Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 10 Juni 2014

KONSPIRASI INTELEJEN-ZIONISME DI BALIK PERISTIWA MEI 1998




      
Peristiwa Mei 1998 merupakan peristiwa kelabu bagi bangsa Indonesia.  Peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia di mana terjadinya keruntuhan rezim ORBA yang telah berkuasa selama 30 tahun di bawah kepemimpin (Alm) Soeharto.  Menjelang detik-detik kejatuhan Soeharto, terjadilah peristiwa berdarah, pembakaran, pemerkosaan (terhadap etnis non pribumi) dan pembunuhan dalam kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998.  Menurut sebuah sumber, kerusuhan tersebut menelan korban jiwa ribuan yang tewas dalam aksi pembakaran masal.  Namun dalam rentetan peristiwa tersebut, adakah terjadi secara spontan atau sudah direncanakan ? Jika melihat aksinya secara masal, dapat dipastikan bahwa peristiwa ini bukanlah spontan, namun sudah direncanakan.  Namun siapakah "actor" yang bermain di belakang peristiwa tersebut ? Banyak orang menuduh antara Letjen Prabawo atau Jendral Wiranto saat itu.  Bahkan sebagian masyarakat sudah memvonis bahwa Prabowo Subianto lah otak pelaku dibelakang peristiwa tersebut .  Jika memang benar, apakah motifnya ingin mengambil kekuasaan (kudeta) dari mertuanya sendiri (Soeharto) ?? Jika ingin mengambil alih kekuasaan, adakah sudah mendapatkan "restu" dari pihak asing (zionisme), yang selama ini mengendalikan Indonesia bahkan dunia ?  Bukan rahasia umum bahwa ada "kekuatan besar" yang tidak terlihat (invisible hand) yang selama ini mengendalikan Indonesia melalui "jongos-jongosnya" yang ada di Indonesia dalam bentuk LSM, lembaga kajian, aktivis, politisi bahkan jendral TNI pun dapat dimanfaatkannya untuk kepentingan mereka. 
Mereka mengalirkan uang kepada "jongos-jongosnya" tersebut untuk menjaga kepentingan mereka bahkan mempengaruhi  kebijakan pemerintah Indonesi. Dan jikapun ada keinginan dari seorang Prabowo Subianto untuk mengambil alih kekuasaan dari Sang Mertua, mungkin tidak terlalu sulit, karena dia memiliki pasukan besar yang loyal terhadapnya maupun pada Sang Mertua.  Namun sebaliknya, Sang Mertua justru menganggapnya seorang pengkhianat, mengusirnya bahkan memisahkan dengan istrinya. Apakah Sang Mertua menerima hasutan dari para jendral yang iri dan dengki kepadanya karena "keajaiban" karier militernya, karena dendam masa lalunya atau karena arogansinya dia seorang mantu presiden ataukah karena kedekatannya dengan para tokoh reformis saat itu? Tapi yang jelas mereka dan pihak asing (zionisme) tidak menginginkan dia muncul sebagai pewaris tahta dari rezim yang berkuasa.
Sebelum terjadinya kerusuhan Mei 1998, didahului oleh krisis ekonomi di dunia 1996/1997. Krisis ekonomi melanda Asia dan kawasan Asia Tenggara.  Sebelum merembet ke Indonesia, krisis ekonomi yang terparah di Asia Tenggara terlebih dahulu melanda Negara Thailand.  Namun Thailand dapat mereka bantu melalui donator riba nya yaitu IMF dengan catatan Thailand harus mengikuti kebijakannya dan menjadi bagian dari mereka.  Dan akhirnya juga melanda Indonesia.  Soeharto yang awalnya bagian dari mereka, kemudian  dilengserkan di dahului dengan gejolak ekonomi yang disponsori oleh IMF. Lewat perjanjian dengan  IMF, mereka meminta subsidi BBM di cabut (agar supaya pasar BBM mereka mengusai Indonesia), membatalkan kebijakan mobil nasional/MOBNAS (Indonesia termasuk pangsa mobil terbesar bahkan ditentang keras dan diprotes melalui WTO), menutup pabrik pesawat yang dirintis BJ. Habibi (mengkhawatirkan mereka suau saat Indonesia akan mampu membuat pesawat tempur sendiri) dan mengarahkan Indonesia ke liberalisasi dalam segala bidang (saat ini kita sudah merasakan liberalisme sudah merasuki sendi-sendi kehidupan kita seperti demokrasi/politik, perdagangan, ekonomi bahkan agama Islampun sedang terancam dengan arus liberalisasi ini) .  