamanan. CSIS juga aktif terlibat dalam kerja sama internasional, termasuk
menjadi tuan rumah untuk Komite Nasional Indonesia untuk
Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Indonesian National Committee for Pacific Economic Cooperation - INCPEC)
untuk Dewan Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Pacific Economic Cooperation Council - PECC). CSIS juga merupakan salah
satu lembaga pendiri Dewan Kerja Sama Eropa Asia (Council for Asia Europe Cooperation - CAEC).
CSIS menerbitkan berbagai buku dan monograf penelitian dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, seperti The Indonesian Quarterly (sejak 1974), Analisis CSIS (sejak 1971). CSIS bekerja sama dengan Proyek Indonesia dari Universitas Nasional Australia (ANU) untuk menerbitkan dan mendistribusikan Bulletin of Indonesian Economic
Studies (BIES).
Lembaga ini memiliki sebuah perpustakaan yang berbasiskan topik yang
terbuka bagi umum dengan sekitar 50.000 judul buku dan banyak jurnal akademis,
serta pelayanan kliping surat kabar dari berbagai surat kabar nasional maupun regional.
Para
pendiri CSIS;
1. Alm Jendral Ali Moertopo
Pada tahun 1968, Ali menggagas peleburan partai-partai politik, yang saat itu sangat
banyak jumlahnya, menjadi beberapa partai saja agar lebih mudah dikendalikan dan salah satu
cara mengikis habis ideology Soekarno yang masih ada di dalam tubuh PDI (P). Hal ini kemudian terwujud pada tahun 1973 sewaktu semua partai melebur menjadi tiga partai: Golkar, PPP (penggabungan partai-partai berbasis Islam), dan PDI (penggabungan partai-partai berbasis nasionalis). Pada tahun 1971, bersama Soedjono Hoemardhani, asisten pribadi Soeharto, ia merintis pendirian CSIS (Centre for Strategic and
International Studies) yang merupakan lembaga
penelitian kebijakan pemerintahan. Pada tahun 1972, ia menerbitkan tulisan Dasar-dasar Pemikiran tentang Akselerasi
Modernisasi Pembangunan 25 Tahun yang selanjutnya diterima MPR sebagai strategi pembangunan jangka panjang (PJP)
2.
Josephus Gerardus Beek
lahir di Amsterdam, 12 Maret 1917 – meninggal di Jakarta, 17 September 1983 pada umur 66 tahun) adalah seorang pastor Yesuit (katolik Roma). Ia dikenal dengan panggilan Pater Beek.
Meskipun ia adalah seorang rohaniwan dan berkewarganegaraan asing, Pater
Beek lama bertugas di Indonesia. Ia turut ambil bagian dalam pembentukan
lembaga CSIS (Center for Strategic and International Studies) pada 1 September 1971. Ketika politik Indonesia dikuasai komunis, ia menggalang aliansi dengan TNI dan melahirkan struktur Sekretaris Bersama Golkar.
3. Harry Tjan Silalahi
Harry Tjan Silalahi (lahir Tjan Tjoen Hok)
lahir di Yogyakarta, 11 Februari 1934; umur 8Setelah Pemilu 1971, Harry tidak lagi giat di dunia kepartaian. Ia memilih kegiatan di Centre for Strategic and
International Studies dan Yayasan Pendidikan
Trisakti. Di yayasan Trisakti, awalnya Harry mengetuai bidang kemasyarakatan
sebelum akhirnya menjadi ketua yayasan Trisakti. Belakangan ia terpilih menjadi
anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan menjabat direktur CSIS. Di CSIS, Harry bersama kawan-kawannya
seperti Benny Moerdani, Sofyan Wanandi, Jusuf Wanandi, Pang Lay Kim memengaruhi
hampir semua kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Orde Baru0 tahun) adalah
seorang tokoh politik, tokoh awam Katolik.
4. Jusuf Wanandi
Dr. Jusuf Wanandi (lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, 15 Desember 1937; umur 76 tahun; terlahir dengan nama Liem Bian Kie) adalah politikus dan peneliti senior Indonesia. Kakak dari Sofjan Wanandi (pemilik bisnis Gemala Group) ini adalah salah satu
pendiri dan anggota Dewan Penyantun CSIS, Centre for Strategic and
International Studies, sebuah lembaga pemikir yang berperan aktif melahirkan berbagai gagasan yang menjadi kebijakan
pemerintah.
Jabatan yang pernah dipegang Jusuf Wanandi di antaranya adalah Anggota MPRS (1968-1972), Anggota MPR (1972-1977), Direktur Eksekutif CSIS (1986), dan Gubernur East-West
Centre, Honolulu, Hawaii, AS
Sudah jelas
bagi kita sekarang, bagaimana lembaga non pemerintah (NGO) sepertiLSM, lembaga
penelitian, dan aktivis di manfaatkan sebagai jongos-jongos pihak asing
(zionis), bekerja untuk menjaga kepentingan pihak asing (zonis) yaitu
mereka-mereka yang menerima bantuan dana maupun bantuan lainnya berupa
teknologi. Tidaklah mungkin mereka
memberikan bantuan tanpa mempunyai maksud dan kepentingan terselubung di
dalamnya. Dan tidaklah mungkin, KPK yang
saat ini justru "didewa-dewakan" masyarakat yang juga menerima bantuan
seperti teknologi penyadapan, mereka jadikan sebagai alat untuk menjaga
kepentingan mereka. Banyak
perusahaan-perusahaan asing (zionis) yang terindikasi penyuapan dan penggelapan
pajak seperti halnya dalam kasus Gayus Tambunan, justru tidak tersentuh KPK,
sebaliknya pejabat atau politisi yang "tidak bersih" yang mengganggu
kepentingannya melalaui penyadapannya dan memasok datanya ke KPK, dengan gampangnya
KPK menjebloskan kepenjara, salah satu contoh kasus Hadi P. dan LHI.
Setelah
jatuhnya rezim Soeharto (Orba) dan diikuti oleh penggantinya B.J
Habibi, munculah "era reformasi" yang dimotori mahasiswa dan aktivis-aktivis
muda 98. Ternyata kelahiran era reformasi ini hanya kedok, fakta
yang sebenarnya adalah liberalisasi karena proses reformasi ini telah disusupi oleh tangan-tangan zionis. Melalui LSM, aktivis, politisi, Lembaga
Survei, Konsultan Politik dan Lembaga
Penelitian merupakan agen-agen mereka yang telah mereka danai untuk menjaga
kepentingan mereka di Indonesia.
Reformasi yang digadang-gadang, ternyata liberalisasi dan tidak sesuai
dengan harapan masyarkat Indonesia yang mayoritas muslim. Lahirnya "era reformasi", menimbulakan
pertanyaan besar bagi kita ketika lembaga non pemerintah (NGO) USAID dari AS yang jelas
berafiliasi dengan barat (zionis) dijadikan konsultan demokrasi bahkan
diberikan tempat sebagai kantornya di gedung DPR yang terhormat. Apakah ini kebetulan ? Tidak.... ini adalah
bagian dari scenario mereka. Setiap
undang-undang yang dibuat oleh DPR "yang terhormat" bersama
pemerintah harus melalui konsultasi
dengan USAID. Hasilnya kita nikmati
sekarang yaitu L I B E R A L I S A S
I..................................................
Dikutip dari Wikiepedia: United States Agency for International Development disingkat USAID atau dalam bahasa Indonesia Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika adalah badan
independen dari pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk bidang ekonomi, pembangunan, dan
kemanusiaan untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung tujuan-tujuan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Misi di Indonesia
Misi USAID di Indonesia dikepalai oleh Direktur Misi (Mission Director) dan Wakil Direktur Misi (Deputy
Mission Director).
USAID ada di Indonesia dengan tujuan untuk membantu dalam mempercepat transisi demokrasi Indonesia melalui;
·
Masyarakat sipil dan perkembangan media
·
Penguatan institusi demokratis dan pencegahan dan minimalisasikan
kemungkinan konflik
·
USAID juga membantu kebijakan dan penyediaan konsultasi bagi institusi
insititusi ekonomi dan bantuan ekonomi lainnya yang mendukung pemulihan,
pertumbuhan ekonomi, dan menguatkan kemampuan ekonomi suatu daerah
(desentralisasi) di Indonesia.