Namun penutupan pabrik pesawat terbang ini ditentang B.J Habibi, bahkan antara Suharto dan Habibi terjadi perselisihan, puncaknya ketika Suharto turun dari jabatan dan digantikan oleh B.J Habibi dan ini dianggap sebuah pengkhianatan B.J Habibi terhadap Keluarga Cendana karena menurut mereka harusnya B.J Habibi juga meninggalkan jabatan sebagai Wakil Presiden.  Demi mempertahankan pabrik pesawat terbang PT. DI, B.J Habibi menolaknya.  Namun demikian B.J Habibi juga dapat diturunkan melalui tangan-tangan mereka di parlemen, pertanggungjawaban BJ Habibi sebagai presiden menggantikan  Soeharto di tolak.  Jadi mereka tidak menyukai  kebijakan tentang Subsidi BBM,  mobil nasional dan industry pesawat terbang yang jelas merugikan mereka, di mana Indonesia termasuk pangsa pasar terbesar di dunia kemudian diikuti gejolak sosial, terjadinya kerusuhan di mana-dimana.  Mereka menghancurkan ekonomi Indonesia karena Soeharto dianggap sudah tidak menguntungkan mereka lagi.  Dengan demikian, jelaslah pemicu kerusuhan Mei 1998 adalah kaum zionis melalui IMFnya yang mengakibatkan kehancuran ekonomi Indonesia, dan menimbulkan gejolak social serta kerusuhan.  Kenapa Soeharto yang mempunyai kekuasaan dengan otoriter, tidak mempertahankan kekuasaannya pada hal dia menguasai tentara dan polisi ? Jawabannya adalah karena kaum zionis tidak menghendaki Soeharto lagi dan Soeharto harus turun dari jabatannya.  Dan ketika Soeharto sudah mau turun dari jabatan, pihak zionis pasti sudah merencanakan dan mesetting tentang pergantian dari rezim ORBA ke rezim baru yaitu rezim reformasi.  Namun sebenarnya, rezim reformasi hanya jualan mereka dan kelompok yang mengaku reformis, hanya sebagai kedok.   Tapi tujuan mereka sebenarnya adalah menjadikan Indonesia sebagai Negara liberalisasi dalam segala bidang.
Sebagai umat Islam, Allah SWT dalam Al Qur'an telah memperingatkan kita tentang Zionisme yaitu persekutuan Yahudi dan Nasrani.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّۢ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya:  Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. Al Baqarah 2 : 120)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artimya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim (Q.S Al Maidah 5 : 51)
Tidak semua Yahudi dan Nasrani yang jahat dan suka dengan penindasan. Namun merekalah kaum Zionisme yaitu persekutuan Yahudi dan Nasrani (Eropa Barat yang berpusat di Vatikan Roma) yang merusak dan menindas baik menindas secara pisik, peradaban manusia dan aqidah umat muslim.  Merekalah yang mengendalikan dan menguasai dunia, merekalah yang menguasai kekayaan alam Negara lain dengan menghalakan segala cara, termasuk dengan membunuh dan menghancurkan Negara lain dengan invasi militer.  Bagi kaum muslim yang mengikuti cara mereka, bersekutu dengan mereka, menjadikan mereka sebagai pemimpin bahkan ikut serta dalam menindas maka sesungguhnya kaum muslim tersebut sudah menjadi bagian dari mereka.

Siapa 'aktor" atau "pemain" yang menjadi jongos mereka dalam kerusuhan  Mei1998 untuk melaksanakan kepentingan dan tujuan mereka tersebut ?

Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh kontraversi yang sering disebut-sebut dalam peristiwa Mei 1998.  Dia adalah mantan mantu Presiden Soeharto waktu itu.  Dia adalah seorang yang berotak cerdas dan memiliki loyalitas yang tinggi baik terhadap bawahan maupun atasannya.  Dia memiliki karier militer yang sangat cemerlang bahkan dalam waktu usia muda (46thn) sudah menyandang bintang satu, dan dia dijuluki  "the rising star".  Hal ini menimbulkan kecemburuan sosial, iri dan dengki  bagi sebagain perwira TNI lainnya, bahkan mereka beranggapan karena dia menjadi  mantu presiden yang menyebabkan kariernya melejit.  Rasanya tidak mungkin jika seorang presiden mengambil seorang mantu yang tidak memiliki kelebihan atau kecerdasan serta loyalitas yang tinggi.