Dalam mendukung proses desentralisasi daerah di Indonesia, program-program USAID antara lain mendukung perbaikan jasa pelayanan
lokal dan perencanaan budgeting pada sektor-sektor penanganan dan pengolahan
sumber daya alam dan kesehatan.
Untuk mengurangi ancaman konflik dan krisis di Indonesia yang terkait dengan kekerasan etnis dan agama, USAID menyediakan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi dan korban bencana
alam.
Aktivitas USAID juga memprioritaskan sektor kesehatan seperti ketahanan
hidup anak, keluarga berencana dan HIV/AIDS. Dalam mengimplemetasikan hal ini USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, Badan Badan Donor lainnya, dan Organisasi Indonesia dan Organisasi Internasional lainnya.
Pada "era reformasi" mulai dari Presiden Gusdur, Megawati dan SBY
justru memperkuat system yang telah mereka ciptakan, sekuler modern, system politik
dan demokrasi semakin liberal, korupsi yang sistematis, kapitalis merajalela,
Sistem keuangan dan perbankan yang berbasis riba menguasai ekonomi Indonesia,
utang Negara akibat system riba semakin menjerat Indonesia. Itulah sebabnya presiden-presiden yang
terpilih tetap merupakan bagian dari mereka karena mereka sudah menciptakan
system tersebut. Bahkan diera SBY cengkeramannya semakin kuat, kontrak karya
Freeport diperpanjang, blok migas yang baru seperti blok Mahakam mereka kuasai,
mayoritas perbankan dikuasai asing, barang-barang impor seperti tidak
terbendung sampai hal yang kecil seperti garam, bawang, cabe, buah-buahan dan
lain-lainnya sehingga menyebabkan masyarakt Indonesia menjadi masyarakat yang
konsumtif. Di era SBY kebebasan
merajalela dan pihak asing (zionis) ini
seperti majikan yang harus dikuti apa kemauannya. Rakyat Indonesia akan semakin
susah dan melarat, semakin tertindas, akan tetap miskin karena semua sumber
daya alamnya sudah mereka hisap, utang riba semakin melejit (hutang Indonesia
saat ini sudah mencapai 3000T lebih), perdagangan dikendalikan, nilai Rupiah
terhadap Dollar semakin melemah bahkan akan terus melemah, harga BBM akan terus
naik, budaya dan peradaban mereka semakin merusak akidah dan moral Bangsa
Indones yang mayoritas muslimia. Inilah yang terjadi di Indonesia saat ini,
tidak akan ada seorang pemimpinpun yang akan bisa menghancurkan system ini,
yang berani melawan kepentingan mereka, yang berani menentang kepentingan
sampai waktunya tiba, Allah SWT sendiri yang akan menghancurkannya.
Banyak pemimpin-pemimpin dunia yang
sudah mereka “hilangkan” jika melawan dan menentang kepentingan mereka, tidak mau tunduk pada mereka dan mengganggu
kepentingan mereka. Sejarah mencatat
bagaimana kekaisaran Tsar beserta keluarganya dihancurkan, pemimpin Arab Saudi
Raja Faisal “dihilangkan” karena mengorbankan perang jihad melawan Israel
(perang Arab-Israel), menolak petrodollar dan mengembargo minyak, dan pemimpin
Pakistan Zulfikar Alibhuto di habisi karena menolak Petrodollar dan mendukung
embargo minyak, pemimpin Venezuela Hugo Chavez dihabisi karena mencaplok
perusahaan minyak mereka dan menarik Venezuela keluar dari IMF.
Dalam PILPRES 2014 saat ini fitnah
dan hujatan bertebaran,dalam situasi tertentu pihak barat (zionis) dengan
menggunakan intelejennya gampang mengadu domba, memecah belah bangsa, bahkan
memecah umat Islam sendiri jika presiden yang akan terpilih tidak menguntung
mereka (zionis), dan yang akan menentang kepentingan mereka seperti halnya yang
terjadi di Mesir, Ukraina dan Venezuela saat ini.
Dalam PILPRES 2014 bertarung dua pasang capres dan cawapres,
yaitu Joko Widodo dan JK dari koalisi partai PDIP dengan Prabowo Subianto dan
Hatta Rajasa dari koalisi partai Gerindra.