Pada tahun 1983, Prabowo, menurut Sintong Panjaitan, terlibat perselisihan dengan beberapa jenderal yang dianggap akan mengkudeta Suharto. Sampai pada akhirnya pada bulan Maret 1983, di Datasaemen 81, Prabowo diceritakan mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral LB Moerdani yang diduga hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Soeharto, namun upaya ini digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Mayor Luhut memerintahkan pembatalan aksi tersebut dan memerintahkan agar senjata dan alat komunikasi diamankan. Ancaman kudeta tersebut akhirnya tidak terbukti, dan Prabowo dianggap dalam keadaan stress dan diberikan cuti
Pada tahun 1988, Prabowo kembali berhadapan dengan LB Moerdani. Menurut cerita versi Kivlan Zen, menjelang Sidang Umum MPR/RI pada tahun 1988, beredar kabar bahwa LB Moerdani akan memanfaatkan posisinya sebagai Panglima ABRI untuk mendapat dukungan dari Fraksi ABRI agar bisa maju menjadi Wakil Presiden. Prabowo Subianto segera melaporkan dugaan ini kepada Suharto. Suharto menerima masukan ini dan mengganti Panglima ABRI dengan Jendral Try Soetrisno, sehingga akhirnya jabatan Wakil Presiden jatuh ke tangan Soedharmono. Penggantian LB Moerdhani memunculkan kekhawatiran kudeta. Maka menurut Kivlan Zen, Prabowo menyiapkan 1 Batalyon Kopassus, Batalyon Infanteri Linud 328, Batalyon Infanteri 303, Batalyon Infanteri 321, Batalyon Infanteri 315. Satu batalyon umumnya berkekuatan 700 personel. Meskipun akhirnya kekhawatiran tersebut tidak terbukti, namun memperlihatkan besarnya pengaruh Prabowo di ABRI dan terhadap keputusan seorang Presiden Indonesia pada masa tersebut.
Jendral LB Moerdani salah satu jendral yang menguasai intelenjen selain Ali Moertopo pada waktu itu terkenal dengan loyalitas dan tanggung jawabnya terhadap anak buahnya.  Bahkan kariernya di RPKAD terhenti karena perselisihan dengan Dan RPKAD saat itu yang akan mengeluarkan dari satuan RPKAD prajurit yang terluka atau cacat dalam penugasan. Moerdani mempertanyakan kelanjutan karier anak buahnya nanti tetapi tidak mendapat tanggapan. Loyalitas kepada anak buah dan penghargaan kepada prajurit yang berkorban demi bangsa dan negara ( mati ataupun hidup dengan cacat fisik permanen )membuat Moerdani melepas "baret merah" dan sejak saat itu keluar dari Cijantung, Moerdani tak mau lagi mengenakan "baret merah" (hingga Sintong menjabat Danjen Kopassandha, berhasil membujuknya memakai "baret merah" kembali ). Moerdani masuk Kostrad dan oleh Letkol Ali Moertopo ditugaskan sebagai perwira inteljen di Bangkok. Moerdani menjalin kontak dengan Malaysia untuk menjembatani perdamaian. Karier inteljen dilanjutkan menjadi atase di Korea. Setelah kejadian Malari, Moerdani dipanggil Soeharto kembali ke Jakarta menjadi Brigjen untuk memegang komando inteljen. Penugasan kontroversial adalah operasi terselubung menjelang Operasi Seroja. Nama Moerdani terkenal saat berhasil membujuk pemerintah Kerajaan Thai (yang beliau kenal saat menjadi perwira inteljen di Bangkok) untuk mengizinkan operasi militer terhadap pesawat Woyla.
Kontroversi Moerdani dalam keterlibatannya dalam Peristiwa Tanjung Priok pernah membuat Moerdani diadili di mahkamah militer dalam skandal militer Indonesia di kala rezim Orde Baru.  Dalam buku 'Tragedi Seorang Loyalis', saat menjabat Panglima ABRI Moerdani memberi komentar mengenai bisnis anak-anak Soeharto. Soeharto marah dan mecopot jabatan Moerdani. Dalam buku Sintong Panjaitan (komandan Den81 yang menyerbu Woyla), disebutkan Kapten Prabowo Subianto (menantu Soeharto) pernah merencanakan menculik Moerdani karena tuduhan makar. Prabowo Subianto tidak memberi komentar mengenai peristiwa ini dalam bukunya. (Kutipan dari Wikiepedia)
Dengan loyalitas terhadap bawahannya, LB Moerdani sangat disegani dan dihormati oleh bawahannya.  Banyak jendral-jendral didikannya yang selalu setia kepadanya antara lain Sintong, Luhut P, Alm. Theo Syafei, Hendro P dan lain-lain yang justru sekarang menjadi lawan politik Prabowo.  Apakah ini kebetulan atau karena perbedaan ideology politik ? Rasanya mustahil, kalau tidak ada dendam masa lalu........
Sekarang kita kembali kepada peristiwa kerusuhan Mei 1998, apakah terjadi secara spontan?  Yang jelas peristiwa kerusuhan Mei 1998 di mana terjadi pembakaran di mana-mana dan memakan ribuan korban jiwa serta terjadi pemerkosaan terhadap etnis Tionghoa adalah hal yang berbeda dengan peristiwa penculikan aktivis oleh aparat.  Peristiwa penculikan para aktivis oleh aparat di bawah garis komando, dan atas perintah pemegang tertinggi komando. Jadi kalau dalam hal ini dimintai pertanggung jawaban, seharusnya para petinggi TNI pada waktu itu harus bertanggung jawab, bukan hanya seorang Prabowo saja yang harus bertanggung jawab.  Di sini sudah jelas terselubung dendam masa lalu, di mana pada masa lalu ada seorang bawahan yang berpangkat Kapten (Prabowo) berani melawan seorang Jendral yang menguasai intelejen (Alm. LB Moerdani) dan memiliki jendral-jendral didikannya yang loyal kepadanya yang mana LB Moerdani dianggap mau mengambil alih kepemimpinan dari tangan Seoharto.
Kesalahan dari seorang Prabowo Subianto adalah loyalitas dia yang bagian dari masa lalu, bagian dari pada rezim yang berkuasa saat itu dan sebagai mantan seorang mantu dari pemimpin rezim yang berkuasa pada masa lalu.  Dan jauh hari dia memang tidak disukai atau disenangi oleh pihak barat (zionis) sebagai penerus Soeharto karena kedekatan dia terhadap pejabat atau pemimpin negara muslim (Arab) salah satunya Raja Yordania sekarang.  Dan ketika pihak barat (zionis) sudah tidak menyukai kepemimpin Soeharto, terjadinya demonstrasi di mana-mana menuntut turunnya Soeharto dari tahta kepresidennya, di sinilah kepentingan zionis menyusup dengan memanfaatkan jongos-jongosnya antara lain para pejabat TNI yang menguasai intelenjen, aktivis dan lembaga kajian seperti CSIS. Dalam moment seperti inilah dendam masa lalu terlampiaskan, dengan menghancurkan karier Prabowo Subianto yaitu dengan memanfaatkan dia sebagai bagian dari rezim bahkan sebagai mantu dari penguasa rzim saat itu serta rivalitas dia dengan Jendral Wiranto.  Sehingga sampai sekarangpun, orang akan memvonis bahwa dia adalah sebagai pelaku dari kerusuhan Mei 1998 untuk mengambil alih kekuasaan.  Dengan kata lain bahwa kerusuhan Mei 1998 adalah operasi intelejn yang disponsori oleh pihak asing (zionis).
CSIS merupakan lembaga kajian kebijakan pemerintah yang dimotori jendral-jendral dan Tianghoa keturunan yang bergama Katholik, yang berafiliasi dengan AS dan Vatikan Roma.  Berdasarkan sumber Wikiepedia; Alm. Moertopo Pada tahun 1971, bersama Soedjono Hoemardhani, asisten pribadi Soeharto, ia merintis pendirian CSIS (Centre for Strategic and International Studies) yang merupakan lembaga penelitian kebijakan pemerintahan. Pada tahun 1972, ia menerbitkan tulisan Dasar-dasar Pemikiran tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun yang selanjutnya diterima MPR sebagai strategi pembangunan jangka panjang (PJP (Kutipan wikiepedia)).  Selama Soeharto berkuasa, CSIS salah satu penopang kekuasaan Soeharto. Namun detik-detik turunnya Soeharto, justru orang-orang di CSIS ikut menghujat dan meminta Soeharto turun dari jabatannya.  Apakah CSIS ini...???