Prabowo S. yang sudah melekat dengan stigma pelanggar HAM, tidak disukai
pihak asing (zionis) dan di dukung mayoritas partai Islam akan sulit memenangi
pertarungan tergantung lobi-lobi adiknya Hasym J. kepada pihak asing yang
notabene kongsi perusahaan konglo keluarga Roschildt (keturunan Yahudi). Dia akan memanfaatkan jalur keluarga
Roschildt untuk melobi pihak barat (zionis). Sebaliknya Joko Widodo-JK disukai
pihak asing (zionis) dan juga didukung oleh pentolan CSIS dan
"menariknya" , pasangan ini didukung oleh para jendral purnawirawan
loyalis Alm Jendral LB Moerdani yang menjadi musuh masa lalu Prabowo S. Kekhawatirkan kita jika pasangan ini
memenangkan pertarungan, LIBERALISASI akan terus berkembang, menguasai
sendi-sendi kehidupan kita, mengancam akidah kita, anak kita dan cucu kita
sebagai umat Islam. Di belakangnya berdiri CSIS yang berafiliasi ke Vatikan
Roma dan berpusat di AS, dibelakangnya berdiri Islam liberal dan Syiah, yang
akan berkembang pesat dengan dalil kebebasan bergama. Inilah yang dimanfaatkan
zionisme, dan tidak mungkin Indonesia akan seperti Mesir, Irak dan Suriah. Namun siapapun capres yang akan memimpin
bangsa Indonesia ini di masa yang akan datang, mustahil rasanya Indonesia
menuju yang lebih baik dan terlepas dari belenggu kepentingan asing (zionis). Fakta yang tidak bisa dielakan bahwa kedua
pasangan ini beserta orang-orang politik pendukungnya berlatar belakang pengusaha, kapitalis,
pendukung liberalisme dan bisa dipastikan akan bersentuhan dengan kepentingan
asing. Satu hal lagi, dalam system ini para CALEG dan CAPRES-CAWAPRES akan
menghabiskan uang Miliaran bahkan Triliunan rupiah untuk memperebutkan
kekuasaan. Apakah ini dilandasi dengan
ke ikhlasan ? Apakah ada yang
"menjamin" kalau mereka tidak korupsi untuk mengembalikan modal
kampanye mereka ? Jangan salah kan juga mereka yang korupsi, namun salahkan
system yang telah melahirkan para koruptor........ Sistem Dajjal berkedok
pencitraan namun sebenarnya tipu muslihat untuk menipu rakyat...Realitas ini
hanya dapat di lihat dengan mata hati kita dan pencitraan itu hanya kebohongan belaka demi mendapatkan
simpati dari mereka yang hanya melihat dengan kedua bola matanya tanpa dilandasi
keimanan, tanpa mereka sadari bahwa kita hidup diakhir zaman .....................
Dalam sebuah Hadist lain dijelaskan ”Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas
mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah
turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk
dari bangkai.” (HR.
Ath-Thabrani)
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh kamu sekalian
akan mengikuti sunah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan
sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka masuk ke dalam sarang biawak
kamu sekalian pun akan mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah!
Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Beliau menjawab: Lalu siapa lagi
selain mereka. (Shahih Muslim ). Wallahu'alam bish showab.....
Inilah fakta sejarah sebenarnya kerusuhan Mei 1998.... tidak ada maksud untuk mendukung salah satu capres, semoga kita dapat melihat dengan mata hati dan logika yang benar, bahwa ada sesuatu "kekuatan besar "yang tidak terlihat dengan mata kita dan mempunyai kepentingan besar di Indonesia yang terjadi pada peristiwa Mei 1998 dengan tujuan mengendalikan dunia dan Indonesia merupakan bagian dari dunia yang memiliki kepentingan strategis bagi mereka (Zionisme)... bahwa kita sedang menuju ke akhir zaman... bahwa kita sedang menanti huru-hara dan peperangan yang lebih besar dan ini pasti akan terjadi, Al Qur'an dan Hadist sudah memperingatkan kita, Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah akhir zaman ......... amiinnn..
BalasHapus