Berikut kita bahas CSIS ini, sumber dikutip dari Wikie pedia :
Center for Strategic and International Studies (CSIS) adalah sebuah wadah pemikir untuk kebijakan luar negeri yang berbasis di Washington, D.C., Amerika Serikat. Pusat ini didirikan pada 1964 oleh Admiral Arleigh Burke dan sejarahwan David Manker Abshire, mula-mula sebagai bagian dari Universitas Georgetown. CSIS adalah sebuah lembaga yang sepenuhnya mandiri dan bipartisan, yang melakukan studi kebijakan dan analisis strategis tetang masalah-masalah politik, ekonomi, dan keamanan. Presiden dan CEO CSIS sekarang adalah John Hamre, yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Jabatan ini dipegangnya sejak April 2000.
Ketua Dewan Penyantunnya adalah Sam Nunn, mantan Senator Demokrat dari Georgia dan yang lama menjabat sebagai ketua Komite Dinas Militer Senat Amerika Serikat. Dewan Penyantunnya terdiri dari banyak bekas pejabat pemerintah senior termasuk Henry Kissinger, Zbigniew Brzezinski, William Cohen, dan Brent Scowcroft.
Kemudian CSIS didirikan di Indonesia pada 1971. Lembaga ini adalah sebuah institusi independen dan bipartisan yang melakukan penelitian kebijakan dan analisis strategis dalam politik, ekonomi, dan keamanan. CSIS juga aktif terlibat dalam kerja sama internasional, termasuk menjadi tuan rumah untuk Komite Nasional Indonesia untuk Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Indonesian National Committee for Pacific Economic Cooperation - INCPEC) untuk Dewan Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Pacific Economic Cooperation Council - PECC). CSIS juga merupakan salah satu lembaga pendiri Dewan Kerja Sama Eropa Asia (Council for Asia Europe Cooperation - CAEC).
CSIS menerbitkan berbagai buku dan monograf penelitian dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, seperti The Indonesian Quarterly (sejak 1974), Analisis CSIS (sejak 1971). CSIS bekerja sama dengan Proyek Indonesia dari Universitas Nasional Australia (ANU) untuk menerbitkan dan mendistribusikan Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES).
Lembaga ini memiliki sebuah perpustakaan yang berbasiskan topik yang terbuka bagi umum dengan sekitar 50.000 judul buku dan banyak jurnal akademis, serta pelayanan kliping surat kabar dari berbagai surat kabar nasional maupun regional.
Para pendiri CSIS;
1.  Alm Jendral Ali Moertopo
Pada tahun 1968, Ali menggagas peleburan partai-partai politik, yang saat itu sangat banyak jumlahnya, menjadi beberapa partai saja agar lebih mudah dikendalikan dan salah satu cara mengikis habis ideology Soekarno yang masih ada di dalam tubuh PDI (P). Hal ini kemudian terwujud pada tahun 1973 sewaktu semua partai melebur menjadi tiga partai: Golkar, PPP (penggabungan partai-partai berbasis Islam), dan PDI (penggabungan partai-partai berbasis nasionalis).  Pada tahun 1971, bersama Soedjono Hoemardhani, asisten pribadi Soeharto, ia merintis pendirian CSIS (Centre for Strategic and International Studies) yang merupakan lembaga penelitian kebijakan pemerintahan. Pada tahun 1972, ia menerbitkan tulisan Dasar-dasar Pemikiran tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun yang selanjutnya diterima MPR sebagai strategi pembangunan jangka panjang (PJP)
2.  Josephus Gerardus Beek
lahir di Amsterdam, 12 Maret 1917 – meninggal di Jakarta, 17 September 1983 pada umur 66 tahun) adalah seorang pastor Yesuit (katolik Roma). Ia dikenal dengan panggilan Pater Beek.
Meskipun ia adalah seorang rohaniwan dan berkewarganegaraan asing, Pater Beek lama bertugas di Indonesia. Ia turut ambil bagian dalam pembentukan lembaga CSIS (Center for Strategic and International Studies) pada 1 September 1971. Ketika politik Indonesia dikuasai komunis, ia menggalang aliansi dengan TNI dan melahirkan struktur Sekretaris Bersama Golkar.
3.  Harry Tjan Silalahi
Harry Tjan Silalahi (lahir Tjan Tjoen Hok) lahir di Yogyakarta, 11 Februari 1934; umur 8Setelah Pemilu 1971, Harry tidak lagi giat di dunia kepartaian. Ia memilih kegiatan di Centre for Strategic and International Studies dan Yayasan Pendidikan Trisakti. Di yayasan Trisakti, awalnya Harry mengetuai bidang kemasyarakatan sebelum akhirnya menjadi ketua yayasan Trisakti. Belakangan ia terpilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan menjabat direktur CSIS. Di CSIS, Harry bersama kawan-kawannya seperti Benny Moerdani, Sofyan Wanandi, Jusuf Wanandi, Pang Lay Kim memengaruhi hampir semua kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Orde Baru0 tahun) adalah seorang tokoh politik, tokoh awam Katolik.
4.  Jusuf Wanandi
Dr. Jusuf Wanandi (lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, 15 Desember 1937; umur 76 tahun; terlahir dengan nama Liem Bian Kie) adalah politikus dan peneliti senior Indonesia. Kakak dari Sofjan Wanandi (pemilik bisnis Gemala Group) ini adalah salah satu pendiri dan anggota Dewan Penyantun CSIS, Centre for Strategic and International Studies, sebuah lembaga pemikir yang berperan aktif melahirkan berbagai gagasan yang menjadi kebijakan pemerintah.
Jabatan yang pernah dipegang Jusuf Wanandi di antaranya adalah Anggota MPRS (1968-1972), Anggota MPR (1972-1977), Direktur Eksekutif CSIS (1986), dan Gubernur East-West Centre, Honolulu, Hawaii, AS

Sudah jelas bagi kita sekarang, bagaimana lembaga non pemerintah (NGO) sepertiLSM, lembaga penelitian, dan aktivis di manfaatkan sebagai jongos-jongos pihak asing (zionis), bekerja untuk menjaga kepentingan pihak asing (zonis) yaitu mereka-mereka yang menerima bantuan dana maupun bantuan lainnya berupa teknologi.  Tidaklah mungkin mereka memberikan bantuan tanpa mempunyai maksud dan kepentingan terselubung di dalamnya.  Dan tidaklah mungkin, KPK yang saat ini justru "didewa-dewakan" masyarakat yang juga menerima bantuan seperti teknologi penyadapan, mereka jadikan sebagai alat untuk menjaga kepentingan mereka.  Banyak perusahaan-perusahaan asing (zionis) yang terindikasi penyuapan dan penggelapan pajak seperti halnya dalam kasus Gayus Tambunan, justru tidak tersentuh KPK, sebaliknya pejabat atau politisi yang "tidak bersih" yang mengganggu kepentingannya melalaui penyadapannya dan memasok datanya ke KPK, dengan gampangnya KPK menjebloskan kepenjara, salah satu contoh kasus Hadi P. dan LHI.
Setelah jatuhnya rezim Soeharto (Orba) dan diikuti oleh penggantinya B.J Habibi, munculah "era reformasi" yang dimotori mahasiswa dan aktivis-aktivis muda 98.  Ternyata  kelahiran era reformasi ini hanya kedok, fakta yang sebenarnya adalah liberalisasi karena proses reformasi ini  telah disusupi oleh tangan-tangan zionis.  Melalui LSM, aktivis, politisi, Lembaga Survei, Konsultan Politik  dan Lembaga Penelitian merupakan agen-agen mereka yang telah mereka danai untuk menjaga kepentingan mereka di Indonesia.  Reformasi yang digadang-gadang, ternyata liberalisasi dan tidak sesuai dengan harapan masyarkat Indonesia yang mayoritas muslim.  Lahirnya "era reformasi", menimbulakan pertanyaan besar bagi kita ketika lembaga non pemerintah (NGO) USAID dari AS yang jelas berafiliasi dengan barat (zionis) dijadikan konsultan demokrasi bahkan diberikan tempat sebagai kantornya di gedung DPR yang terhormat.  Apakah ini kebetulan ? Tidak.... ini adalah bagian dari scenario mereka.  Setiap undang-undang yang dibuat oleh DPR "yang terhormat" bersama pemerintah harus melalui  konsultasi dengan USAID.   Hasilnya kita nikmati sekarang yaitu L I B E R A L I S A S I..................................................
Dikutip dari Wikiepedia: United States Agency for International Development disingkat USAID atau dalam bahasa Indonesia Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika adalah badan independen dari pemerintahan Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas bantuan untuk bidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain didunia dalam mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Misi di Indonesia
Misi USAID di Indonesia dikepalai oleh Direktur Misi (Mission Director) dan Wakil Direktur Misi (Deputy Mission Director).
USAID ada di Indonesia dengan tujuan untuk membantu dalam mempercepat transisi demokrasi Indonesia melalui;
·           Masyarakat sipil dan perkembangan media
·           Penguatan institusi demokratis dan pencegahan dan minimalisasikan kemungkinan konflik
·           USAID juga membantu kebijakan dan penyediaan konsultasi bagi institusi insititusi ekonomi dan bantuan ekonomi lainnya yang mendukung pemulihan, pertumbuhan ekonomi, dan menguatkan kemampuan ekonomi suatu daerah (desentralisasi) di Indonesia.
Dalam mendukung proses desentralisasi daerah di Indonesia, program-program USAID antara lain mendukung perbaikan jasa pelayanan lokal dan perencanaan budgeting pada sektor-sektor penanganan dan pengolahan sumber daya alam dan kesehatan.
Untuk mengurangi ancaman konflik dan krisis di Indonesia yang terkait dengan kekerasan etnis dan agama, USAID menyediakan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi dan korban bencana alam.
Aktivitas USAID juga memprioritaskan sektor kesehatan seperti ketahanan hidup anak, keluarga berencana dan HIV/AIDS. Dalam mengimplemetasikan hal ini USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, Badan Badan Donor lainnya, dan Organisasi Indonesia dan Organisasi Internasional lainnya.

Pada "era reformasi"  mulai dari Presiden Gusdur, Megawati dan SBY justru memperkuat system yang telah mereka ciptakan, sekuler modern, system politik dan demokrasi semakin liberal, korupsi yang sistematis, kapitalis merajalela, Sistem keuangan dan perbankan yang berbasis riba menguasai ekonomi Indonesia, utang Negara akibat system riba semakin menjerat Indonesia.  Itulah sebabnya presiden-presiden yang terpilih tetap merupakan bagian dari mereka karena mereka sudah menciptakan system tersebut. Bahkan diera SBY cengkeramannya semakin kuat, kontrak karya Freeport diperpanjang, blok migas yang baru seperti blok Mahakam mereka kuasai, mayoritas perbankan dikuasai asing, barang-barang impor seperti tidak terbendung sampai hal yang kecil seperti garam, bawang, cabe, buah-buahan dan lain-lainnya sehingga menyebabkan masyarakt Indonesia menjadi masyarakat yang konsumtif.  Di era SBY kebebasan merajalela dan pihak asing (zionis)  ini seperti majikan yang harus dikuti apa kemauannya. Rakyat Indonesia akan semakin susah dan melarat, semakin tertindas, akan tetap miskin karena semua sumber daya alamnya sudah mereka hisap, utang riba semakin melejit (hutang Indonesia saat ini sudah mencapai 3000T lebih), perdagangan dikendalikan, nilai Rupiah terhadap Dollar semakin melemah bahkan akan terus melemah, harga BBM akan terus naik, budaya dan peradaban mereka semakin merusak akidah dan moral Bangsa Indones yang mayoritas muslimia. Inilah yang terjadi di Indonesia saat ini, tidak akan ada seorang pemimpinpun yang akan bisa menghancurkan system ini, yang berani melawan kepentingan mereka, yang berani menentang kepentingan sampai waktunya tiba, Allah SWT sendiri yang akan menghancurkannya.
Banyak pemimpin-pemimpin dunia yang sudah mereka “hilangkan” jika melawan dan menentang kepentingan mereka,  tidak mau tunduk pada mereka dan mengganggu kepentingan mereka.  Sejarah mencatat bagaimana kekaisaran Tsar beserta keluarganya dihancurkan, pemimpin Arab Saudi Raja Faisal “dihilangkan” karena mengorbankan perang jihad melawan Israel (perang Arab-Israel), menolak petrodollar dan mengembargo minyak, dan pemimpin Pakistan Zulfikar Alibhuto di habisi karena menolak Petrodollar dan mendukung embargo minyak, pemimpin Venezuela Hugo Chavez dihabisi karena mencaplok perusahaan minyak mereka dan menarik Venezuela keluar dari IMF.
Dalam PILPRES 2014 saat ini fitnah dan hujatan bertebaran,dalam situasi tertentu pihak barat (zionis) dengan menggunakan intelejennya gampang mengadu domba, memecah belah bangsa, bahkan memecah umat Islam sendiri jika presiden yang akan terpilih tidak menguntung mereka (zionis), dan yang akan menentang kepentingan mereka seperti halnya yang terjadi di Mesir, Ukraina dan Venezuela saat ini. 
Dalam PILPRES 2014  bertarung dua pasang capres dan cawapres, yaitu Joko Widodo dan JK dari koalisi partai PDIP dengan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dari koalisi partai Gerindra.  Prabowo S. yang sudah melekat dengan stigma pelanggar HAM, tidak disukai pihak asing (zionis) dan di dukung mayoritas partai Islam akan sulit memenangi pertarungan tergantung lobi-lobi adiknya Hasym J. kepada pihak asing yang notabene kongsi perusahaan konglo keluarga Roschildt (keturunan Yahudi).  Dia akan memanfaatkan jalur keluarga Roschildt untuk melobi pihak barat (zionis). Sebaliknya Joko Widodo-JK disukai pihak asing (zionis) dan juga didukung oleh pentolan CSIS dan "menariknya" , pasangan ini didukung oleh para jendral purnawirawan loyalis Alm Jendral LB Moerdani yang menjadi musuh masa lalu Prabowo S.  Kekhawatirkan kita jika pasangan ini memenangkan pertarungan, LIBERALISASI akan terus berkembang, menguasai sendi-sendi kehidupan kita, mengancam akidah kita, anak kita dan cucu kita sebagai umat Islam. Di belakangnya berdiri CSIS yang berafiliasi ke Vatikan Roma dan berpusat di AS, dibelakangnya berdiri Islam liberal dan Syiah, yang akan berkembang pesat dengan dalil kebebasan bergama. Inilah yang dimanfaatkan zionisme, dan tidak mungkin Indonesia akan seperti Mesir, Irak dan Suriah.  Namun siapapun capres yang akan memimpin bangsa Indonesia ini di masa yang akan datang, mustahil rasanya Indonesia menuju yang lebih baik dan terlepas dari belenggu kepentingan asing (zionis).  Fakta yang tidak bisa dielakan bahwa kedua pasangan ini beserta orang-orang politik pendukungnya  berlatar belakang pengusaha, kapitalis, pendukung liberalisme dan bisa dipastikan akan bersentuhan dengan kepentingan asing. Satu hal lagi, dalam system ini para CALEG dan CAPRES-CAWAPRES akan menghabiskan uang Miliaran bahkan Triliunan rupiah untuk memperebutkan kekuasaan.  Apakah ini dilandasi dengan ke ikhlasan ?  Apakah ada yang "menjamin" kalau mereka tidak korupsi untuk mengembalikan modal kampanye mereka ? Jangan salah kan juga mereka yang korupsi, namun salahkan system yang telah melahirkan para koruptor........ Sistem Dajjal berkedok pencitraan namun sebenarnya tipu muslihat untuk menipu rakyat...Realitas ini hanya dapat di lihat dengan mata hati kita dan pencitraan itu  hanya kebohongan belaka demi mendapatkan simpati dari mereka yang hanya melihat dengan kedua bola matanya tanpa dilandasi keimanan, tanpa mereka sadari bahwa kita hidup diakhir  zaman .....................

Dalam sebuah Hadist lain dijelaskan ”Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai.” (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh kamu sekalian akan mengikuti sunah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka masuk ke dalam sarang biawak kamu sekalian pun akan mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Beliau menjawab: Lalu siapa lagi selain mereka. (Shahih Muslim ).   Wallahu'alam bish showab.....

         

1 komentar:

  1. Inilah fakta sejarah sebenarnya kerusuhan Mei 1998.... tidak ada maksud untuk mendukung salah satu capres, semoga kita dapat melihat dengan mata hati dan logika yang benar, bahwa ada sesuatu "kekuatan besar "yang tidak terlihat dengan mata kita dan mempunyai kepentingan besar di Indonesia yang terjadi pada peristiwa Mei 1998 dengan tujuan mengendalikan dunia dan Indonesia merupakan bagian dari dunia yang memiliki kepentingan strategis bagi mereka (Zionisme)... bahwa kita sedang menuju ke akhir zaman... bahwa kita sedang menanti huru-hara dan peperangan yang lebih besar dan ini pasti akan terjadi, Al Qur'an dan Hadist sudah memperingatkan kita, Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah akhir zaman ......... amiinnn..

    BalasHapus